PENGAMATAN ILMIAH—KIMIA PRAK
Gas adalah suatu fase benda.
Seperti cairan,
gas mempunyai kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda
dari cairan, gas yang tak tertahan tidak mengisi suatu volume yang telah
ditentukan, sebaliknya mereka mengembang dan mengisi ruang apapun di mana
mereka berada. Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah
bentuk zat terhebat kedua (setelah plasma).
Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan molekul sering
memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini semakin
bertambah.
Kata "gas" kemungkinan diciptakan oleh
seorang kimiawan Flandria sebagai pengejaan ulang dari pelafalannya untuk kata Yunani,
chaos (kekacauan).
Cairan adalah salah satu
dari empat fase
benda yang volumenya
tetap dalam kondisi suhu
dan tekanan tetap;
dan, bentuknya ditentukan oleh wadah penampungnya. Cairan juga melakukan
tekanan kepada sisi wadahnya dan juga kepada benda yang terdapat dalam cairan
tersebut; tekanan ini disalurkan ke seluruh arah.
Cairan biasanya mengembang bila dipanasi dan menyusut
bila didinginkan.
Cairan pada titik didih
tertentu berubah menjadi gas, dan pada titik
bekunya, berubah menjadi padat. Melalui distilasi bertingkat,
cairan dapat dipisahkan satu dengan lainnya karena masing-masing menguap pada
titik didih tersendiri.
Padat adalah keadaan benda, diciri-cirikan
dengan volume dan bentuk yang tetap. Dalam benda padat, atom/molekul
berdekatan, atau "keras"; tetapi, tidak mencegah benda padat berubah
bentuk atau terkkompresi. Dalam fase padat, atom memiliki order ruang; karena semua
benda memiliki energi kinetik, atom dalam benda padat yang
paling keras bergerak
sedikit, tetapi gerakan ini tak terlihat.
Fisikawan menyebut bidang yang mempelajari padat,
fisika keadaan padat.
Ini termasuk semikonduktor dan superkonduktivitas. Fisika keadaan padat termasuk Fisika benda kondens.
Ilmu
material mempelajari properti padat seperti kekuatan dan pergantian fase benda.
Dia bertumpukan dengan fisika keadaan padat.
Kimia keadaan solid
bertumpukan dengan kedua bidang di atas, tetapi lebih menekankan sintesis
material baru.
Kimia (dari bahasa Arab
كيمياء "seni transformasi" dan bahasa
Yunani χημεία khemeia "alkimia")
adalah ilmu yang
mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta
perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang
ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat
dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan
tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik
materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya
ditentukan oleh gaya antaratom.
Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena
menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi [1]. Koneksi ini timbul melalui
berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin
ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik
melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom
dan molekul.
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat
melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum
pertama termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara
zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih
zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh
pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi
tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat
dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia
lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial
(seperti radiasi
elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga
menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di
luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau
komponen-komponen subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk
menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion,
molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani
sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh
sifat zat-zat kimia dan interaksi antar mereka. Baja
lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu
terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena
ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada
di atas suatu suhu tertentu.
Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase,
atau komposisi kimianya. Materi dapat digolongkan dalam 4 fase, urutan dari
yang memiliki energi paling rendah adalah padat,
cair,
gas,
dan plasma. Dari keempat jenis fase ini, fase
plasma hanya dapat ditemui di luar angkasa yang berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang
teramat besar. Zat padat memiliki struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya lemah lain yang mencoba
merubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas, tanpa struktur, dan
akan mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan
dan bertindak sebagai partikel bebas. Sementara itu, plasma hanya terdiri dari
ion-ion yang bergerak bebas; pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini
bersatu menjadi partikel unsur. Satu cara untuk membedakan ketiga fase pertama
adalah dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki volume dan
bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang tetap,
sedangkan gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap.
Air (H2O) berbentuk cairan dalam suhu kamar karena molekul-molekulnya
terikat oleh gaya antarmolekul
yang disebut ikatan Hidrogen.
