Sabtu, 22 Februari 2014

1st Mutia's Hijab Anniversarry

alhamdulillahhirrabbillalamin..
kata-kata itulah yang saat ini terhaturkan.

teman-teman bloggers yang ku sayangi, aku ingin berbagi cerita tentang hijab.
Terkhusus dalam moment anniversarry 1st Mutia's Hijab :')
Tepatnya tanggal 25 Februari 2013 tahun lalu, aku memutuskan untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslimah. Menutupi aurat.
Teman, taukah kalian bahwa tak pernah sedikitpun mampir dibenak ku untuk dapat berjilbab sebelum menikah? bahkan dalam hati dan selalu ku katakan, "nanti" setelah berumah tangga dan memiliki anak barulah aku akan berjilbab..

Ketika itu, aku kecewa melihat teman - teman yang telah memakai jilbab duluan, tapi pada akhirnya jilbab itu dilepaskan begitu saja.
ada juga, teman yang memakai jilbab saat masih duduk dibangku SMA, hanya untuk menutupi kulitnya agar semasa kuliah menjadi lebih putih.
ada juga, teman yang berjilbab tapi pakaiannya super ketat.
atau ada juga, teman yang menggunakan jilbab, tapi kelakuannya "masyaallah"
selalulah alasan-alasan ini yang ku sampaikan, ketika teman mengatakan segerakanlah berjilbab..

Tapi, pemikiran itu berubah karena sebuah mimpi.
teman-teman ku yang telah mendengarkan cerita mimpi ini mengatakan, "subhanallah, dapet hidayah berarti kau mut.."
okeh, tanpa babibu aku akan cerita tentang detail mimpi luar biasa ini. Semoga menjadi inspirasi untuk mensegerakan menjalani kewajiban kita sebagai muslimah yang taat :')


Malam itu, tanpa ada firasat apapun, aku memasuki malam untuk segera beristirahat.
lupa secara pasti kapan tanggalnya, yang ku tahu, mimpi ini terjadi ketika aku baru menduduki kuliah semester 1. Sekitar tanggal 25 - 30 Desember 2010. Yup, menghabisi masa tahun 2010.

Mimpi ini bermulai langsung pada posisi yang mencenangkan, aku tertidur kaku diatas kasur tipis.
kaki dan tangan kaku, dengan bibir kelu bergerak. Saat itu, ramai keluarga melihatku dengan mata sembab dan menangis. Dan tibalah ketika aku merasakan semua terasa semakin kaku menjalar dari ujung kaki hingga ke ujung leher, semua semakin sulit digerakkan.
Oh, walau semua semakin sulit digerakkan, tapi pikiranku semakin merasa berat.
Mengapa berat??
Saya menyesal teman.
Menyesal karena belum memakai jilbab, hingga akhirnya kematian akan segera menghampiri.
Penyesalan ini sangat mendalam merasuki pikiranku. Penyesalan yang sangat disesali, penyesalan juga karena sholat masih belum lengkap dan bolong-bolong.
Saat-saat sakratul maut yang semakin dekat, tangis air mata bercucuran ditubuh yang semakin melemah.
Orang-orang disekelilingku yang menyadari hal ini, segera mungkin mendekat.
Menuntunku untuk segera melapaskan "laillahaillallah muhhammadarrasulullah.."
Terpatah-patah, bibirku mengucapkan kalimat itu.
Kalian tau, semakin mendekati kematian,
semakin kabur pandanganku kepada mereka semua yang melihat.
dan tibalah waktunya,
aku merasakan rohku keluar dari jasad.
isak tangis menjadi diruangan itu, dan ini benar-benar seperti film yang sering ada, aku melihat sendiri badanku yang telah terbujur kaku dikasur itu.
aku terdiam,
menangis.
terisak.
sekali lagi, aku menyesal atas semua kelakuan jelekku selama ini, sedangkan aku akan segera memasuki dunia yang lain.
pergi, aku tidak kuat.
(seperti di film juga) aku pergi ke rumah-rumah atau lokasi orang yang ingin kulihat terakhir kali..
aku bertemu mamaku.
mama yang ku sayang, entah mengapa, mama bisa merasakan kehadiran rohku.
kupeluk tubuh mama, mama pun memelukku dengan isak tangisnya..
"mama rela mut.. dakpapo mama ikhlas.. semoga amalnyo selamo ini diterimo di sisi Allah SWT.."

kalian tau apa yang ku katakan saat dalam pelukan mama?
penyesalan lagi. karna belum berjilbab!
"ma.. mutia nyesel nian ma.. ngapo dak dari dulu mutia bejilbab.. ngapo mutia akhirnyo meninggal ma, ngapo aku bejilbabnyo nak sudah nikah nian ma.. aku nyesel nian ma,, mutia takut masuk nerako ma.."
tangis isakku semakin menjadi - jadi. tangisan ini begitu terasa!
aku sangat sedih.

terus rohku yang bersedih segera berjalan keluar, berjalan ditengah jalanan ramai oleh mobil..
ketika dijalan raya, aku bertemu sepupuku. Uci namanya, dia juga meninggal dan dengan tangisan yang sama..
termenung jasadku memperhatikan jalanan yang ramai, namun lambat laun menghilang.

