Momen Inersia
- Wednesday Feb 11,2009 08:21 PM
semakin besar torsi, semakin besar pengaruhnya
terhadap gerakan benda yang berotasi. dalam hal ini, semakin besar torsi,
semakin besar perubahan kecepatan sudut yang dialami benda. Perubahan kecepatan
sudut = percepatan sudut. Jadi kita bisa mengatakan bahwa torsi sebanding alias
berbanding lurus dengan percepatan sudut benda. Perlu diketahui bahwa benda
yang berotasi juga memiliki massa.
Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap
gerakan benda. Massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk
mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila benda sudah bergerak lurus dengan
kecepatan tertentu, benda sulit dihentikan jika massa benda itu besar. Sebuah
truk gandeng yang sedang bergerak lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan
sebuah taxi. Sebaliknya jika benda sedang diam (kecepatan = 0), benda tersebut
juga sulit digerakan jika massanya besar. Misalnya jika kita menendang bola
tenis meja dan bola sepak dengan gaya yang sama, maka tentu saja bola sepak
akan bergerak lebih lambat.
Dalam gerak rotasi, “massa” benda tegar dikenal
dengan julukan Momen Inersia alias MI. Momen Inersia dalam Gerak Rotasi tuh
mirip dengan massa dalam gerak lurus. Kalau massa dalam gerak lurus
menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan linear
(kecepatan linear = kecepatan gerak benda pada lintasan lurus), maka Momen
Inersia dalam gerak rotasi menyatakan ukuran kemampuan benda untuk
mempertahankan kecepatan sudut (kecepatan sudut = kecepatan gerak benda ketika
melakukan gerak rotasi. Disebut sudut karena dalam gerak rotasi, benda bergerak
mengitari sudut). Makin besar Momen inersia suatu benda, semakin sulit membuat
benda itu berputar alias berotasi. sebaliknya, benda yang berputar juga sulit
dihentikan jika momen inersianya besar.
Sekarang mari kita kupas tuntas Momen Inersia
yang katanya bikin puyeng n njlimet..met. Ssttt… siapkan payung sebelum hujan,
siapkan tisu / sapu tangan sebelum keringatan. Piss… Cuma canda. Belajar fisika
gak
Momen Inersia Partikel
Sebelum kita membahas momen inersia benda tegar,
terlebih dahulu kita pelajari Momen inersia partikel. Btw, dirimu jangan
membayangkan partikel sebagai sebuah benda yang berukuran sangat kecil.
Sebenarnya tidak ada batas ukuran yang ditetapkan untuk kata partikel. Jadi
penggunaan istilah partikel hanya untuk mempermudah pembahasan mengenai
gerakan, di mana posisi suatu benda digambarkan seperti posisi suatu titik.
Konsep partikel ini yang kita gunakan dalam membahas gerak benda pada Topik
Kinematika (Gerak Lurus, Gerak Parabola, Gerak Melingkar) dan Dinamika (Hukum
Newton). Jadi benda-benda dianggap seperti partikel.
Konsep partikel itu berbeda dengan konsep benda
tegar. Dalam gerak lurus dan gerak parabola, misalnya, kita menganggap benda
sebagai partikel, karena ketika bergerak, setiap bagian benda itu memiliki
kecepatan (maksudnya kecepatan linear) yang sama. Ketika sebuah mobil bergerak,
misalnya, bagian depan dan bagian belakang mobil mempunyai kecepatan yang sama.
Jadi kita bisa mengganggap mobil seperti partikel alias titik.
Ketika sebuah benda melakukan gerak rotasi,
kecepatan linear setiap bagian benda berbeda-beda. Bagian benda yang ada di
dekat sumbu rotasi bergerak lebih pelan (kecepatan linearnya kecil), sedangkan
bagian benda yang ada di tepi bergerak lebih cepat (kecepatan linear lebih
besar). Jadi , kita tidak bisa menganggap benda sebagai partikel karena
kecepatan linear setiap bagian benda berbeda-beda ketika ia berotasi. Btw,
kecepatan sudut semua bagian benda itu sama. Mengenai hal ini sudah dijelaskan
dalam Kinematika Rotasi.