Di sisi lain, hidrogen sulfida
(H2S) berbentuk gas pada suhu kamar dan tekanan standar, karena
molekul-molekulnya terikat dengan interaksi dwikutub (dipole) yang lebih
lemah. Ikatan hidrogen pada air memiliki cukup energi untuk mempertahankan
molekul air untuk tidak terpisah satu sama lain, tapi tidak untuk mengalir,
yang menjadikannya berwujud cairan dalam suhu antara 0 °C sampai 100 °C pada permukaan laut.
Menurunkan suhu atau energi lebih lanjut mengizinkan organisasi bentuk yang
lebih erat, menghasilkan suatu zat padat, dan melepaskan energi. Peningkatan
energi akan mencairkan es walaupun suhu tidak akan berubah sampai semua es
cair. Peningkatan suhu air pada gilirannya akan menyebabkannya mendidih (lihat panas penguapan) sewaktu terdapat cukup
energi untuk mengatasi gaya tarik antarmolekul dan selanjutnya memungkinkan
molekul untuk bergerak menjauhi satu sama lain.
Ilmuwan yang
mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian
besar kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia
yang diajarkan pada sekolah menengah sering disebut "kimia umum" dan
ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep dasar dan untuk
memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak konsep
yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak
akurat secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar
biasa. Kimiawan secara reguler menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana
dan elegan ini dalam karya mereka, karena terbukti mampu secara akurat membuat
model reaktivitas kimia yang sangat bervariasi.
Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi
ilmu ini berakar pada alkimia yang telah
dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh dunia.
Akar ilmu kimia dapat dilacak hingga fenomena pembakaran. Api
merupakan kekuatan mistik yang mengubah suatu zat menjadi zat lain dan
karenanya merupakan perhatian utama umat manusia. Adalah api yang menuntun
manusia pada penemuan besi dan gelas.
Setelah emas ditemukan dan menjadi logam berharga,
banyak orang yang tertarik menemukan metode yang dapat merubah zat lain menjadi
emas. Hal ini menciptakan suatu protosains yang disebut Alkimia. Alkimia dipraktikkan oleh banyak
kebudayaan sepanjang sejarah dan sering mengandung campuran filsafat, mistisisme, dan protosains.
Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada
pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-alkimiawan
terkemuka (terutama Abu Musa
Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh
dari filsafat dan mistisisme dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik
dan ilmiah. Alkimiawan pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan
membedakan kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627–1691). Walaupun
demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan hukum
kekekalan massanya pada tahun 1783. Penemuan unsur
kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan
diciptakannya tabel periodik
unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev
pada tahun 1869.
Penghargaan
Nobel dalam Kimia yang diciptakan pada tahun 1901 memberikan
gambaran bagus mengenai penemuan kimia selama 100 tahun terakhir. Pada bagian
awal abad ke-20, sifat subatomik atom diungkapkan dan ilmu mekanika kuantum mulai menjelaskan sifat
fisik ikatan kimia. Pada pertengahan abad ke-20, kimia telah berkembang sampai
dapat memahami dan memprediksi aspek-aspek biologi yang melebar ke bidang biokimia.
Industri kimia
mewakili suatu aktivitas ekonomi yang penting. Pada tahun 2004, produsen bahan
kimia 50 teratas global memiliki penjualan mencapai 587 bilyun dolar AS dengan
margin keuntungan 8,1% dan pengeluaran riset dan
pengembangan 2,1% dari total penjualan [2
Tatanama kimia merujuk pada sistem
penamaan senyawa kimia. Telah dibuat sistem penamaan spesies kimia
yang terdefinisi dengan baik. Senyawa
organik diberi nama menurut sistem tatanama
organik. Senyawa anorganik dinamai menurut sistem tatanama anorganik.
Atom adalah suatu kumpulan materi yang
terdiri atas inti
yang bermuatan positif, yang biasanya mengandung proton dan neutron, dan
beberapa elektron di sekitarnya yang mengimbangi muatan positif inti. Atom juga
merupakan satuan terkecil yang dapat diuraikan dari suatu unsur dan masih
mempertahankan sifatnya, terbentuk dari inti yang rapat dan bermuatan positif
dikelilingi oleh suatu sistem elektron.
Unsur adalah sekelompok atom yang memiliki
jumlah proton
yang sama pada intinya. Jumlah ini disebut sebagai nomor atom
unsur. Sebagai contoh, semua atom yang memiliki 6 proton pada intinya adalah
atom dari unsur kimia karbon, dan semua atom yang memiliki 92 proton pada intinya
adalah atom unsur uranium.
Tampilan unsur-unsur yang paling pas adalah dalam
tabel
periodik, yang mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat
kimianya. Daftar unsur berdasarkan nama, lambang, dan nomor atom juga tersedia.
Ion atau spesies bermuatan, atau suatu
atom atau molekul yang kehilangan atau mendapatkan satu atau lebih elektron. Kation bermuatan
positif (misalnya kation natrium Na+) dan anion bermuatan
negatif (misalnya klorida
Cl−) dapat membentuk garam netral (misalnya natrium
klorida, NaCl).
Senyawa merupakan suatu zat yang dibentuk
oleh dua atau lebih unsur
dengan perbandingan tetap yang menentukan susunannya. sebagai contoh, air merupakan senyawa
yang mengandung hidrogen
dan oksigen
dengan perbandingan dua terhadap satu. Senyawa dibentuk dan diuraikan oleh reaksi
kimia.
Molekul adalah bagian terkecil dan tidak
terpecah dari suatu senyawa kimia murni yang masih mempertahankan sifat
kimia dan fisik yang unik. Suatu molekul terdiri dari dua atau lebih atom yang terikat
satu sama lain.
Suatu 'zat kimia' dapat berupa suatu unsur,
senyawa, atau campuran senyawa-senyawa, unsur-unsur, atau senyawa dan unsur.
Sebagian besar materi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan
suatu bentuk campuran, misalnya air, aloy,
biomassa,
dll.
Ikatan kimia merupakan gaya yang menahan
berkumpulnya atom-atom
dalam molekul
atau kristal.
Pada banyak senyawa sederhana, teori ikatan valensi dan konsep bilangan
oksidasi dapat digunakan untuk menduga struktur molekular dan susunannya.
Serupa dengan ini, teori-teori dari fisika
klasik dapat digunakan untuk menduga banyak dari struktur ionik. Pada
senyawa yang lebih kompleks/rumit, seperti kompleks logam,
teori ikatan valensi tidak dapat digunakan karena membutuhken pemahaman yang
lebih dalam dengan basis mekanika kuantum.
Fase adalah kumpulan keadaan sebuah sistem
fisik makroskopis yang relatif serbasama baik itu komposisi kimianya maupun
sifat-sifat fisikanya (misalnya masa jenis, struktur kristal, indeks refraksi,
dan lain sebagainya). Contoh keadaan fase yang kita kenal adalah padatan, cair,
dan gas. Keadaan fase yang lain yang misalnya plasma, kondensasi Bose-Einstein,
dan kondensasi Fermion. Keadaan fase dari material magnetik adalah paramagnetik,
feromagnetik
dan diamagnetik.
[sunting] Reaksi kimia
Reaksi kimia adalah transformasi/perubahan
dalam struktur
molekul.
Reaksi ini bisa menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih
besar, pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau
penataulangan
atom-atom dalam
molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan
kimia.
Hipotesis atau hipotesa adalah
jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih
harus dibuktikan kebenarannya[1].
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan
jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.[2]
Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan
dengan hipotesis tersebut.[2]
Dalam upaya pembuktian
hipotesis, peneliti
dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala.[2]
Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.[2]
Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.[2]
Contoh:
Apabila terlihat
awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan
(menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka...)
sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan
benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara
ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan,
maka hipotesisnya dinyatakan keliru.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo=
di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan,
kepastian.[3].
Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang
digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang
mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.[3].
Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan
hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.[3]
Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering
menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya.[3]
Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa
diantara sejumlah fakta
ada hubungan
tertentu.[3]
Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di
dalam penelitian,
salah satu diantaranya yaitu Penelitian
sosial.[4] :
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran,
yang melalui tahap-tahap tertentu.[3]
Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang
dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah.[3].
Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi
yang langsung dapat diuji.[4]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar