Senin, 28 Desember 2015

REGULASI EKSPRESI GENETIKA

MAKALAH BIOLOGI UMUM
REGULASI EKSPRESI GENETIKA


Dibuat sebagai syarat untuk memenuhi nilai mid semester mata kuliah Biologi Umum semester I program studi Ilmu Kelautan 2010
Anggota kelompok :
·       .
·       .
·       .
·       .
·       .
·       .

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
2010


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan anugerah-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah Biologi Umum ini yang berjudul Regulasi Genetika. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Biologi Umum kami karena dengan pengarahan dari beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah Biologi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas, dan juga merupakan salah satu syarat untuk memenuhi criteria nilai yang telah ditentukan.

Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan beberapa kesalahan yang tidak disengaja, namun dalam hal ini kami telah mengerahkan usaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini dengan cermat. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.

Demikianlah kata pengantar yang dapat disampaikan oleh penulis, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.


                                                                        Inderalaya, 08 November 2010


                                                                                       Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kita tahu bahwa setiap sel memiliki satu paket utuh DNA yang merupakan resep genetik, pada manusia paket DNA ini berupa 23 pasang kromosom. Semua resep genetik manusia ada di situ, mulai dari resep membuat rambut, otak, mata, enzim amilase di air liur, membuat jantung, paru-paru hingga sel-sel kuku jempol kaki semuanya ada. DNA dalam setiap sel tubuh identik, DNA yang dianalisa dari alis bulu mata seseorang akan persis sama dengan DNA yang diambil dari darahnya, dan ini sama dengan DNA pada sel zygote-nya ketika telur sang ibu berhasil dibuahi sperma sang ayah.
Yang ajaib, kok bisa sel tunggal (zygote) membelah dan tumbuh menjadi makhluk multisel kompleks tanpa ada yang salah atau tertukar posisinya? Untunglah mata kita tumbuh di rongga mata pada tengkorak kepala, bagaimana kalau tumbuh di kaki?
Di sinilah letak keagungan Sang Khaliq. Meskipun resep genetik (DNA) di dalam setiap sel sama/identik (dengan beberapa pengecualian tentunya), tapi tidak semua bagian resep itu dibaca dan diterjemahkan secara serabutan. Setiap sel hanya membaca bagian tertentu resep yang menjadi miliknya saja secara selektif, dan setiap sel tahu kapan resep tersebut digunakan dan berapa banyak protein yang harus dibuat dari resep tersebut. Ada mekanisme ON dan OFF di sini.
Begitu pula ketika sel tunggal zygote berkembang menjadi organisme multiseluler kompleks yang tersusun atas triliunan sel dengan variasi yang berbeda, mekanisme kerja mesin genetik dalam sel-sel kita pastilah melibatkan proses yang memiliki regulasi yang rumit. Jenis gen apa saja yang ON pada waktu-waktu tertentu harus dikontrol secara presisi, begitu pula dengan jumlah protein yang dihasilkan masing-masing sel. Ini bisa terlihat dalam tahapan perkembangan janin dalam rahim ibu, dimana bagian kepala akan berkembang lebih dulu ketimbang bagian kaki. Pada bayi yang baru lahir, sel-sel otaknya akan tumbuh jauh lebih cepat dibanding sel-sel lain, akan tetapi pada usia tertentu pertumbuhan sel otak terhenti dan justru bagian tubuh lain yang lebih berkembang.
Inilah yang disebut sebagai regulasi dan ekspresi genetik. Sebelum membaca lebih jauh, ada baiknya melihat dulu artikel-artikel berikut yang berkaitan dengan ekspresi genetik.

1.2  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan kepada pembaca khususnya mahasiswa tentang apa itu regulasi genetika dan bagaimana proses terjadinya regulasi genetika.


BAB II
REGULASI GENETIKA

Era penemuan materi genetik telah dibuka oleh F Miescher dengan menggunakan mikroskop sederhana, dia telah menetapkan bahwa bahan aktif yang ada di dalam nukleus disebut sebagai nuclein. Peneliti ini belum bisa menetapkan apakah nuclein ini kromosom ataukah DNA. Kromosom ditemukan pada awal abad ke 19 merupakan struktur seperti benang pada nukleus sel eukariot yang nampak pada saat sel mulai membelah. Kromosom berjumlah diploid pada setiap selnya, dan pada autosomal maupun seks kromosom membawa gen-gen yang berpasangan, kecuali pada kromosom-Y.


Gambar 1. Diagram skematik kromosom, gene dan struktur heliks DNA


Gena adalah unit heriditas suatu organisme hidup. Gen ini dikode dalam material genetik organisme, yang kita kenal sebagai molekul DNA, atau RNA pada beberapa virus, dan ekspresinya dipengaruhi oleh lingkungan internal atau eksternal seperti perkembangan fisik atau perilaku dari organisme itu.
Gena tersusun atas daerah urutan basa nukleotida baik yang mengkode suatu informasi genetik (coding-gene region as exon) dan juga daerah yang tidak mengkode informasi genetik (non-coding-gene region as intron ), hal ini penting untuk pembentukan suatu protein yang fungsinya diperlukan di tingkat sel, jaringan, organ atau organisme secara keseluruhan. Molekul DNA membawa informasi hereditas dari sel dan komponen protein (molekul-molekul histon) dari kromosom mempunyai fungsi penting dalam pengemasan dan pengontrolan molekul DNA yang sangat panjang sehingga dapat muat didalam nucleus dan mudah diakses ketika dibutuhkan. Selama reproduksi, Jumlah kromosom yang haploid dan material genetik DNA hanya separoh dari masing-masing parental, dan disebut sebagai genom.

2.2 Struktur DNA
Pada tahun 1953, James Watson and Francis Crick telah membuka wawasan baru tentang penemuan model struktur DNA. Publikasi dari model double heliks DNA ini disusun berdasarkan penemuan:
1. Penemuan struktur asam nukleat dari Pauling & Corey
2. Pola difraksi DNA (Single-crystal X-ray analysis) dari Wilkins &
Franklin
3. Pola perbandingan jumlah A-T, G-C (1:1) dari Chargaff atau dikenal
sebagai Hukum Ekivalen Chargaff:
· Jumlah purin sama dengan pirimidin
· Banyaknya adenin sama dengan timin, juga jumlah glisin sama dengan sitosin.
DNA terbentuk dari empat tipe nukleotida, yang berikatan secara kovalen membentuk rantai polinukleotida (rantai DNA atau benang DNA) dengan tulang punggung gula-fosfat tempat melekatnya basa-basa. Dua rantai polinukleotida saling berikatan melalui ikatan hydrogen antara basa-basa nitrogen dari rantai yang berbeda. Semua basa berada di dalam double helix dan tulangpunggung gula-fosfat berada di bagian luar. Purin selalu berpasangan dengan pirimidin (A-T, G-C). Perpasangan secara komplemen tersebut memungkinkan pasangan basa dikemas dengan susunan yang paling sesuai. Hal ini bisa terjadi bila kedua rantai polinukleotida tersusun secara antiparalel.

Gambar2. Struktur basa pirimidine (Cytosine, Thimine, Urasil), purine (Adenine, Guanine), Gula pentosa, ribonucleic acid, dan deoxyribonucleic acid.


Gambar 3. Pembentukan secara skematik struktur dsDNA dari gula fosfat sebagai ‘backbone‛ dan basa nukleotida (A). Dua ikatan hidrogen dari AT dan 3 ikatan hidrogen untuk GC (B).


Untuk memaksimumkan pengemasan pasangan basa tersebut, kedua tulang punggung gula-fosfat tersebut berpilin membentuk double heliks, dengan satu putaran komplementer setiap 10 pasang basa. Polaritas dari rantai DNA ditunjukkan dengan sebutan ujung 5‛ dan ujung 3‛. Arah pembacaan basa nukleotida dari ujung-5‛ menuju ujung-3‛.

Gambar 4. Bentuk skematik double-helix DNA

Jarak antara nukleotida satu dengan berkutnya adalah 3.4 nm. Ujung 3‛ membawa gugus –OH bebas pada posisi 3‛ dari cincin gula, dan ujung 5‛ membawa gugus fosfat bebas pada posisi 5‛ dari cincin gula. DNA dobel heliks dapat dikopi secara persis karena masing-masinguntai mengandung sekuen nukleotida yang persis berkomplemen dengan sekuen untai pasangannya.
Masing-masing untai dapat berperan sebagai cetakan untuk sintesis dari untai komplemen baru yang identik dengan pasangan awalnya.






Gambar 4. Jarak antara basa nukleotida dan lekukan minor dan major dari molekul dsDNA
Gambar 4. Proses replikasi sederhana molekul DNA.



2.3 Sintesis Protein
Proses sintesis protein terbagi atas transkripsi dan translasi. Seperti kita ketahui DNA sebagai media untuk proses transkripsi suatu gen berada di kromosom dan terikat oleh protein histon. Saat menjelang proses transkripsi berjalan, biasanya didahului signal dari luar akan kebutuhan suatu protein atau molekul lain yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun jaringan. Kemudian RNA polymerase II akan mendatangi daerah regulator element dari gen yang akan ditranskripsi. Kemudian RNA polymerase ini akan menempel (binding) di daerah promoter spesifik dari gene yang akan disintesis proteinnya, daerah promoter ini merupakan daerah consesus sequences, pada urutan -10 dan -35 dari titik inisiasi (+1) yang mengandung urutan TATA-Box sebagai basal promoter. Setelah itu, polimerase ini akan membuka titik inisiasi (kodon ATG) dari gene tersebut dan mengkopi semua informasi secara utuh baik daerah exon maupun intron, dalam bentuk molekul immature mRNA (messenger RNA ).
Kemudian immature mRNA ini diolah pada proses splicing dengan menggunakan smallnuclearRNA (snRNA) complex yang akan memotong hanya daerah intron, dan semua exon akan disambungkan menjadi satu urutan gen utuh tanpa non-coding area dan disebut sebagai mature mRNA .
Pada tahap berikutnya, mRNA ini diproses lebih lanjut pada proses translasi di dalam ribosom, dalam tiga tahapan pokok yaitu inisiasi sebagai mengawali sintesis polipeptida dari kodon AUG yang ditranslasi sebagai asam amino methionine. Proses ini berlangsung dengan bantuan initiation factor (IF-1, IF-2 dan IF3) dan enzim tRNA-methionine synthethase (pada bakteri diawali oleh formylmethionine) sehingga tRNA dan asam amino methionine membentuk ikatan cognate dan bergerak ke ribosom tempat sintesis protein berlangsung. Langkah selanjutnya adalah elongasi atau pemanjangan polpeptida sesuai denga urutan kodon yang dibawa oleh mRNA.
Gambar5. Proses splicing dari pematangan mRNA.

Pada proses elongasi ini diperlukan elongation factor complex. Seperti juga proses inisiasi enzim tRNA-amino acid synthethase berperan dalam pembentukan cognate antara tRNA dan asam amino lainya dari sitoplasma yang sesuai dengan urutan kodon mRNA tersebut. Proses elongasi akan berhenti sampai kodon terminasi dan poly-adenyl (poly-A), dan diakhiri sebagai proses terminasi yang dilakukan oleh rho-protein. Polipeptida akan diproses sebagai molekul protein yang fungsional setelah melalui proses posttranslation di retikulum endoplasmik (RE) hingga tingkat jaringan.

2.4 Regulasi gen

Sebelum penemuan DNA, telah diketahui bahwa gen adalah unit fisik dan fungsional dari hereditas yang mengandung informasi untuk sintesis protein. Jadi gen mengandung informasi hereditas. Gen-gen membawa informasi yang harus dikopi secara akurat untuk ditransmisikan kepada generasi berikutnya. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana suatu informasi dapat diformulasikan dalam bentuk molekul kimia? Bagaimana molekul tersebut dapat dikopi secara akurat? Pada tahun 1940-an, peneliti menemukan bahwa informasi genetik terutama terdiri dari instruksi untuk membentuk protein. Protein adalah molekul makro yang berperan dalam hampir semua fungsi sel yaitu: sebagai bahan pembangun struktur sel dan membentuk enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia di dalam sel; meregulasi ekspresi gen, memungkinkan sel untuk bergerak dan berkomunikasi antar sel. Jadi fungsi paling penting dari DNA adalah membawa gen yang mengandung informasi yang menentukan jenis protein yang harus disintesis, kapan, dalam tipe sel yang mana, dan seberapa banyak jumlah protein yang harus disintesis.
Dengan semakin berkembangnya pengetahuan molekuler maka definisi dari gen adalah :
Keseluruhan sekuen asam nukleat yang dapat ditranskrip menjadi   RNA fungsional dan protein, pada waktu dan tempat yang tepat selama pertumbuhan dan perkembangan oraganisma.
Gambar 6. Proses sintesis protein pada prokariota.



Komposisi gen adalah: daerah pengkode (exon and intron) yang
mengkode RNA atau protein + sekuen-sekuen pengatura (Regulatory sequences: termasuk. promoter yang menginisiasi terjadinya transkripsi, enhancer/silencer yang menentukan tinggi rendahnya aktivitas transkripsi, polyadenylation site, splicing sites serta signal terminasi transkripsi).
Produk gen :
è RNA yang kemudian ditranslasi menjadi protein
è Hanya RNA seperti rRNA, tRNA, snRNA, snoRNA dan miRNA
Satu gen mempunyai potensi menghasilkan banyak produk karena
adanya :
è promoter-promoter yang berbeda
è alternative splicing
Gambar 7. Daerah regulasi gen, exon, intron, dan signal akhir proses transkripsi dari gen prokariota dan eukaryota.




Sintesis Protein

Seperti yang sudah kita ketahui tentang DNA dan RNA, sintese dari biomolekule polymeric dapat dibedakan menjadi inisiasi, pemanjangan, dan penghentian. Dalam proses sintesis protein tidak ada perkecualian. Pengaktifan precursor asam amino sebelum penggabungan ke dalam polipeptida dan pengolahan post-translational polipeptida yang diselesaikan melembagakan dua hal yang penting dan langkah-langkah terutama tambahan kompleks dalam sintesis protein, dan oleh karena itu memerlukan diskusi terpisah. Komponen selular yang diperlukan untuk masing-masing dari lima langkah-langkah di dalam E.coli dan bakteri lain didaftarkan di Table 26-6. Persyaratan di dalam sel-sel eukariota hampir sama. Satu ikhtisar langkah-langkah ini akan memberikan satu garis besar yang bermanfaat diskusi yang sedang berlangsung.
Langkah 1: Pengaktifan Asam Amino. Selama langkah ini, yang berlangsung di dalamsitosol, bukan di ribosom, masing-masing dari 20 asam amino adalah dihubungkan secara kovalen dengan tRNA yang spesifik dengan memakai energi ATP. Reaksi ini dikatalisasi oleh kelompok Mg2+ -enzim pengaktif bergantung yang disebut aminoasil-tRNA synthetases, masing-masing khusus untuk satu asam amino dan tRNA yang sesuai. Di mana dua atau lebih tRNA ada karena asam amino yang diuji, satu sintetase aminoasil-tRNA secara umum semuanya aminoacylates. tRNA Aminoacylated biasanya dikenal sebagai mahluk "yang dibebankan." Sekarang mari kita telusuri bagaimana regulasi genetik bekerja dan apa saja yang terlibat.





Promoter
Gene-structure
Structure of a Gene. Image from wellcome.ac.uk
Promoter adalah suatu sekuen DNA yang spesifik terdapat sebelum daerah pengkodean yang membawa informasi untuk membuat suatu gen ON atau OFF. Promoter dikenali oleh suatu regulatory protein dalam sel yang akan terikat padanya sehingga mempengaruhi transkripsi gen.
Ada gen yang dalam kondisi normal tidak aktif karena aktifitasnya diblokir oleh protein repressor. Jika pada kondisi tertentu produksi protein dibutuhkan, maka akan ada protein inducer yang akan mengikat protein repressor dan menginaktifkannya, akibatnya gen tadi menjadi aktif dan membuatnya bisa ditranskripsikan.
Ada juga gen yang dalam kondisi normal justru aktif dan ditranskripsikan secara teratur. Gen seperti ini juga punya protein repressor tapi proteinnya lah yang tidak aktif. Jika pada kondisi tertentu produksi protein harus dikurangi atau distop, maka protein repressor akan dibuat berfungsi dengan kedatangan molekul corepressor yang akan membuat suatu kompleks dengannya. Karena repressornya aktif maka aktifitas gen akan terhambat atau berhenti.
Gambar berikut ini menunjukkan struktur gen eukaryota, posisi promoter berada pada bagian awal gen (ujung 5′).

Alternative Splicing
Selain pemblokiran dan pengaktifan ekspresi gen pada tahan inisiasi transkripsi, regulasi bisa juga terjadi pada tahapan lain dari pathway gen-ke-protein (lihat lagi tentang Dogma Central di sini). Pada tahap pasca transkripsi bisa juga terdapat “alternative splicing“, yang mengakibatkan diproduksinya protein yang berbeda-beda dari suatu gen yang sama pada kondisi yang berbeda.
Seperti kita tahu, pada eukaryot RNA hasil transkripsi akan melalui tahapan pemotongan dan penyambungan (splicing) sehingga menjadi mature RNA yang nantinya akan ditranslasi jadi protein. Nah, titik pemotongan dan penyambungan ini bisa berbeda sehingga menghasilkann mature RNA yang berbeda, dan otomatis protein hasil translasinya pun berbeda.
Gambaran proses splicing bisa dilihat pada gambar struktur gen di atas. Sedangkan gambar berikut menjelaskan bagaimana splicing bisa menghasilkan beberapa protein berbeda.
alternative splicing          Alternative Splicing. Image from ncbi.nlm.nih.gov
Translation initiation & modification
Tahap awal dan pasca translasi mRNA menjadi protein juga ada regulasinya. Faktor-faktor inisiasi translasi dapat dimodulasi dengan fosforilasi faktor inisiasi dan hubungannya dengan protein lain. Begitu pula pasca translasi, ada modifikasi semisal glikosilasi dan asetilasi untuk mengatur apakah suatu protein ON ataukah OFF.
post-translation-modif
Post Translational Modification. Image from csbsju.edu
Singkatnya, mesin biologis dalam tubuh kita dan setiap makhluk hidup yang mengatur ekspresi gen mestilah merupakan suatu sistem rumit yang bekerja pararel, sangat teratur, mampu mengetahui kapan dan gen mana saja yang aktif atau tidak, berapa besar ekspresi yang dihasilkan dan di sel apa saja ia harus aktif. Sungguh-sungguh luar biasa. Mengandalkan informasi berupa urutan DNA genom yang hingga saat ini semakin banyak saja yang terungkap tidak akan cukup, itu hanyalah resep untuk membuat protein. Tapi untuk menjawab siapa, apa, kapan, bagaimana dan mengapa semua itu terjadi pada berbagai proses biologis dalam tubuh kita, kita memerlukan lebih banyak lagi informasi selain sekedar resep saja.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1       Kesimpulan
            Dari pembahasan yang telah didapatkan pada makalah kami, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah :
  • DNA merupakan bahan dasar gen yang mengandung informasi untuk mengendalikan kehidupan, dan histon berfungsi untuk melindungi DNA dari kerusakan mekanis.
  • Gen adalah unit hereditas dalam makhluk hidup.
  • DNA memiliki suatu struktur yang dinamakan double helix, dan memiliki empat macam basa yaitu C (cytosin), T (timin), A (adenin), dan G (glisin)
  • Regulasi ekspresi genetika mengacu pada pengendalian jumlah dan waktu penampilan dari produk fungsional gen.
  • Pengendalian ekspresi sangat penting untuk memungkinkan sel untuk menghasilkan produk gen diperlukan saat itu membutuhkan mereka, yang pada akhirnya sel-sel ini memberikan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan lingkungan variabel, sinyal eksternal, kerusakan sel, dll.

3.2       Saran
            Diharapkan kepada pembaca makalah, khususnya mahasiswa untuk lebih memahami tentang regulasi ekspresi genetika agar dapat mengerti lebih baik dalam bab pembahasan Genetika.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Regulasi Genetika. www.news-medica.net. Diakses pada tanggal 02 November 2010.
Anonim. Gene Regulation. www.news-medica.net. Diakses pada tanggal 02 November 2010.
Hardi, Yepi. Regulasi dan Ekspresi Genetika. www.sciencebiotech.net. Diakses pada tanggal 03 November 2010.
Prawirohartono, Slamet. 1996. Sains Biologi 2a untuk SMA kelas II. Bumi Aksara : Jakarta.

Syamsuri, Istamar dkk. 2004. Biologi Untuk SMU Kelas XI. Erlangga : Jakarta.

Good Song

My Chemical Romance
Teenagers

They're gonna clean up your looks
With all the lies and the books
To make a citizen out of you

Because they sleep with a gun
And keep an eye on you son
So they can watch all the things you do

Because the drugs never work
They gonna give you a smirk
Cause they got methods of keeping you clean

They gonna rip off your heads,
Your aspirations are shreds
Another cock in the murder machine

They say that
Teenagers scare the living shit out of me
They could care less
As long as someone don't bleed
So darken your clothes
Or strike a violent pose
Maybe they'll leave you alone, but not me

The boys and girls in the click
The awful names that they stick
You're never gonna fit in much, kid

But if you're troubled and hurt
What you got under your shirt
Will make them pay for the things that they did

They say that
Teenagers scare the living shit out of me
They could care less,
As long as someone don't bleed
So darken your clothes
Or strike a violent pose
Maybe they'll leave you alone, but not me

Ohhh yeah!

GREEN DAY
"Basket Case"


Do you have the time
To listen to me whine
About nothing and everything
All at once
I am one of those
Melodramatic fools
Neurotic to the bone
No doubt about it

Sometimes I give myself the creeps
Sometimes my mind plays tricks on me
It all keeps adding up
I think I'm cracking up
Am I just paranoid?
Am I just stoned?

I went to a shrink
To analyze my dreams
She says it's lack of sex
That's bringing me down
I went to a whore
He said my life's a bore
So quit my whining cause
It's bringing her down

Sometimes I give myself the creeps
Sometimes my mind plays tricks on me
It all keeps adding up
I think I'm cracking up
Am I just paranoid?
Uh, yuh, yuh, ya

Grasping to control
So I better hold on

Sometimes I give myself the creeps
Sometimes my mind plays tricks on me
It all keeps adding up
I think I'm cracking up
Am I just paranoid?
Am I just stoned?


Green Day
American Idiot

Don't wanna be an American idiot.
Don't want a nation under the new media.
And can you hear the sound of hysteria?
The subliminal mind-fuck America.

Welcome to a new kind of tension.
All across the idiot nation.
Where everything isn't meant to be okay.
Television dreams of tomorrow.
We're not the ones who're meant to follow.
For thats enough to argue.

Well maybe I'm the faggot America.
I'm not a part of a redneck agenda.
Now everybody do the propaganda.
And sing along in the age of paranoia.

Welcome to a new kind of tension.
All across the idiot nation.
Where everything isn't meant to be okay.
Television dreams of tomorrow.
We're not the ones who're meant to follow.
For thats enough to argue.

Don't wanna be an American idiot.
One nation controlled by the media.
Information Age of hysteria.
It's going out to idiot America.

Welcome to a new kind of tension.
All across the idiot nation.
Where everything isn't meant to be okay.
Television dreams of tomorrow.
We're not the ones who're meant to follow.
For thats enough to argue.


FIX YOU
oleh: Coldplay

When you try your best, but you don't succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverse
When the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone, but it goes to waste
Could it be worse?

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

High up above or down below
When you too in love to let it go
If you never try you will never know
Just what your worth

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

Tears stream down your face
When you lose something you cannot replace
Tears stream down on your face
And I..

Tears stream down your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down on your face
And I..

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you.

First Date Lyrics
Blink-182



In the car I just can't wait
to pick you up on our very first date
Is it cool if I hold your hand?
Is it wrong if I think it's lame to dance?
Do you like my stupid hair?
Would you guess that I didn't know what to wear?
I'm just scared of what you think
You make me nervous so I really can't eat

Let's go, don't wait, this night's almost over
Honest, let's make this night last forever
Forever and ever, let's make this last forever
Forever and ever, let's make this last forever

When you smile, I melt inside
I'm not worthy for a minute of your time
I really wish it was only me and you
I'm jealous of everybody in the room
Please don't look at me with those eyes
Please don't hint that you're capable of lies
I dread the thought of our very first kiss
A target that i'm probably gonna miss

Let's go,don't wait, this night's almost over
Honest, let's make this night last forever
Forever and ever, let's make this last forever
Forever and ever, let's make this last forever

Let's go, don't wait, this night's almost over
Honest, let's make, this night last forever
Forever and ever, let's make this last forever
Forever and ever, let's make this last forever
Forever and ever, let's make this last forever
Forever and ever, let's make this last forever


The Rock Show Lyrics
Blink-182

Hanging out behind the club, on the weekend.
Acting stupid, getting drunk with my best friends.
I couldn't wait for the summer and the Warped Tour.
I remember it's the first time that I saw her- there.
She's getting kicked out of school cause she's failing.
I'm kinda nervous, cause I think all her friends hate me.
She's the one, she'll always be there.
She took my hand, and I admit it I swear.

Because I fell in love with the girl at the rock show.
She said "What?" and I told her that I didn't know.
She's so cool, gonna sneak in through her window.
Everything's better when she's around-
I can't wait till her parents go out of town-
I fell in love with the girl at the rock show.

When we said we were gonna move to Vegas-
I remember the look her mother gave us.
17, without a purpose or direction.
We don't owe anyone a fucking explanation.

I fell in love with the girl at the rock show.
She said "What?" and I told her that I didn't know.
She's so cool, gonna sneak in through her window.
Everything's better when she's around.
I can't wait till her parents go out of town.
I fell in love with the girl at the rock show.

Black and white picture of her on my wall.
I waited for her call, she always kept me waiting.
And if I ever got another chance, I'd still ask her to dance.
Because she kept me waiting.
I fell in love with the girl at the rock show.
She said "What?" and I told her that I didn't know.
She's so cool, gonna sneak in through her window.
Everything's better when she's around-
I can't wait till her parents go out of town-
I fell in love with the girl at the rock show.

With the girl at the rock show.
With the girl at the rock show.
(I'll never forget tonight)
With the girl at the rock show......
Where Are You Now
BY : JUSTIN BIEBER


Uhhohhh yeah
Where are you now, When I need you the most
Why don't you take my hand
I want to be close

Help me when I am down
Lift me up off the ground
Teach me right from wrong
Help me to stay strong

So,take my hand and walk with me,
Show me what to be
I need you to set me free

Where are you now...
Where are you now
Now that I'm half grown
Why are we far apart
I feel all alone

Where are you now
When nothing is going right
Where are you now
I can't see the light

So take my hand and walk with me
Show me what to be
I need you to set me free, yeah yeah

I need you, to need me
Can't you see me,
How could you leave me
My heart is half empty
Im not whole when your not with me
I want you here with me
To guide me, hold me, and love me now

Where are you now.... ohhhh...
Where are you now..oooo
So take my hand and walk with me
Show me what to be
I need you to set me free, yeah yeah
Ohhh....where are you now....oh...yeah...yeah...oh oh yeaahhh....

memaknai LAUT didalam AL-QURAN

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.
Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100 °C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam Bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu juga bertipe mamut atau tinggi/besar sekali tingginya karena jarak Bulan yang begitu dekat dengan Bumi.
Menurut para ahli, awal mula laut terdiri dari berbagai versi; salah satu versi yang cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari untuk masuk ke Bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah lautan.
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar Matahari dapat kembali masuk menyinari Bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di Bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet Bumi mulai terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian teori ini masih merupakan perdebatan hingga saat ini.
Pada hasil penemuan geologis di tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut. Hal ini mungkin menjawab pertanyaan tentang saat-saat awal kehidupan dan di bagian lautan yang mana terjadi awal kehidupan tersebut. Sedangkan kelautan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari berbagai biota atau makhluk hidup di laut yang perlu dimanfaatkan melalui usaha perikanan (Anonim 2010).
Sampai pada tahun 1998, produksi perikanan laut Indonesia baru mencapai 3.616.140 ton, atau sekitar 58,5 persen dari total potensi lestari sumberdaya perikanan laut yang kita miliki. Dengan demikian masih terdapat 41 persen potensi yang tidak termanfaatkan atau sekitar 2,6 juta ton per tahun.
                                                                              
b. Tujuan
1)     Mengetahui komponen-komponen dalam laut.
2)     Mengerti pengertian, pelestariannya, serta kegunaan dari terumbu karang.
3)     Memahami kekuasaan Allah SWT.
4)     Memahami isi Al-Qur’an yang menyangkut dengan laut.
5)     Dapat mengerti akan pentingnya menjaga ekosistem dari dalam laut khususnya bagi Negara  Indonesia.

c. Rumusan masalah
1)  Apa saja komponen-komponen dalam laut?
2)   Bagaimana cara mengolah dan melestarikan laut khususnya di Indonesia?
3)   Apa kegunaan laut bagi para makhluk hidup?
4)  Pada ayat dan surat apa sajakah yang mengandung isi mengenai kekuasaan Allah SWT khususnya tentang laut?






























II. TINJAUAN PUSTAKA


Permukaan laut ialah rata-rata kedalaman laut. Kata 'rata-rata' harus digunakan karena kedalaman laut berubah akibat adanya pasang surut laut. Tinggi tempat di darat (pegunungan, negara, dsb), biasanya diacukan ke "permukaan laut" untuk mengukur ketinggiannya. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih kurang 17.508 pulau, dengan sekitar 6.000 di antaranya merupakan pulau yang berpenduduk. Indonesia secara keseluruhan juga memiliki garis pantai terpanjang di dunia yakni 81.000 km yang merupakan 14% dari garis pantai yang ada di seluruh dunia. Luas laut Indonesia mencapai 5,8 juta km2, atau mendekati 70% dari luas keseluruhan negara Indonesia.
Iklim musiman Indonesia terkategorikan menjadi dua, yakni musim hujan dan musim kering, yang keduanya dipisahkan oleh musim peralihan. Musim kering secara umum berlangsung mulai Bulan Juni hingga September dan dipengaruhi oleh massa udara dari belahan Benua Australia. Musim hujan terjadi mulai Bulan Desember hingga Maret, dipengaruhi oleh massa udara dari Laut Pasifik dan Benua Asia. Selama kedua musim ini, angin bergerak stabil dan bervariasi dari yang pelan hingga cukup kencang. Musim peralihan berlangsung mulai Bulan April hingga Mei, dan Bulan Oktober hingga November, yang umumnya ditandai dengan pergerakan angin yang tidak stabil.
Perairan bumi dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan. Semua makhluk hidup pertama di Bumi ini berasal dari perairan. Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibi menghabiskan sebagian hidupnya di dalam air. Bahkan, beberapa reptil seperti ular dan buaya hidup di perairan dangkal dan lautan. Tumbuhan laut seperti alga dan rumput laut menjadi sumber makanan ekosistem perairan. Di samudera, plankton menjadi sumber makanan utama para ikan.
Laut Indonesia juga mengalami iklim musiman. Musim Timur Laut ditandai dengan tekanan udara tinggi di Asia dan tekanan udara rendah di Australia, dan terjadi pada musim hujan. Musim Tenggara berlangsung selama beberapa bulan pada musim kering, dan ditandai oleh tekanan udara tinggi di Australia dan tekanan udara rendah di Asia.  Ekosistem di laut Indonesia tercatat sangat bervariasi, khususnya ekosistem pesisir. Ekosistem-ekosistem ini menopang kehidupan dari sekian banyak spesies. Indonesia merupakan rumah bagi hutan bakau yang sangat luas dan padang lamun, serta juga menjadi rumah bagi sebagian besar terumbu karang yang luar biasa, yang ada di Asia.
 Terumbu Karang adalah bangunan ribuan karang yang menjadi tempat hidup berbagai ikan dan makhluk laut lainnya. Bayangkanlah terumbu karang sebagai sebuah kota yang sangat sibuk, bangunannya terdiri dari karang-karang, dengan ikan-ikan dan makhluk laut sebagai penghuninya. Terumbu karang di Indonesia ditemui sangat berlimpah di wilayah kepulauan bagian timur (meliputi Bali, Flores, Banda dan Sulawesi). Namun juga terdapat di perairan Sumatera dan Jawa. Indonesia menopang tipe terumbu karang yang bervariasi (terumbu karang tepi, penghalang dan atol). Namun tipe terumbu karang yang dominan di Indonesia ialah terumbu karang tepi.
Terumbu karang tepi ini dapat dijumpai sepanjang pesisir Sulawesi, Maluku, Barat dan Utara Papua, Madura, Bali, dan sejumlah pulau-pulau kecil di luar pesisir Barat dan Timur Sumatera. Tipe Patch reefs (terumbu karang yang mengumpul) paling baik terbentuk di wilayah Kepulauan Seribu, sedangkan terumbu karang penghalang paling baik terbentuk di sepanjang tepi Paparan Sunda, bagian Timur Kalimantan dan sekitar Kepulauan Togean (Sulawesi Tengah). Terdapat pula beberapa atol, contohnya ialah Taka Bone Rate di Laut Flores merupakan atol terbesar ketiga di dunia.
Karang yang hidup di laut, tampak terlihat seperti batuan atau tanaman. Tetapi mereka sebenarnya adalah sekumpulan hewan-hewan kecil yang dinamakan polip. Ada dua macam karang, yaitu karang batu (hard corals) dan karang lunak (soft corals). Karang batu merupakan karang pembentuk terumbu karena tubuhnya yang keras seperti batu. Kerangkanya terbuat dari kalsium karbonat atau zat kapur. Karang baru bekerja sama dengan alga yang disebut zooxanthellae. Karang batu hanya hidup di perairan dangkal dimana sinar matahari masih didapatkan. Karang lunak bentuknya seperti tanaman dan tidak bekerja sama dengan alga. Karang lunak dapat hidup baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam yang gelap.


III. ISI


Kawasan laut Indonesia saat ini sedang mengalami krisis yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan. Hal tersebut mengancam penghidupan jutaan manusia yang tergantung secara langsung maupun tidak langsung dari sektor kelautan dan perikanan. Praktek perikanan yang merusak, polusi, pemanasan global karena aktivitas manusia, dan aktivitas manusia lainnya dituding menjadi penyebab degradasi ekosistem di laut Indonesia. Salah satu solusi untuk menyelamatkan ekosistem sekaligus manusia yang bergantung kepadanya adalah penetapan kawasan konservasi laut. Hingga saat ini, ratusan kawasan lindung sudah dibuat. Sayangnya, informasi mengenai kawasan tersebut masih sulit didapat di Indonesia.
Secara umum, sumberdaya kelautan terdiri atas sumberdaya dapat pulih (renewable resources), sumberdaya tidak dapat pulih (non-renewable resources), dan jasa-jasa lingkungan kelautan (environmental services). Sumberdaya dapat pulih terdiri dari berbagai jenis ikan, udang, rumput laut, termasuk kegiatan budidaya pantai dan budidaya laut (mariculture). Sumberdaya tidak dapat pulih meliputi mineral, bahan tambang/galian, minyak bumi dan gas. Sedangkan yang termasuk jasa-jasa lingkungan kelautan adalah pariwisata dan perhubungan laut. Potensi sumberdaya kelautan ini belum banyak digarap secara optimal, karena selama ini upaya kita lebih banyak terkuras untuk mengelola sumberdaya yang ada di daratan yang hanya sepertiga dari luas negeri ini (Rokhmin, 2008).
Implementasi pembangunan berkelanjutan dalam bidang kelautan dilakukan melalui kegiatan berbagai proyek pengelolaan wilayah pesisir dan lautan. Di antaranya Proyek MREP (Marine Resources Evaluation and Planning Project) yang dilaksanakan di sepuluh propinsi, Proyek Pesisir (CRMP) yang dilaksanakan di tiga propinsi, Proyek Konservasi dan Pembangunan Segara Anakan (SACDP = Segara Anakan Conservation and Development Project) di dua propinsi, Proyek Coastal Zone Land Use and Management di Riau dan Proyek COREMAP (Coral Rehabilitation and Management Project) yang dilaksanakan di sepuluh propinsi, dan berbagai proyek kelautan yang dilakukan oleh sektor-sektor terkait.

Dibalik berbagai upaya tersebut, kinerja (performance) pembangunan bidang kelautan ditinjau dari perspektif pembangunan berkelanjutan belum optimal. Ekosistem pesisir dan lautan yang meliputi sekitar 2/3 dari total wilayah teritorial Indonesia dengan kekayaan alam yang sangat besar, kegiatan ekonominya hanya menyumbangkan sekitar 12% dari total GDP nasional (PKSPL-IPB, 1998). Padahal negara-negara yang memiliki wilayah dan potensi pembangunan kelautan yang jauh lebih kecil dari Indonesia, seperti Norwegia, Thailand, Philipina, dan Jepang, kegiatan ekonomi kelautannya (perikanan, pertambangan dan energi, pariwisata, perhubungan dan komunikasi, dan industri) telah memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap GDP nasional mereka, yaitu berkisar antara 25-60%. Lebih dari itu, sumberdaya perikanan kita (terutama tuna, cakalang, dan kakap laut dalam) banyak dipanen secara illegal oleh nelayan asing (Rokhmin 2008).
Kawasan pesisir dan laut Indonesia yang beriklim tropis, banyak ditumbuhi hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun (seagrass), dan rumput laut (seaweed). Dengan kondisi pantai yang landai, kawasan pesisir Indonesia memiliki potensi budidaya pantai (tambak) sekitar 830.200 ha yang tersebar di seluruh wilayah tanah air dan baru dimanfaatkan untuk budidaya (ikan bandeng dan udang windu) sekitar 356.308 ha (Ditjen Perikanan 1998). Jika kita dapat mengusahakan tambak seluas 500.000 ha dengan target produksi 4 ton per ha per tahun, maka dapat diproduksi udang sebesar 2 juta ton per tahun. Dengan harga ekspor yang berlaku saat ini (US$ 10 per kilogram) maka didapatkan devisa sebesar 20 milyar dolar per tahun. Kondisi perairan yang teduh dan jernih karena terlindung dari pulau-pulau dan teluk juga memiliki potensi pengembangan budidaya laut untuk berbagai jenis ikan (kerapu, kakap, beronang, dan lain-lain), kerang-kerang dan rumput laut, yaitu masing-masing 3,1 juta ha, 971.000 ha, dan 26.700 ha. Sementara itu, potensi produksi budidaya ikan dan kerang serta rumput laut adalah 46.000 ton per tahun dan 482.400 ton per tahun. Dari keseluruhan potensi produk budidaya laut tersebut, sampai saat ini hanya sekitar 35 persen yang sudah direalisasikan. Potensi sumberdaya hayati (perikanan) laut lainnya yang dapat dikembangkan adalah ekstrasi senyawa-senyawa bioaktif (natural products), seperti squalence, omega-3, phycocolloids, biopolymers, dan sebagainya dari microalgae (fitoplankton), macroalgae (rumput laut), mikroorganisme, dan invertebrata untuk keperluan industri makanan sehat (healthy food), farmasi, kosmetik, dan industri berbasis bioteknologi lainnya. Padahal bila dibandingkan dengan Amerika Serikat yang memiliki potensi keanekaragaman hayati laut yang jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia, pada tahun 1994 sudah meraup devisa dari industri bioteknologi kelautan sebesar 40 milyar dolar (Bank Dunia dan Cida, 1995).
Dari kutipan diatas, keadaan laut Indonesia termasuk memprihatinkan. Bagaimana tidak, Negara dengan 75%nya adalah lautan, hanya menyumbangkan 12% hasil laut. Padahal Indonesia memiliki begitu banyak laut yang dapat di fungsikan, bisa dibilang Negara kita adalah Negara yang memiliki laut terkaya di dunia. Kurangnya mengeksplorasi lautan, serta pesisir pantai mengakibatkan lautan kita tidak di gunakan secara maksimal. Sifat “ingin kaya sendiri” tampaknya timbul dari masing individu. Sedangkan para masyarakat pesisir pantai, laut dan sekitarnya hanya termasuk golongan miskin di negeri ini.
 Sebagaimana firman Allah (Q.S. Al-Hajj : 64), “kepunyaan Allah lah yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. Maka tidak berhak lah kita sebagai umat manusia merasa berkuasa akan kekayaan alam ini. Sesungguhnya semua makhluk beserta isinya adalah milik Allah SWT. Jika Allah menghendaki hancur, maka akan hancurlah. Kita sebagai umat manusia sebaiknya bersyukur serta menjaga sebaik-baiknya apa yang telah diciptakan Allah SWT.
Namun sayang, menurut (Rokhmin 2008) wilayah pesisir dan laut yang padat penduduk atau tinggi intensitas pembangunannya, seperti sebagian kawasan Selat Malaka, Pantai Utara Jawa, Ujung Pandang, dan pesisir Timika, telah mengalami degradasi/tekanan lingkungan berupa pencemaran; overfishing; degradasi fisik habitat terumbu karang, mangrove, dan lainnya pada tingkat yang telah mengancam daya dukung kawasan tersebut untuk mendukung pembangunan ekonomi selanjutnya. Lebih ironis lagi, penduduk pesisir sebagian besar masih merupakan kelompok masyarakat termiskin di tanah air. Apabila kondisi semacam ini tidak segera diperbaiki, maka dikhawatirkan kita tidak dapat memanfaatkan sumberdaya kelautan bagi kepentingan pembangunan nasional secara optimal dan berkesinambungan.
Di khawatirkan kita tidak dapat memanfaatkan sumberdaya kelautan secara optimal. Yang mendapatkan dampaknya adalah kita sendiri, dimana kekayaan laut kita hanya dimanfaatkan oleh orang-orang illegal yang hanya membuat dia merasa untung. Para petinggi Negara harus lebih memperhatikan pengelolaan laut beserta ekosistemnya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui semua yang ada dilangit beserta bumi ini, sebagai contoh ditemukannya lautan yang ditengahnya terdapat perpisahan antara air laut dengan air tawar. Kejadian ini pernah diteliti oleh para ahli, yang akhirnya mereka tidak menemukan apa jawabannya dan ternyata kejadian tersebut berhubungan dengan Q.S. Ar-Rahman: 19-21 yang artinya “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”. Subhanallah..
Kita seharusnya bersyukur karena selain dianugerahi dengan laut yang begitu luas, juga dianugerahi beraneka ragam sumberdaya ikan di dalamnya. Potensi lestari ikan laut sebesar 6,2 juta ton, terdiri ikan pelagis besar (975,05 ribu ton), ikan pelagis kegil (3.235,50 ribu ton), ikan demersal (1.786,35 ribu ton), ikan karang konsumsi (63,99 ribu ton), udang peneid (74,00 ribu ton), lobster (4,80 ribu ton), dan cumi-cumi (28,25 ribu ton). Potensi sumberdaya perikanan ini tersebar dalam sembilan wilayah pengelolaan). Masing-masing (1) Selat Malaka, (2) Laut Cina Selatan, (3) Laut Jawa, (4) Selat Makasar dan Laut Flores, (5) Laut Banda, (6) Laut Seram sampai Teluk Tomini, (7) Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, (8) Laut Arafura dan (9) Samudera Hindia (Aziz, dkk, 1998). Apabila potensi perikanan laut ini dikelola secara serius diperkirakan akan memberikan sumbangan devisa sebesar US$ 10 milyar per tahun mulai tahun 2003 (Rokhmin 2008).
Kesadaran rendah serta kepercayaan lemah, itulah yang terjadi pada para petinggi Negara kita. Berdasarkan Q.S. At-Taubah:103, “Pungut zakat dari kekayaan mereka, berarti kau membersihkan dan menyucikan mereka dengan zakat itu, kemudian doakanlah mereka, doamu itu sungguh memberikan kedamaian buat mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” Ayat di atas merupakan sumber harapan bagi bangsa Indonesia yang telah lama merindukan kesejahteraan. Ketika kemiskinan mendera, 34,96 juta warga miskin Indonesia hanya bisa mengurut dada. Padahal, di setiap pundi-pundi orang kaya Indonesia tersimpan hak mereka. Seandainya itu diamalkan, niscaya Indonesia berlimpah dana dan kemiskinan pun sirna. Maka sudah sewajarnya lah para petinggi Negara memikirkan nasib para masyarakatnya agar dapat makmur.
Waaww..bisa dibayangkan betapa kayanya Negara kita hanya dengan “benar-benar” memanfaatkan lautan, ikan-ikan, serta dijadikan tempat wisata pun laut kita sangat berpotensi menjadi tempat wisata menyelam, dengan keanekaragaman makhluk laut beserta terumbu karang yang terdapat didalamnya.
Lautpun tidak hanya menjadi tempat tumbuh makhluk hidup, laut juga mengungkapkan akan kekuasaan Allah terhadap muka bumi ini. Contoh kekuasaan Allah terhadap lautan yang ada, pada sejumlah ilmuwan Inggris dari Leeds University menemukan sebuah sungai besar di dasar laut hitam. Bila berada di daratan, maka sungai yang memiliki kedalaman 115 kaki dengan lebar setengah mil itu menjadi sungai keenam terbesar di dunia. Aliran sungai raksasa tersebut mengandung air asin dan sedimen, jumlahnya 350 kali lebih besar dari sungai Thames di Inggris. Menurut robot yang digunakan para ilmuwan sungai itu terbentang di dekat Turki.
Sungai ini menjadi satu-satunya sungai aktif yang ditemukan di bawah laut sejauh ini. Air sungai yang mengalir terbentang dari Selat Bosphorus dari Mediterania ke Laut Hitam. Sungai ini aktif karena air yang mengalir memiliki kandungan garam yang lebih rendah. Dr Dan Parsons, yang memimpin tim ilmuwan dari sekolah tinggi ilmu bumi dan lingkungan, mengatakan kepada Sunday Telegraph, “Air di saluran lebih padat daripada air laut sekitarnya karena memiliki salinitas yang lebih tinggi dan membawa begitu banyak sedimen.” Parsons menemukan air di sungai ini mengalir dengan kecepatan 4 mil per jam dengan jumlah 22 ribu kubik meter per detik. Jumlah ini lebih besar 10 kali dari sungai terbesar di Eropa yaitu sungai Rhine.
Laut juga sebagai sumber penghasilan yang sah. Pemanfaatan lautan sebenarnya bukan hanya dari komponen lautan, lautan yang dipenuhi dengan makhluk-makhluk indah dilihatpun membuat kita terpesona. Contohnya pada restoran dan bar di bawah laut pertama di dunia, Red Sea Star Restaurant menjadi salah satu tempat makan paling menakjubkan di Bumi yang terletak di Eliat, kota Israel selatan. Perancangan dan perencanaan struktur restoran bawah laut ini berlangsung selama 4 tahun, pada saat itu, pembibitan karang diciptakan untuk menghidupkan kembali kehidupan bawah laut yang indah yang pernah ada di daerah itu. Bangunan yang sebenarnya berlangsung selama 4 tahun lagi.
Terendam enam meter di bawah Laut Merah, restoran, bar dan fitur observatorium di bawah laut ini, bertema desain interior dan sejumlah jendela besar yang memungkinkan pengunjung untuk melihat surga bawah laut yang mengelilingi mereka. The Red Sea Star adalah satu-satunya observatorium malam bawah laut didunia, menggunakan cahaya tipis (warna tertentu dan panjang gelombang) untuk mengungkapkan habitat alami, tanpa mengganggu habitatnya (Metrogaya 2010).
Sumberdaya alam lainnya yang terkadung dalam laut kita adalah terdapatnya berbagai jenis bahan mineral, minyak bumi dan gas. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Kekayaan Alam, BPPT dari 60 cekungan minyak yang terkandung dalam alam Indonesia, sekitar 70 persen atau sekitar 40 cekungan terdapat di laut. Dari 40 cekungan itu 10 cekungan telah diteliti secara intensif, 11 baru diteliti sebagian, sedangkan 29 belum terjamah. Diperkirakan ke-40 cekungan itu berpotensi menghasilkan 106,2 milyar barel setara minyak, namun baru 16,7 milyar barel yang diketahui dengan pasti, 7,5 milyar barel di antaranya sudah dieksploitasi. Sedangkan sisanya sebesar 89,5 milyar barel berupa kekayaan yang belum terjamah. Cadangan minyak yang belum terjamah itu diperkirakan 57,3 milyar barel terkandung di lepas pantai, yang lebih dari separuhnya atau sekitar 32,8 milyar barel terdapat di laut dalam. Energi non konvensional adalah sumberdaya kelautan non hayati tetapi dapat diperbaharui juga memiliki potensi untuk dikembangkan di kawasan pesisir dan lautan Indonesia. Keberadaan potensi ini di masa yang akan datang semakin signifikan manakala energi yang bersumber dari BBM (bahan bakar minyak) semakin menepis. Jenis energi ini yang berpeluang dikembangkan adalah ocean thermal energy conversion (OTEC), energi kinetik dari gelombang, pasang surut dan arus, konversi energi dari perbedaan salinitas (Rokhim 2008).
Dewasa ini pariwisata berbasis kelautan (wisata bahari) telah menjadi salah satu produk pariwisata yang menarik dunia internasional. Pembangunan kepariwisataan bahari pada hakekatnya adalah upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata bahari yang terdapat di seluruh pesisir dan lautan Indonesia, yang terwujud dalam bentuk kekayaan alam yang indah (pantai), keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias yang diperkirakan sekitar 263 jenis.
Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada tahun 1997 mencapai 5.185.243., meningkat sebanyak 150.771 (2,99%) terhadap tahun 1996 yaitu sebanyak 5.034.472 wisman. Pada tahun 1998 sebanyak 4.606.416 atau mengalami penurunan sebesar 11,16% terhadap tahun 1997. Sedangkan perolehan devisa dari wisman yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 1998 diperkirakan mencapai US$4.332,09 juta atau turun 18,6% dibanding tahun 1997 yang mencapai US$5.321,46 juta (Kamaluddin, 1999).
Pembangunan kelautan berkelanjutan pada dasarnya adalah pembangunan untuk mencapai keseimbangan antara manfaat dan kelestariannya sumberdaya kelautan. Artinya, bahwa sumberdaya kelautan dapat dieksploitasi untuk kemaslahatan manusia namun tidak menjadikan lingkungan termasuk sumberdaya itu sendiri menjadi rusak.
Dari Ibnu Umar berkata: ”Dihalalkan untuk dua bangkai dan dua darah. Adapun dua bangkai yaitu ikan dan belalang, sedang dua darah yaitu hati dan limpa.” (Shahih. Lihat Takhrijnya dalam Al-Furqan hal 27 edisi 4/Th.11) Rasululah juga pernah ditanya tentang air laut, maka beliau bersabda: “Laut itu suci airnya dan halal bangkainya.”: (Shahih. Lihat Takhrijnya dalam Al-Furqan 26 edisi 3/Th 11) Syaikh Muhammad Nasiruddin Al–Albani berkata dalam Silsilah As-Shahihah (no.480): “Dalam hadits ini terdapat faedah penting yaitu halalnya setiap bangkai hewan laut sekalipun terapung di atas air (laut)? Beliau menjawab: “Sesungguhnya yang terapung itu termasuk bangkainya sedangkan Rasulullah bersabda: “Laut itu suci airnya dan halal bangkainya” (HR. Daraqutni: 538).
Adapun hadits tentang larangan memakan sesuatu yang terapung di atas laut tidaklah shahih. (Lihat pula Al-Muhalla (6/60-65) oleh Ibnu Hazm dan Syarh Shahih Muslim (13/76) oleh An-Nawawi).
Pembangunan suatu kawasan akan bersifat berkesinambungan (sustainable) apabila tingkat (laju) pembangunan beserta segenap dampak yang ditimbulkannya secara agregat (totalitas) tidak melebihi daya dukung lingkungan kawasan tersebut. Sementara itu, daya dukung lingkungan suatu kawasan ditentukan oleh kemampuannya di dalam menyediakan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan bagi kehidupan makhluk hidup serta kegiatan pembangunan manusia, yaitu: (1) ketersediaan ruang (space) yang sesuai (suitable) untuk tempat tinggal/permukiman dan berbagai kegiatan pembangunan; (2) ketersediaan sumberdaya alam untuk keperluan konsumsi dan proses produksi lebih lanjut; (3) kemampuan kawasan untuk menyerap/mengasimilasi limbah sebagai hasil samping dari kegiatan manusia dan kegiatan pembangunannya; dan (4) kemampuan kawasan menyediakan jasa-jasa penunjang kehidupan (life-supporting systems) dan kenyamanan (amneties) seperti udara bersih, air bersih, siklus hidrologi, siklus hara, siklus biogekimia, dan tempat-tempat yang indah serta nyaman untuk rekreasi dan pemulihan kedamaian jiwa (spiritual renewal). Atas dasar pengertian pembangunan berkelanjutan dan daya dukung lingkungan kawasan tersebut di atas, maka secara ekologis terdapat empat persyaratan agar pengelolaan sumberdaya kelautan daerah dapat berlangsung secara optimal dan berkelanjutan, yaitu:
Pertama, adalah bahwa di dalam suatu kawasan (jika mungkin) ditetapkan terlebih dahulu tiga mintakat/zona (zone), yaitu: (1) zona preservasi, (2) zona konservasi, dan (3) zona pemanfaatan intensif. Dalam hal ini, yang dimaksud zona preservasi adalah suatu kawasan yang mengandung atribut biologis dan ekologis yang sangat penting (vital) bagi kelangsungan hidup ekosistem beserta biota (organisme) yang hidup di dalamnya termasuk kehidupan manusia, seperti keberadaan spesies langka atau endemik, tempat asuhan dan berpijah (nursery and spawning grounds) berbagai biota laut, alur ruaya (migratory routes) ikan dan biota laut lainnya, dan sumber air tawar. Oleh karena itu, di dalam zona preservasi tidak diperkenankan adanya kegiatan pemanfaatan/pembangunan, kecuali untuk kepentingan penelitian dan pendidikan. Zona konservasi adalah kawasan yang diperbolehkan adanya kegiatan pembangunan, tetapi dengan intensitas (tingkat) yang terbatas dan sangat terkendali, misalnya berupa wisata alam (ecotourism), perikanan tangkap dan budidaya yang ramah lingkungan (responsible fisheries), dan pengusahaan hutan mangrove secara lestari. Sedangkan, zona pemanfaatan intensif adalah kawasan yang karena sifat biologis dan ekologisnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan pembangunan yang lebih intensif, seperti industri, pertambangan, dan pemukiman padat penduduk.
Kedua, adalah bahwa jika kita memanfaatkan sumberdaya dapat pulih, seperti sumberdaya ikan atau hutan mangrove, maka laju (tingkat) pemanfaatannya tidak boleh melebihi kemampuan pulih (potensi lestari) sumberdaya tersebut dalam periode waktu tertentu. Dalam bidang perikanan tangkap, misalnya, potensi lestari biasanya didefinisikan sebagai MSY (maximum sustainable yield atau Hasil Tangkap Maksimum yang Lestari), seperti yang tercantum pada Lampiran 1 untuk berbagai kelompok stok ikan di sembilan wilayah perairan laut Indonesia. Sementara ini, sudah ada pedoman dari Direktorat Jenderal Perikanan bahwa tingkat penangkapan/pemanenan suatu stok ikan tidak boleh melebihi 80% dari nilai MSY-nya. Dalam pada itu, untuk sumberdaya tak dapat pulih, seperti minyak dan gas bumi, mineral dan bahan tambang lainnya, pedomannya adalah bahwa kegiatan pemanfaatan (eksploitasi), proses produksi (pengolahan) dan distribusi/transportasinya harus dilakukan secara cermat, sehingga tidak merusak lingkungan sekitarnya. Ketiga, jika kita menggunakan kawasan laut sebagai tempat pembuangan limbah, maka syarat pertama adalah bahwa jenis limbah tersebut bukan yang bersifat B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Selain itu, jumlah (beban, load) limbah yang dibuang ke dalam kawasan laut termaksud harus tidak melampaui kapasitas asimilasi (assimilative capacity) dari perairan tersebut. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kapasitas asimilasi adalah kemampuan kawasan perairan laut di dalam menerima jumlah limbah tertentu, tanpa mengakibatkan penurunan fungsi (peruntukan) perairan termaksud atau tanpa menimbulkan kerusakan ekologis atau penurunan kesehatan manusia yang menggunakan perairan.
Keempat, di dalam melakukan kegiatan rancangan (design) dan konstruksi atau modifikasi bentang alam (morfologi) pantai atau laut dalam, seperti pembangunan dermaga laut (jetty), struktur pemecah gelombang (breakwaters), dan marina, harus disesuaikan dengan karakteristik dan dinamika biogeofisik setempat, termasuk pola arus, gelombang, dan struktur geologi (Rokhmin 2008).
Dapat dilihat pada Q.S. Al-Ghaasyyiyah ayat 17 – 24 yang artinya “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan dan langit bagaimana ia di tinggikan dan gunung bagaimana ia di tegakkan serta bagaimana bumi dihamparkan. Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanya orang yang member peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka, tetapi orang yang berpaling dan kafir, maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar”.
Maka sudah sewajarnya lah kita sebagai umat muslim untuk menjaga serta memanfaatkan dengan baik sumberdaya yang ada, khususnya pada laut.


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Pengelolaan pesisir pantai seharusnya adanya penetapan batas wilayah pesisir sebagai suatu satuan, Tata ruang wilayah pesisir sesuai dengan kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan, Penentuan jenis kegiatan pembangunan (seperti perikanan, pariwisata, industri, pertambangan dan energi, perhubungan, dan konservasi) beserta intensitas (laju)-nya untuk lima tahun atau dua puluh lima tahun ke depan, adanya pedoman pengelolaan pencemaran dan pemeliharaan kualitas perairan laut, serta adanya pedoman konservasi habitat pesisir yang vital (seperti mangrove, terumbu karang, estuaria, dan padang lamun) dan biota atau satwa langka/dilindungi.
Upaya penyempurnaan peraturan tentang pemanfaatan ruang wilayah secara lebih operasional. Sehingga dapat memberikan peluang dan kemudahan bagi tumbuhnya investasi masyarakat/dunia usaha, acuan/pedoman dalam pengembangan wilayah perbatasan antara propinsi secara lebih efisien dan efektif bagi semua sektor pembangunan baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat/dunia usaha. Upaya pengendalian pemanfaatan sumberdaya yang ada dengan perencanaan yang tepat dalam menangani konservasi kawasan pesisir dan laut guna menjamin keberlanjutan fungsi kawasan melalui program-program rehabilitasi dan pelestarian SDA dan lingkungan hidup (terumbu karang, abrasi dan sedimentasi, pencemaran, ikan hias, bakau). Dengan begitu dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak khususnya masyarakat luas dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan bagi pembangunan berkelanjutan. Lebih dari itu, laju pemanfaatan pun harus diatur sedemikian rupa, sehingga ditemukan alternatif penggantinya sebelum sumberdaya ini habis (exhausted) atau memperhatikan kepentingan generasi mendatang.







DAFTAR PUSTAKA


            (Diakses pada tanggal 10 November 2010 pukul 19.30 WIB)


            (Diakses pada tanggal 10 November 2010 pukul 19.34 WIB)

            (Diakses pada tanggal 10 November 2010 pukul 19.40 WIB)

            (Diakses pada tanggal 10 November 2010 pukul 21.12 WIB)

            (Diakses pada tanggal 10 November 2010 pukul 21.15 WIB)

            (Diakses pada tanggal 10 November 2010 pukul 21.30 WIB)

Rokhmin, Dahuri.2008. Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Laut.
(Diakses pada tanggal 10 November 2010 pukul 21.00 WIB)