aku terbangun dari perjalanan mimpi yang panjang itu, air mata benar-benar keluar dari mataku.
astafirullahallazim..
ya Allah, apa benar umurku takkan lama lagi. Aku benar-benar takut semua itu terjadi :(


Hari-hari kuliah selanjutnya mulai kujalani lagi, namun aku tak kunjung juga berjilbab.
Seperti yang kita ketahui iman itu naik dan turun. terkadang setan membuat seakan aku melupakan mimpiku itu.
Mengikuti mentor asistensi Agama Islam di kampus, aku melakukan perbincangan kecil dengan "mbak-mbak" mentor.
ku sampaikan kekecewaanku terhadap saudara muslimah yang jilbabnya tidak sesuai, yang tidak seperti "mbak-mbak" berjilbab lebar.
mereka selalu mengatakan , "itu kan proses dek.. kalo dek mutia kecewa, seharusnyo adek biso menjalani yang lebih baik dari mereka dek" ujar mereka sambil tersenyum.
yaa, dari obrolan kecil itu..
sedikit ada kemajuan, ketika itu aku berharap semoga nanti setelah mendapatkan pekerjaan dengan usia sekitar 23tahun, aku akan menggunakan jilbab.

Hari-hariku sibuk mencari dress pendek selutut untuk pesta, celana pendek untuk jalan - jalan, pakaian ketat untuk hangout bersama teman. Memakai pakaian yang kuinginkan, memperlihatkan paha dan betis yang tidak seberapa. Pokoknya, gaya semau gue.


Kira-kira pertengahan tahun 2011, aku malah semakin geram dengan tingkah para hijabers yang menggunakan baju yang berlengan pendek. Bagaimana mungkin, aku  yang belum berjilbab saja sering menggunakan oblong panjang yang dengan ukuran besar.
Kuperhatikan juga wanita - wanita menor berjilbab berlebihan, masya allah..
Semakin kuperhatikan semua wanita berjilbab dikampus.
Dikantin, musholla, terminal, fakultas, semua tak luput dari pandanganku..
Mataku tertuju takjub melihat mereka - mereka yang telah menggunakan jilbab panjang (syar'i) dan tak mencolok itu. adem melihatnya. Aku juga ingin.
Tapi (lagi), semua cuma kulihat saja, aku tak kunjung memakai jilbab.

Memasuki tahun 2012, pikiranku mengusik.
Mengapa ya, aku belum juga berjilbab, sedangkan mimpi itu sudah dari tahun 2010. Jangan sampai semua mimpiku itu menjadi kenyataan! Aku takut.
Lalu dengan niat berusaha memperbaiki penampilan dengan tidak menggunakan pakaian "berlekuk tubuh", aku mulai membeli baju berlengan panjang..
tapi tidak satupun jilbab yang kubeli.

Hari ke hari, pikiranku tidak tenang.
bagaimana kalau mimpi itu benar-benar terjadi??
apa pada akhirnya aku hanya akan menyesal, sedangkan peringatan sudah datang dari awal.
Lalu, aku menatap iri pada mereka yang telah berjilbab.
ku perhatikan, ku dengarkan obrolan teman-teman "berjilbab lebar", omongan yang bermanfaat, bukan bergosip.
ku perhatikan, ku dengarkan obrolan teman-teman gaya masa kini, astaga, pembicaraannya tak jauh dari pria.
Kemudian pada saat itu, aku menemukan catatan blog seorang teman laki-laki yang menyatakan perasaannya ketika melihat "wanita seksi", yang pada intinya, dia sebagai lelaki bingung menentukan pandangan. Tentu saja mereka senang, tapi tidak bisakah terjaga pandangan mereka dari hal yang menjadi dosa. Lelaki ingin menghormati wanita, namun dilihat juga dari wanita tersebut bagaimana caranya menghormati diri sendiri dengan tidak mengumbar-umbar aurat.
subhanallah..Seketika aku menjadi galau.

Memasuki tahun baru 2013, pikiranku untuk berjilbab semakin kuat. tapi belum ada perbuatan nyata.
Bulan Januari lewat..
Bulan Februari datang..
Setiap selesai pulang kuliah, aku melihat-lihat jilbab mama yang ada dikamar.
 Kuambil, ku coba, kubuka lagi.
malam besoknya, ku ambil lagi jilbab lainnya. Kucoba, lalu kubuka lagi.
Hal ini berlangsung terus- menerus lebih kurang selama 3 minggu.
Aku semakin tak nyaman dengan penampilanku yang tak kunjung berjilbab.
Hingga pada tanggal 22 Februari (Jumat), aku memutuskan akan segera menggunakan jilbab.
Kemudian pada hari Senin, 25 Februari 2013 alhamdulillah akhirnya aku menggunakan jilbab permanenku yang pertama kalinya. dan kabar bahagianya, ternyata adikku Farhana juga menggunakan jilbab permanen pertamanya dihari yang sama! :)

mama ku heran, terkejut, cuma berkomentar " kamu be2 tu lah mantep nian apo nak bejilbab tu.."
malam selasanya, mama memanggilku ke kamarnya.
ditanyakannya lagi "nian apo mut nak bejilbab tu? kalo nak nutupi kelakuan jelek bae lemak dak usahlah dulu.. biarlah belom bejilbab, tapi baju tu yang sopan. bagusi dulu sholatnyo, sholat be masih bolong-bolong.."
hhhah..
aku senyum.
" idak ma, lah mantep nian. Kalo misalnyo sampe tuo sholat aku bolong-bolong berarti aku dak bejilbab-jilbab jugo ma? pdahal kan wajib. Biarlah kato guru aku waktu tu insya allah melok berubah jugo sholatnyo kalo lah bejilbab".. terus, kuceritakan juga mimpiku di tahun 2010 dulu.
mama ku diam, akhirnya beliau mengizinkan :))

hmmmm
teman - temanku sesama muslimah lainnya,
bagaimana menurut kalian?
Alhamdulillah Hari Selasa, tanggal 25 Februari 2014 ini sudah satu tahun penuh aku berjilbab.
Luar biasa. aku yang dulunya mudah kepanasan dan keringetan, malah merasa lebih adem dibalik jilbabku.
Luar biasa. dulu aku yang sangat suka mencemooh dan mengkritik orang, sekarang sudah berkurang.
Luar biasa. rezeki ku semakin bertambah, teman - temanku semakin banyak.
Luar biasa. pemikiranku semakin positif dan berdamai melupakan masa lalu yang kelam.
dan, kalau masalah dulu adalah tidak ada jilbab dan pakaian panjang, kini semua bukan masalah lagi.
Mama semakin rajin membeli jilbab, rezeki yang datangpun cukup untuk membeli jilbab yang kuinginkan.
Pakaian - pakaian selalu saja ada jalannya untuk mampir ke lemari pakaian, mulai dari diskon, obral, gratisan, warisan, dan semua rezeki itu datang silih berganti, ketika aku semakin bersyukur.

ini aku yang telah memantapkan diri berjilbab dan menutup aurat :)

 Aku dan Hana yang Telah Berjilbab

Memantapkan Jilbab 

Aku yang semakin Ceria dan Bersemangat


Tentu saja jilbabku masih biasa.
belum seperti para akhwat-akhwat itu, insya Allah sesegera mungkin menyusul.
Tapi pelajaran yang kudapat teman, jangan pernah menilai orang lain jelek, sedangkan diri kita sendiri belum tentu bisa berbuat demikian.
teringat dulu, aku pernah mencemooh wanita berjilbab dengan lengan gantung, pada kenyataannya aku juga pernah.
teringat dulu, aku pernah mencelah wanita berjilbab yang berpacaran, pada kenyataannya aku juga pernah.
teringat dulu, aku pernah mencelah wanita berbaju ketat, pada kenyataannya akupun masih..
astaga..
sejak itu aku memahami makna jangan menilai jelek orang lain bila kita belum tentu bisa.
aku akan menjadi pribadi yang terus belajar.
aku ingin berguna bagi seluruh orang yang mengenalku, aku ingin dikenang dalam hal yang baik.
hingga nanti cepat atau lambat kematian itu juga pasti akan datang, sudah seharusnya aku menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Terima kasih yang sebesarnya-besarnya ku haturkan kepada Allah SWT, alhamdulillahhirrabbilalamin..
Atas karunianya, atas kesempatannya, atas masa depan yang dipercayakan padaku.
Terima kasih banyak Engkau sang maha Pencipta, semoga hidupku semakin berguna bagi sesama :)


Sekarang, aku belajar lebih menghargai yang lain, tak akan lagi men-judge.
Yang berjilbab lebar ku dekati,
Yang berjilbab belajar ku doakan semakin istiqomah (aku juga)
Yang belum berjilbab ku harap segera dibukakan pintu hatinya.
amin amin ya rabbaalamin :)


salam berbagi saudara - saudara muslimah :')

Selasa, 04 Februari 2014

Spesial untukmu : Dedek Eta Setia Budi Bin Sujadi (Alm)

hei teman, sedang apakah kau disana?
apa kau masih sibuk dengan urusan reportermu atau sedang bercanda gurau ditengah padang masyar menunggu.
hei teman,
malam ini entah kenapa aku melihat facebookmu,
begitu banyak ucapan doa membanjiri dinding membawa nama mu.

Ketika malam ini, saatku hendak menyempurnakan rancangan proposal gebyar ultah 21tahun LPMGS.
Raut wajahmu menghampiri lagi.
hei engkau yang dahulu memimpin kami atas kegiatan ini juga.
engkau yang dulu bukan apa - apa, tapi semangatmu lebih dari biasa.

lelaki yang sebelumnya tidak pernah ku kenal, tp kita bertemu ditempat itu.
kotak segi empat kebanggaan kita yang disebut sekret.
kau tidak pernah memanggilku dengan sebutan kakak, walau secara angkatan aku menjadi lebih tua.

hei teman, teringat sekali dengan jelas saat - saat dimana kau menegurku karena sering terlambat.
karena aku sering tak dapat bus, padahal rumahku dekat dengan terminal.
ternyata engkau hampir tak pernah telat, kau berangkat disaat aku baru bergegas untuk mandi.
dan akhirnya, aku mengunjungi rumahmu disaat kau telah pergi.

Begitu terasa kehilanganmu, ketika tidak ada teman berebut bus dipagi hari, teman ketika kepulangan sudah menuju sore hari.
tidak. tidak ada lagi.
masih teringat jelas ketika saat itu kita bersepuluh menikmati perjuangan menghadapi macet.
mulai dari jalan kaki hingga berkilometer, menumpang mobil pick up, naik truk sapi, dan terakhir tawar - menawar angkot menuju kampus bukit.
semua menyenangkan teman, itu karena kita semua bersama.

masih teringat jelas, ketika itu saat menjelang pjtd..
kita bersama - sama menyelesaikan perlengkapan.
hingga malam, bahkan sampai ban motormu pecah.
dan akhirnya kelaparan ketika menuju ke rumahku.

kau reporter, kameramen, layouter, ilustrator, bahkan redaktur.
semua kau jalani teman..
hei temanku,
entah apa kata yang pantas aku sandingkan sebagai penghormatan atas mu.
kau mengajak dan menginspirasiku.
kau tahu, betapa langka nya menemukan sosok sepertimu.
yang kepedean, jarang tersinggung, dan apa adanya.
kau selalu dapat diandalkan dan itu sudah lebih dari tampan.

hari itu, hari ketika terakhir kalinya kami mengantarkan kepergianmu.
kulihat sejumlah wanita - wanita cantik yang "biasanya" takut panas, kini rela berpanas.
kulihat sejumlah lelaki yang "biasanya" naik mobil dan motor, kini rela jalan kaki.
kulihat sejumlah bapak - bapak yang "biasanya" bekerja, kini menghiraukan pekerjaannya.
dan sejumlah ibu - ibu yang "biasanya"  tidur siang, kini berkumpul.
semuanya jadi satu ketika mengantarkan kepergianmu teman.
kulihat juga sosok yang kau sayangi dengan badan lemah mengantarkanmu teman.
isak dan tangis menyatu.
mendoakan detik - detik terakhir melepaskanmu.

hei temanku, sampai sekarang pun aku masih tak percaya.
tapi kuasa Allah SWT siapa yang menyangka?
teman..
ajaranmu untuk menulis, kini mulai kupelajari lebih dalam, kulatih lebih sering..
dan,
tulisan ini spesial untukmu,
temanku yang baik hatinya.
Alm. Dedek Eta Setia Budi Bin Sujadi..

Jumat, 24 Januari 2014

Darah itu Mengalir (nasionalisme)

papaku, Ir. H. A. Lagan, MM ..

Saat itu, ketika umurku masih 5 tahun. Aku dan adikku Hana menyiapkan baju bewarna merah dengan gambar banteng bermoncong putih, tentunya dengan ukuran yang pas ditubuh kecil kami. Kami menyiapkan diri, mencoba untuk tampil serba merah. 
"kita akan ikut kampanye ibu mega" kata mama ku.

Lalu, kami bergegas untuk naik mobil kijang lama yang bewarna merah juga.
kalian mungkin berpikir, kenapa semuanya serba merah?
ya, kami sekeluarga cinta warna merah. Merah melambangkan semangat kata papaku.

Perjalanan cukup jauh, aku dan hana tertidur pulas hingga akhirnya sampai ke tempat tujuan. Waw, aku yang kecil ini mungkin bisa hilang jika tersesat pada ribuan manusia - manusia dengan baju moncong putihnya. Ada yang membawa bendera, ikat kepala, atau bahkan replika kepala banteng. Ramai.

Kemudian, satu yang membuatku takjub. Suara wanita yang dengan semangat berkobar bercerita, oh iya kalau sekarang aku baru sadar bahwa itu adalah kampanye. Semua yang menyaksikan dan mendengar berseru, "merdeka!!" dengan tangan kanan mengepal keatas langit.
Papa dengan antusiasnya berkata, "nak jingok ibu Mega dak mut?" , tapi itu pertanyaan basa-basi. Karena tanpa ku anggukkan kepala, papa tetap juga mengangkat tubuhku pada bahunya, agar aku melihat "ibu Mega" yang dimaksud. Kemudian pikiran polosku menangkap sesosok wanita yang berbicara diatas panggung dengan lantang dan tegas. Namun tidak ku pikirkan siapa dia, sekali lagi karena aku masih polos.

**

"mut, itu tadi yang nganter supir kau yo? aku jugo dianter supir. Papa kau DPR yo? mama aku jugo DPR nah, DPR apo papa kau"
Saat itu, kelas 1 SMP aku dihujani pertanyaan oleh seorang teman yang tak pernah ngobrol denganku sebelumnya. Aku ingat sampai sekarang. Temanku itu jadi baik kepada ku karna dia tahu aku anak DPR, bahkan dia pun bertanya-tanya tentang gaji papaku. Aku bingung menjawabnya, karena aku memang tidak tahu! untuk apa kutanyakan itu, tidak penting rasanya. Aku bilang tidak tahu. Kemudian  lagi lagi temanku ini pamer dengan anting - anting dari mamanya yang beli di luar negeri, Singapura. 
Oh, ini membosankan sekali. Jadi dia berteman denganku cuma karena jabatan papa? ah, cepat-cepat kutinggalkan dia dengan berbagai alasan. Sejak itu aku selalu menjaga jarak agar tidak ngobrol terlalu lama dengan temanku itu, karena obrolannya selalu mengarah ke  uang, luar negeri, dan kemewahan.

Kusampaikan rasa kecewa itu pada nenekku (almarhum).
Pesan beliau, "nyari kawan tu dak boleh milih-milih. Jangan gara-gara wong tuonyo kayo, jadi bekawan. Lemaklah kito belajar susah mut, daripada belajar hidup kayo karna kalo hidup kayo tu mudah karna lemak tinggal ongkang kaki, tapi kalo dak belajar susah pacak tekejut gek kalo roda hidup beputer kebawah. tapi bukan berarti nyuruh jadi wong susah.."


Aku mau teman yang berteman karena aku, bukan karena orang tuaku. Aku mau jadi Mutia yang sederhana dan rendah hati yang dicintai teman-temannya.
sejak itu, aku takut ada yang tau pekerjaan papaku..


**

Setiap hari papa menonton berita tvri, TPI, Metro TV. Lalu langganan koran Sripo, Kompas, dan Palpos. Kemudian berita - berita dikoran sering menampilkan wajah papa, lalu pernah waktu itu masuk ke salah satu tv nasional RCTI disekmen berita, papa pun ikut andil dalam proyek fly over patal palembang yang sampai sekarang di nikmati bersama warga Palembang. Papa juga pernah mencalonkan diri menjadi Wakil Wali kota berdampingan dengan Ir. Sarimuda. Masa - masa itu papa begitu sibuk rapat, keluar kota, dan tidak ada waktu bersamaku.

Waktu siang itu, kulihat nenek ngobrol dengan papa diselangi air mata..
"gan, aku takot nian.. di TV tu mama jingok banyaaak nian wong yang korupsi. Apolagi DPR, jangan nian yo gan kau korupsi. Mama dak ridho.. ingetkelah.."
Papaku ikut meneteskan air matanya, "io mama tu pecayo bae ..""

aku yang menyaksikan itu sedikit luluh. Bagaimana tidak, setiap aku mendengarkan seorang guru agama di SMP dulu, selalu disebutkannya anggota DPR itu suka korupsi. Apalagi yang bertubuh gendut, jujur aku selalu tersinggung, karena papaku juga termasuk orang bertubuh gendut. Bahkan aku sempat berpikiran negatif pada papaku sendiri. Tapi tidak, setelah hari itu. Ketika kusaksikan langsung bagaimana papaku meyakinkan nenek, ketika papaku mengatakan memang banyak yang korupsi tapi tidak semua anggota DPR seperti itu. Sejak hari itu, siapapun yang mengatakan DPR pasti korupsi, aku selalu berkata dalam hati "itu orang lain, tapi bukan papaku"

**

Masa jabatan 5 tahun beliau selesai.
Dengan basik ilmu teknik sipil, papa ku kembali lagi pada pekerjaannya dahulu yakni seorang kontraktor. Pergi ke wilayah pembangunan yang berada di pelosok. Namun pekerjaan ini tidak lagi disukainya.  Di sela-sela makan bersama, papa ku bercerita tentang kekesalannya terhadap kecurangan bawahannya, para tukang bangunan. Tukang - tukang usil itu suka menyimpan bahan dan dijual lagi, tukang bangunan usil itu juga mencampurkan bahan dengan kualitas rendah. Belum lagi hujan yang menyebabkan pekerjaannya tak kunjung selesai.

Lalu kulihat, 
Setiap pagi papaku selalu menonton acara Metro tv, kadang ikut berkomentar. Ini benar - benar papaku. Kemudian hari-hari beliau disibukkan dengan menonton berita dan bersih-bersih halaman. 

**

Semangat nasionalisme papaku mulai bangkit kembali. Ia berniat mencalonkan diri lagi untuk posisi DPRD Provinsi. Sudah banyak sekali mantan anak buahnya yang ke rumah untuk mendukung papa. Walaupun untuk mencalonkan diri butuh modal dana yang cukup besar, papa ku berniat untuk dapat menjadi anggota DPR lagi. Bila ada kemauan, pasti akan ada jalannya, itu kata papa.

Baleho, kalender, kartu nama, dan stiker dibuat seadanya. Tidak dalam jumlah yang banyak, satu lagi itu karena uang kami yang pas-pasan. Tim - tim dari keluarga mulai dibentuk, kolega - kolega lama kembali dikumpulkan. 

Pernah, suatu ketika papa bercerita tentang orang yang memintanya uang dengan jumlah puluhan juta, untuk menjadi tim suksesnya. Papa cuma mengatakan, "aku dak makso kau jadi tim sukses, aku perlu bantuan yang ikhlas. Aku idak punyo banyak duet, karno aku bukan nak beli jabatan. wong yang galak ngasih banyak tu cuma sekali ngasih, kagek bakal lupo. Kalo aku idak, aku bakal catet namo samo alamat kau, dak bakal aku lupo kalo sudah jadi."

Hari - hari menjelang pemilu Rabu, 9 April 2014 semakin dekat.
Setiap pagi papa mencatat daftar nama-nama pendukungnya, menghadapi tamu - tamu yang ingin berkenalan dengannya. Setiap siang papa hilir mudik menjumpai orang - orang di kecamatan Ilir barat I, ilir barat II, Sebrang ulu I, Sebrang ulu II, kertapati, plaju, dan gandus. Setiap malam datang tamu yang berdatangan mengajukan diri untuk ikut mendukung. Setiap yang akan mendukung, semuanya dicatat papa dengan tangannya sendiri. Kulihat juga sholat papa semakin membaik, tak ada lagi penundaan waktu ketika azan berkumandang. Bahkan kulihat buku tuntunan sholat hajad sudah berada dikamarnya. Subhanallah.. begitu gigihnya papaku demi mencapai cita-citanya. 

Disela - sela banyaknya baleho yang semakin membanjiri kota ini dan banyak orang yang mensenjatakan uang dalam strategi mencapai jabatannya. 
Papaku, punya strategi tersendiri. yaitu Pendekatan.

Mungkin kalian pasti berpikir bahwa catatan itu termasuk salah satu cara berkampanye.
iya, aku tidak memungkiri hal itu. 
aku hanya ingin kalian juga mengenal papaku, papa yang ku banggakan. Papa yang membuatku bersemangat berprestasi agar namaku bisa ikut terkenal tanpa membawa namanya. Papa yang visioner dalam ide - ide terbaiknya untuk kota ini. Yang nantinya dapat menjadi wakil rakyat yang merakyat untuk kota ini, untuk Indonesia. Nomor 4 dari partai 4 PDI-Perjuangan

Semua ceritaku ini belum lengkap, bila ku ceritakan semua tentang papaku. Ini hanya garisbesarnya, karena aku sering menangis jika menceritakan ini. Jiwa nasionalisme itu turun dari kakek dan papaku :')
 Jika kalian ingin kenal dan ikut membantu papaku dalam pemilihan ini, datang saja kerumah karena kami akan menyambut kedatangan kalian. 


Papaku,
Ir. H. A.Lagan, MM fighting!!!!


Kamis, 23 Januari 2014

Jangan Kuliah kalau Ga Sukses!

tik tok tik tok..
jam berbentuk jangkar kapal itu terus bersuara, ditengah heningnya malam.
pukul 23:45 WIB, aku masih terjaga menikmati tampilan dari layar 10 inchi.
Pikiranku melayang dan termenung, teringat kembali kata - kata mama yang mengatakan "judul skripsi yang mudah bae biar cepet lulus .."
lagi ku termenung, berpikir.
Sudah banyak sekali teman-temanku diluar sana yang lulus cepat, tapi hingga kini masih menjadi pengacara (red : pengangguran banyak acara) padahal nilai akademisnya saat kuliah terbilang bagus.
lalu mengapa banyak sekali yang mengidolakan cepat lulus, tapi tidak tahu mau apa dan bagaimana sesudah melepas masa kuliah.
Pikiranku pun teringat lagi pada buku yang ku baca beberapa hari yang lalu, terdapat cerita dibalik kesuksesan seorang internet marketing terbaik Indonesia.
Dahulunya sempat dicaci maki, di hina, tidak dianggap, dan lainnya, namun kini telah mendunia dengan keahlian internetnya.
kemudian pikiranku kembali mengingat cerita kere seorang motivator sukses!
dari kere menjadi keren, itu kata penulisnya.
serta banyak lagi cerita  kesuksesan orang - orang dunia yang kuketahui dari buku motivasi yang sempat kubaca,
waw, pikirku.
Memiliki sebuah kesuksesan itu ternyata bukan hanya dari bidang akademis :)
Banyak faktor lainnya!
sebagaimana kuat komitmen kesuksesan,
sebagaimana kuat mental untuk terjatuh dan bangkit lagi,
sebagaimana kuat menjaga semangat agar tidak pudar,
dan sebagaimana banyak belajar dari kegagalan.

semua hal "sepele" (karena tidak pernah dinilai dalam akademis) tersebut diatas menjadi faktor kesuksesan yang kalau ku perkirakan sekitar hampir 75%. Lalu bagaimana dengan hanya nilai akademis?
hmmm hmmm

Ketika suatu hari kutanyakan kepada temanku, "kenapa ingin cepat lulus?"
"ya mau kerjalah!" jawabnya dengan sedikit menganggap remeh pertanyaanku, mungkin bodoh kali pikirnya.

semakin malam, pikiranku semakin diingatkan dengan motivasi - motivasi singkat yang sering melintas di kepala..
Lebih baik sedikit, tapi jadi bos daripada banyak jadi suruhan
 bukankah ALLAH swt mengatakan bahwa setiap manusia adalah khalifah? pemimpin.
pemimpin yang dapat mengatur sesuatu agar tercapai tujuannya. Lantas, bagaimana pikiran kalian teman? Apa kita hanya akan memimpikan dapat gaji yang besar (sebenarnya tidak terlalu) dan bekerja di perusahaan asing?
Itu sama saja dijajah di negeri sendiri! sadarlah, Indonesia ini begitu kaya. Begitu banyak ALLAH swt menebarkan rezeki - rezekinya untuk kita. Tinggal kita tangkap, atau pura-pura tidak tahu dan mencapai yang aman saja?
teman, terkadang aku memikirkan,
bagaimana bisa sifat-sifat apatis itu malah timbul dan merusak tatanan sosial yang seharusnya mulai diambil ahli para pemuda seperti kita?
tak inginkah kalian , tanah air ini makmur berdiri tanpa hutang dan tak ada lagi kelaparan?

bagaimana??
Berjuta pertanyaan timbul lagi dibenakku, atau mungkin juga benakmu?
temanku, aku tidak pernah meminta kalian menunda skripsi.
aku juga tidak pernah menyudutkan bagaimana kalian dan bagaimana aku selanjutnya.
Setiap hari selalu menjadi pemikiran tiba-tiba yang kadang tak timbul lagi.
cuma manfaat waktu kita ini.

tik tok tik tok..
asa ku semakin melemah, mata sudah semakin redup dengan mulut yang tak hentinya menguap.
atas semua ini, semoga kita lebih baik.



nantikan tulisan lainnya ya,  mau aktif lagi :D

Sabtu, 18 Januari 2014

Puisi - Penyelam Terbaik

puisi ini dulu kutulis di catatan facebook,
tanggal 8 Mei 2012,
sumber inspirasinya kudapat dari Ardhi Wiranatha Tarigan ^^




ketika cinta datang  disisi tergelapku
aku hanya tersenyum merasakan kehadirannya
mencoba menggapai apa yang ku ingin
harap - harapan yang tak mungkin mati

belajar hati, siapa yang pandai?
aku ingin mengerti bagaimana mempercayai lagi
aku merasa sulit untuk merasakan hati

ketenggelaman ini terasa semakin dalam
mungkinkah aku akan tenggelam
lalu hilang ditengah lautan cinta?

kau mencariku lagi, walau tak pernah ku minta
aku hanya tak ingin membahayakan ketenanganmu
bukankah engkau akan menghabiskan banyak oksigen
atau  mungkin engkau akan ikut terhanyut bersamaku

tetapi engkau mengajari ku untuk berenang dengan perlahan
dengan sabarmu meyakinkan harapan
lalu kupercayakan kaki tanganku ikut mengikuti gerakmu
dan sekarang..
ikan - ikan tersenyum melihat kita

tentang ILMU KELAUTAN-ku

catatan facebook ini dulu ku tulis pada tanggal 13 Mei 2011 pukul 23 : 17

^^

Note ini berceritakan sekilas ttg aku dan ilmu kelautan :)
Sudah lama terbesit keinginan untuk menulis note ini, mungkin baru sekarang la ada waktunya,. Yaa jadi mahasiswa ternyata sibuk ya. Apalagi semester 1 dan 2 ini -__-


Awal mula cerita ini, aku bercerita bagaimana mulanya aku bisa memilih jurusan ilmu kelautan, yang notabenenya banyak orang-orang yang tidak mengetahuinya..
Sebenarnya, seperti anak-anak kecil yang lain, seorang mutia kecil pun juga bercita-cita ingin menjadi seorang dokter., mengapa dokter??
Karena di mata ku, dokter itu sangat baik dan mulia pekerjaannya. Aku pun suka bila melihat orang dapat bahagia dengan apa yg telah kulakukan. Dokter itu sosok yang  lembut, dan ada seorang dokter wanita yang waktu itu pernah ku temui, buat aku sungguh terkesan dengan caranya menangani pasien.. namun, ternyata tak semua dokter itu mengesankan. Aku pun pernah bertemu dengan seorang dokter yang juteknya mintak ampunn -.-“
Nggak pantes amat tuh dokter melayani pasien, kayak preman. Bagaimana bisa buat pasien betah, kalau di jutek’in oleh dokter yg sperti itu.. ckckkc

Lambat laun..
Pikiranku untuk menjadi seorang dokter menghilang.. karena ku pikir, aku tak berbakat menjadi seorang dokter. Yang harus ku akui, yaitu sifat fatal bila menjadi seorang dokter..
AKU CEROBOH. Namun ku akui juga, mungkin otakku yang cepat lupa ini takkan sanggup membaca beratus-ratus halaman buku yang harus dipahami secara mendetail diluar kepala.. biarlah saja orang yg lebih pantas dan mampu dalam otaknya pikirku.
Lalu ketertarikanku timbul pada bidang kimia.
Pelajaran yang kudapat mulai dari SMP ini, ternyata cukup menyenangkan. Rasanya aku cepat sekali memahami pelajaran-pelajaran kimia. Aku pun bertanya kepada orang-orang, kira-kira pekerjaan apa yg cocok untuk orang yang suka pelajaran kimia? Kebanyakkan berpendapat FARMASI..
Farmasi merupakan bidang ilmu kimia yang lebih mengarah pada obat-obatan.
Hmmmm obat-obatan? Sepertinya aku lumayan berminat pada jurusan farmasi ini,, aku pun mantap untuk melanjutkan kuliah pada jurusan farmasi..

Akhirnya tibalah pada saatnya, kelas 3 SMA. Saat-saat pemilihan jurusan.
Mulai dari psikotest, test IQ, dll dilaksanakan oleh bimbel untuk menguatkan keinginan..
Buku penjelasan mengenai diskripsi jurusan-jurusan serta letaknya pun juga ada..
Namun, satu hal yg dipertegas mama ku, “kuliahnyo di plembang ini  lah be, dak usah diluar apo lagi nak ngekos-ngekos tuh..”
Berarti, pilihan termutlak ku bila ingin kuliah yaitu  di Universitas Sriwijaya,. Padahal aku berniat untuk memilih jurusan farmasi, atau kehutanan yang ternyata semua tak ada di Unsri.
Ku buka berkali-kali buku pedoman itu, hmmm seperti nya aku minat pada jurusan SKM,.
Aku membicarakan keinginan ku untuk memilih SKM, papa lgsung mematahkan semangatku. Katanya “ dak usahlah. Banyak penganggurannyo lulusan SKM, nanggung jurusannyo tu,..”
Setengah putus asa, aku bolak-balik buku pedoman itu.
Ku tinggalkan buku pedoman itu, pikiranku mulai bergeser pada tempat kuliah lain.
Dari teman, aku dapat info ttg Dinas Perhubungan. Sepertinya menarik, pikirku. Apalagi katanya masih ada ikatan dinas, dimana setiap lulusan pasti langsung dapat bekerja,.
Kuceritakan lagi dengan papa..
Papa “ gek papa cari tau ttg dishub, perasaan dak lagi ikatan dinas..”

Yaa.
Ternyata dishub dak lagi ikatan dinas, pengangguran lulusan pun masig banyak.
Antara main-main dan serius, ku baca lagi buku pedoman dari bimbelku..

Aku terbaca, ILMU KELAUTAN.
Hah? Ado ye? Aku baco lg deskripsi lengkapnyo..
Kemampuan menunjang biologi, mempelajari ttg makhluk2 laut, biota, terumbu karang, dll. Asik nih jurusan! Pasti seru belajar hal-hal seperti itu,pikirku. Namun pikiranku terpaku, melihat persengrade (PG) yg hrus dicapai untuk jurusan itu ternyata sangat rendah. Hanya 19%..
Entahlah, pikiran primitive, bahwa yang persengradenya kecil, pasti jurusan yang tidak terlalu bagus.. apalagi aku seorang wanita, bagaimana bisa seorang wanita bekerja dilaut?!

Lagi, dan lagi, aku bertanya pada papa ku.
Respon papa ternyata diluar dugaanku, papa sangat mendukung!
Dengan menggebu-gebu papa bercerita pendapatnya “bagus! masih jarang ditemuke lulusan ilmu kelautan. Apolagi Indonesia ni 70% nyo laut! Sayang nian kalo dak bener2 dimanfaatke. Kalo pengelolaan laut kito ni optimal, pacak tebayar galo mut utang-utang Negara kito ni. Laut Indonesia tu terluas didunia.! Bagus itu, baguss..”

Aku “ tapi pa, persengrade nyo ni paling rendah..”
Papa “dakpapo! Wong tu belum bae tau. Gek jngok lah pas kau lulus agek wong mulai jingok bahan yang dilaut. Dari ikan-ikan, sampe yang laen jugo. Cak papa dulu wong ngatoi jurusan yg papa pilih (Teknik Sipil), katonyo untuk apo nak kuliah kalo cm jadi tukang bangunan. Tapi papa samo kawan2 pecayo, bakal banyak gek pembangunan yg ado. Untuk apo kuliah, klo cm nak jadi tukang bangunan..dan kenyataannyo skrg banyakkan yg nak jadi Teknik Sipil..”

Aku pun cerito samo kakek,.
Kakek ternyato pikirannyo sm cak papa.. emang nian wong  b2 itu pemikirannyo sip nian, tempat inspirasi aku  :))
Tapi mama agak kurang setuju, “jadi guru bae mut,.. cak mama..dak usah saro2 igo gawe tu awak betino”..
Wah, jadi guru tidak masuk kedalam hitungan saya maa.. jadi tujuanku kuat memilih ILMU KELAUTAN   :D

Hampir setahun sudah aku nenimbah ilmu di jurusan ini, dengan orang2 yg mnyenangkan semua, buat kuliah menyenangkan ^_^
Walau agak sdikit terkejut melihat MK yg ada. Masih ada FISIKA! Ckckkc
Praktikum pun hrus diketik dg mesin tik. Ribet amat pikirku awalnya, namun sekarang sudah terbiasa kok :D


Namun, aku terkadang heran dengan orang-orang yang masih saja meremehkan jurusan ku ini.
Kebanyakkan ku dengar kata-kata mereka seperti ini:
1. “behh nak jadi pelaut e caknyo”
2. “nak jadi popaye apo?”
3. “lulusan kelautan nak begawe dimano?”
4. “kito ni ado sungai musi, katek laot”
5. “ohhh.. ilmu kelautan tu yg persengradenyo paling bawah kan?”
dll dan tentunya dengan nada menyindir.

Maaf ya, pikiran kalian primitive sekali.
Kesuksesan seseorang tak ada yg tahu.
Belum tentu kalian sukses, jangan menilai sesuatu dari sudut pandang kalian bae.
Tapi insyaALLAH, karena DUNIA dan INDONESIA 70%nya adalah LAUTAN, dan hanya 30% DARATAN,
semoga lulusan jurusan ini mendapatkan lowongan kerja yang lebih banyak..

AMINNN, amiiiiiin YA RABBALALAMIN.. :))

Ambillah Waktu!

Ambilah waktu untuk berpikir
itu adalah sumbu kekuatan.

ambilah waktu untuk bermain
itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi

ambilah waktu untuk membaca
itu adalah sumbu kebijaksanaan

ambilah waktu untuk berdoa
itu adalah kekuatan besar di muka bumi

ambilah waktu untuk mencintai dan dicintai
itu adalah hak istimewa dari Tuhan

ambilah waktu untuk bersahabat
itu adalah jalan menuju kebahagiaan

ambilah waktu untuk tertawa 
itu adalah musik yang menggetarkan jiwa

ambilah waktu untuk memberi
itu adalah hari yang singkat untuk kepentingan diri sendiri

ambilah waktu untuk bekerja 
itu adalah nilai keberhasilan

ambilah waktu untuk beramal
itu adalah kunci menuju surga

(Dasril Munir)