Jadi pada kesempatan ini, terlebih dahulu kita
tinjau Momen Inersia sebuah partikel yang melakukan gerak rotasi. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu kita memahami konsep momen inersia. Setelah membahas
Momen Inersia Partikel, kita akan berkenalan dengan momen inersia benda tegar.
btw, benda tegar itu memiliki bentuk dan ukuran yang beraneka ragam. Jadi untuk
membantu kita memahami momen Inersia benda-benda yang memiliki bentuk dan
ukuran yang berbeda-beda itu, terlebih dahulu kita pahami Momen Inersia
partikel. Bagaimanapun, setiap benda itu bisa dianggap terdiri dari
partikel-partikel. Wah, kelamaan ne, keburu basi… langsung saja ya.. Stt..
jangan kabur dulu.
Misalnya sebuah partikel bermassa m diberikan
gaya F sehingga ia melakukan gerak rotasi terhadap sumbu O. Partikel itu
berjarak r dari sumbu rotasi. mula-mula partikel itu diam (kecepatan = 0).
Setelah diberikan gaya F, partikel itu bergerak dengan kecepatan linear
tertentu. Mula-mula partikel diam, lalu bergerak (mengalami perubahan kecepatan
linear) setelah diberikan gaya. Dalam hal ini benda mengalami percepatan
tangensial. Percepatan tagensial = percepatan linear partikel ketika berotasi.
Jadi Momen Inersia partikel merupakan hasil kali
antara massa partikel itu (m) dengan kuadrat jarak tegak lurus dari
sumbu rotasi ke partikel (r2). Untuk mudahnya, bandingkan dengan
gambar di atas.
Secara matematis, momen inersia partikel
dirumuskan sebagai berikut :
Momen Inersia Benda Tegar
Benda tegar bisa kita anggap tersusun dari banyak
partikel yang tersebar di seluruh bagian benda itu. Setiap partikel-partikel
itu punya massa dan tentu saja memiliki jarak r dari sumbu rotasi. jadi momen
inersia dari setiap benda merupakan jumlah total momen inersia setiap partikel
yang menyusun benda itu.
Ini cuma persamaan umum saja. Bagaimanapun untuk
menentukan Momen Inersia suatu benda tegar, kita perlu meninjau benda tegar itu
ketika ia berotasi. Walaupun bentuk dan ukuran dua benda sama, tetapi jika
kedua benda itu berotasi pada sumbu alias poros yang berbeda, maka Momen
Inersia-nya juga berbeda.
Momen Inersia Benda-Benda yang Bentuknya
Beraturan
Selain bergantung pada sumbu rotasi, Momen
Inersia (I) setiap partikel juga bergantung pada massa (m) partikel itu dan
kuadrat jarak (r2) partikel dari sumbu rotasi. Total massa semua
partikel yang menyusun benda = massa benda itu. Persoalannya, jarak setiap
partikel yang menyusun benda tegar berbeda-beda jika diukur dari sumbu rotasi.
Ada partikel yang berada di bagian tepi benda, ada partikel yang berada dekat
sumbu rotasi,
. Benda-benda tegar bisa dianggap tersusun dari partikel-partikel. Jarak
setiap partikel ke sumbu rotasi berbeda-beda. Momen inersia lingkaran tipis ini sama dengan jumlah total momen inersia semua partikel yang tersebar di seluruh bagian lingkaran tipis.
Perhatikan gambar di atas. Setiap partikel pada lingkaran tipis berada pada jarak r dari sumbu rotasi. dengan demikian : r1 = r2 = r3 = r4 = r5 = r6 = R
I = MR2
Ini persamaan momen inersia-nya.
Btw, gurumuda langsung menulis rumus momen
inersia benda-benda tegar. Penurunannya pakai kalkulus sehingga agak beribet.
Ada cara lain untuk menurunkan momen inersia benda tegar, selain menggunakan
kalkulus, yakni dengan bantuan teorema sumbu sejajar, teorema sumbu tegak lurus
+ sifat simetri benda. Prof. Yohanes Surya sudah menurunkan beberapa momen
inersia benda tegar, tapi Cuma beberapa benda tegar saja. Btw, gurumuda juga
lagi oprek dan modifikasi momen inersia tanpa kalkulus hasil karya Prof.
Yohanes Surya. Kalau dirimu baca langsung tulisan prof. Yohanes juga agak
ribet, karena minimal perlu pengetahuan tentang teorema sumbu sejajar dkk.
Nanti gurumuda muat di sini kalau sudah beres…
Jarak masing-masing partikel dari
sumbu rotasi sama (rA = rB = rC = rD
= 1 meter). Jarak AC = BD = 4 meter tidak berpengaruh, karena yang
diperhitungkan hanya jarak partikel diukur dari sumbu rotasi.
I = mr2
I = (2 kg)(1 m)2
I = 2 kg m2
Karena IA = IB
= IC = ID = I, maka momen inersia (I) total :
I = 4(I)
I = 4(2 kg m2)
I = 8 kg m2
Setiap benda pastilah memiliki titik pusat massa yang
merupakan tempat diamana massa benda bertumpu, dengan
perngertian ini maka dapat dipastikan bahwa setiap benda pasti juga memiliki
momen inersia yang besarnya tergantung dari jarak pusat
massa ke sumbu putar. Namun pusat massa setiap benda tidaklah sama meskipun memiliki bentuk fisik yang hampir sama seperti bola pejal
dengan bola berongga, sehingga momen inersia antara bola
pejal dengan bola berongga jugalah tidak sama. Untuk mencari momen inersia
benda yang memiliki bentuk atau wujud tertentu seperti silinder pejal, bola dan lain-lain
sangatlah mudah. Namun untuk benda yang berwujud tidak
beraturan sangatlah sulit, atas dasar pertimbangan ini maka percobaan tentang
momen inersia dengan kode percobaan M9 dilakukan untuk
memberikan solusi dalam mencari momen inersia bagi benda yang berwujud tidak beraturan seperti yang digunakaan pada percobaan ini adalah mencari
momen inersia roda yang berjari-jari R.
Permasalahan yang timbul
selama percobaan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar yaitu kesalahan yang ditimbulkan oleh alat yang digunakan dalam praktikum
seperti terjadinya selip antara tali dengan roda sebelum
beban yang tergantung pada tali mengalami proses jatuh bebas, tersangkutnya
tali pada plat roda sehinga gerak dari tali menjadi
terhenti, terjadi kerusakan pada alat pengukur waktu sehingga harus menunggu
pergantian alat dan kesalahan yang ditimbulkan oleh praktikan
seperti keterlambatan dalam pencatatan waktu sehingga
waktu yang diperoleh tidak sama dalam satu percobaan, kekurangan tepat dalam
melakukan pengukuran panjang tali yang digunakan untuk
menggantung beban dikarenakan sewaktu tali sudah diukur panjangnya terjadi
selip anatara tali dengan roda sebelum terjadi gerak jatuh bebas
seperti yang diharapkan.
Momentum linear sangat
bermanfaat dalam menanganigerak translasi partikel tunggal maupun sistem
partikel (termasuk benda tegar). Apabila ada sebuah
partikel bermassa m dan memiliki momentum linear p pada posisi r relatif
terhadap titik asal O dari suatu kerangka acuan inersial
seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2. Momentum-sudut partikel I terhadapa
titik asal O didefinisikan sebagai berikut : I = r x p
sedangkan
momentum-sudut adalah vektor yang besarnya adalah sebagai berikut :
I = rp sinθ
2
Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu pernah
bermain dengan mainan seperti gasing ataupun yoyo. Gasing dapat berputar dengan
seimbang karena didesain sedemikian rupa sehingga pusat massanya berada
ditengah-tengah diameter gasing, begitu pula dengan yoyo. Lama tidaknya gasing / yoyo berputar bergantung
pada beberapa hal seperti diameter, kecepatan rotasi, massa dan momen inersia.
Dengan mempelajari momen inersia kita dapat membuat putaran gasing bertahan
lebih lama dan efisien, begitu pula dengan alat-alat /mesin yang mempunyai
prinsip yang sama.
1. Momen
Inersia
Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu pernah
bermain dengan mainan seperti gasing ataupun yoyo. Gasing dapat berputar dengan
seimbang karena didesain sedemikian rupa sehingga pusat massanya berada
ditengah-tengah diameter gasing, begitu pula dengan yoyo. Lama tidaknya gasing / yoyo berputar bergantung
pada beberapa hal seperti diameter, kecepatan rotasi, massa dan momen inersia.
Dengan mempelajari momen inersia kita dapat membuat putaran gasing bertahan
lebih lama dan efisien, begitu pula dengan alat-alat /mesin yang mempunyai
prinsip yang sama.
Momen inersia (satuan SI kg m2) adalah ukuran ketahanan
objek terhadap perubahan laju rotasinya. Besaran
ini adalah analog rotasi daripada massa. Dengan kata lain, besaran ini adalah
kelembaman sebuah benda tegar yang berputar terhadap rotasinya. Momen inersia
berperan dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, dan
menentukan hubungan antara momentum sudut dan kecepatan
sudut, momen
gaya dan percepatan
sudut, dan beberapa
besaran lain. Meskipun pembahasan skalar terhadap momen inersia, pembahasan
menggunakan pendekatan tensor memungkinkan analisis sistem yang lebih
rumit seperti gerakan giroskopik. Torsi sangat berpengaruh terhadap gerakan benda yang
berotasi. semakin besar torsi, semakin besar pengaruhnya terhadap gerakan benda
yang berotasi. dalam hal ini, semakin besar torsi, semakin besar perubahan
kecepatan sudut yang dialami benda. Perubahan kecepatan sudut = percepatan
sudut. Jadi kita bisa mengatakan bahwa torsi sebanding alias berbanding lurus
dengan percepatan sudut benda. Perlu diketahui bahwa benda yang berotasi juga
memiliki massa.
Dalam gerak lurus,
massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan sebagai
kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila benda sudah bergerak lurus dengan
kecepatan tertentu, benda sulit dihentikan jika massa benda itu besar. Sebuah
truk gandeng yang sedang bergerak lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan
sebuah taxi. Sebaliknya jika benda sedang diam (kecepatan = 0), benda tersebut
juga sulit digerakan jika massanya besar. Misalnya jika kita menendang bola
tenis meja dan bola sepak dengan gaya yang sama, maka tentu saja bola sepak
akan bergerak lebih lambat.
Dalam gerak rotasi, massa benda tegar dikenal dengan
julukan Momen Inersia alias MI.( Momen Inersia dalam Gerak Rotasi mirip dengan massa
dalam gerak lurus). Kalau massa dalam gerak lurus menyatakan
ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan linear (kecepatan linear
= kecepatan gerak benda pada lintasan lurus), maka Momen Inersia dalam gerak
rotasi menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan sudut
(kecepatan sudut = kecepatan gerak benda ketika melakukan gerak rotasi. Disebut
sudut karena dalam gerak rotasi, benda bergerak mengitari sudut). Makin besar
Momen inersia suatu benda, semakin sulit membuat benda itu berputar alias
berotasi. sebaliknya, benda yang berputar juga sulit dihentikan jika momen
inersianya besar.
2.Momen Inersia Partikel
Sebelum kita membahas momen inersia
benda tegar, terlebih dahulu kita pelajari Momen inersia partikel. Jangan
membayangkan partikel sebagai sebuah benda yang berukuran sangat kecil.
Sebenarnya tidak ada batas ukuran yang ditetapkan untuk kata partikel. Jadi
penggunaan istilah partikel hanya untuk mempermudah pembahasan mengenai
gerakan, di mana posisi suatu benda digambarkan seperti posisi suatu titik.
Konsep partikel ini yang kita gunakan dalam membahas gerak benda pada Topik
Kinematika (Gerak Lurus, Gerak Parabola, Gerak Melingkar) dan Dinamika (Hukum Newton). Jadi benda-benda dianggap seperti partikel.
Konsep partikel itu berbeda dengan
konsep benda tegar. Dalam gerak lurus dan gerak parabola, misalnya, kita
menganggap benda sebagai partikel, karena ketika bergerak, setiap bagian benda
itu memiliki kecepatan (maksudnya kecepatan linear) yang sama. Ketika sebuah
mobil bergerak, misalnya, bagian depan dan bagian belakang mobil mempunyai
kecepatan yang sama. Jadi kita bisa mengganggap mobil seperti partikel alias
titik.
Ketika sebuah benda melakukan gerak
rotasi, kecepatan linear setiap bagian benda berbeda-beda. Bagian benda yang
ada di dekat sumbu rotasi bergerak lebih pelan (kecepatan linearnya kecil),
sedangkan bagian benda yang ada di tepi bergerak lebih cepat (kecepatan linear
lebih besar). Jadi , kita tidak bisa menganggap benda sebagai partikel karena
kecepatan linear setiap bagian benda berbeda-beda ketika ia berotasi. Kecepatan
sudut semua bagian benda itu sama. Mengenai hal ini sudah dijelaskan dalam
Kinematika Rotasi.
Jadi pada kesempatan ini, terlebih
dahulu kita tinjau Momen Inersia sebuah partikel yang melakukan gerak rotasi.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu kita memahami konsep momen inersia. Setelah
membahas Momen Inersia Partikel, kita akan berkenalan dengan momen inersia
benda tegar. Benda tegar adalah benda yang memiliki bentuk dan
ukuran yang beraneka ragam. Jadi untuk membantu kita memahami momen Inersia
benda-benda yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda itu, terlebih
dahulu kita pahami Momen Inersia partikel. Bagaimanapun, setiap benda itu bisa
dianggap terdiri dari partikel-partikel.
Misalnya sebuah partikel
bermassa m diberikan gaya F sehingga ia melakukan gerak rotasi terhadap sumbu
O. Partikel itu berjarak r dari sumbu rotasi. mula-mula partikel itu diam
(kecepatan = 0). Setelah diberikan gaya F, partikel itu bergerak dengan
kecepatan linear tertentu. Mula-mula partikel diam, lalu bergerak (mengalami
perubahan kecepatan linear) setelah diberikan gaya. Dalam hal ini benda
mengalami percepatan tangensial. Percepatan tagensial = percepatan linear
partikel ketika berotasi.
3. Momen Inersia Benda Tegar
Benda tegar
adalah sistem benda yang terdiri atas sistem benda titik yang
jumlahnya tak-hinggadan jika ada gaya yang bekerja, jarak antara titik-titik
anggota sistem selalu tetap. Benda tegar bisa kita
anggap tersusun dari banyak partikel yang tersebar di seluruh bagian benda itu.
Setiap partikel-partikel itu punya massa dan tentu saja memiliki jarak r dari
sumbu rotasi. jadi momen inersia dari setiap benda merupakan jumlah total momen
inersia setiap partikel yang menyusun benda itu.
Ini cuma persamaan umum saja. Bagaimanapun
untuk menentukan Momen Inersia suatu benda tegar, kita perlu meninjau benda
tegar itu ketika ia berotasi. Walaupun bentuk dan ukuran dua benda sama, tetapi
jika kedua benda itu berotasi pada sumbu alias poros yang berbeda, maka Momen
Inersia-nya juga berbeda.
http://mahasiswasibuk.co.cc/1_13_Momen-Inersia.html 2010 Lukman Santoso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar