Kamis, 17 Desember 2015

Difusi, Osmosis, dan Plasmolisis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi (Anonim 2010: 1).
Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel tumbuhan ada tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks, potensial osmotik dan potensial tekanan (Wilkins 1992 : 212).
Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida (Anonim 2010: 1).
Difusi merupakan suatu gerakan atau tersebarnya materi secara merata (spontan) yang disebabkan oleh gerakan acak molekul-molekulnya. Molekul berarah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses difusi paling cepat dalam fase gas. Dalam cairan prosesnya lebih lambat. Dalam zat padat terjadi juga difusi, namun memerlukan waktu lama sekali. Bila pada sisi kiri lempeng timbel ditempelkan timbel lain yang radioaktif dan di sisi kanan di taruh detector, pada hari pertamadetektor tidak mencatat adanya radiasi. Tetapi setelah beberapa minggu detektor itu dapat mencatat radiasi. Ini membuktikan bahwa timbel radioaktif berdifusi ke bagian kanan (Abbas, dkk 1997: 349).
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer  (Anonim  2010: 1).
Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya.proses osmosis akan berhenti jika kecepatan desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi (Kimball 1983 : 121).
Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan keluar sel (Anonim  2010: 1).
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Plasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan  air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini akan layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis, tekanan terus berkurang sampai di suatu titik dimana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran (Doni&Nita 2010: 48).

1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui sistem transport molekul melalui membran dengan mengamati proses difusi, osmosis, dan plasmolisis pada tumbuhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel tumbuhan ada tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial air dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks, potensial osmotik dan potensial tekanan (Wilkins 1992 : 212).
Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis (solut) dan potensial turgor (tekanan). Dengan adanya potensial osmosis cairan sel, air murni cenderung memasuki sel. Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tekanan, suhu, adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya, matrik sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah (Meyer 1952 : 88).
Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya. Proses osmosis akan berhenti jika kecepatan desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi (Kimball 1983 : 121).
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer (Endang 2009 : 179).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu Ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi; Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya; Jarak, semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.; dan suhu, semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya (Anonim  2010: 1).
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat     menjadi     melebihi      bagian     dengan     konsentrasi     yang    lebih    encer
(Endang 2009 : 179).           
Plasmolisis adalah suatu proses yang secara riil bisa menunjukkan bahwa sel sebagai unit terkecil kehidupan ternyata terjadi sirkulasi keluar masuk suatu zat, artinya suatu zat /materi bisa keluar dari sel, dan bisa masuk melalui membrannya. Adanya sirkulasi ini bisa menjelaskan bahwa sel tidak diam, ternyata sungguh dinamis dengan lingkungannya, jika memerlukan materi dari luar maka ia harus ambil materi itu dengan segala cara, yaitu mengatur tekanan agar   terjadi   perbedaan  tekanan   sehingga   materi   dari   luar   itu   bisa  masuk (Anonim  2010: 1).
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis - runtuhnya seluruh dinding sel - dapat terjadi. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam (Albert. 1994 : 124).
Kondisi sel tidak selalu berada pada keadaan yang normal yang dengan mudah ia mengaturnya ia bisa mencapai homeostatis/seimbang. Terkadang sel juga bisa berada di lingkungan yang ekstrem menyebabkan semua isi sel dapaksakan keluar karena diluar tekanan lebih besar, jika terjadi demikian maka terjadilah lisis/plasmolisis yang membawa sel itu mati. Plasmolisis adalah contoh kasus transportasi sel secara osmosis dimana terjadi perpindahan larutan dari kepekatan yang     rendah    ke   larutan    yang   pekat     melalui    membran   semi    permeable (Anonim  2010: 1).
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus   oleh pelarut, tapi tidak  oleh zat  terlarut, yang mengakibatkan  gradien tekanan   sepanjang  membran  (Endang 2009 : 179).          
Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi   zat   terlarut,  dan   bukan   pada   sifat   zat    terlarut   itu   sendiri  (Irfan 2010: 46).
Untuk mencegah perpindahan netto pelarut, larutan diberi tekanan tambahan. Tambahan tekanan ini disebut tekanan osmosis atau osmotik  larutan itu. Larutan gula dengan kepekatan 30 persen mempunyai tekanan osmotik sebesar 200 atmosfer. Bila tekanan terlalu besar, air justru akan terperas keluar. Peristiwa ini disebut osmosis balik (Abbas, dkk 1997: 323).







4.2. Pembahasan
Menurut Anonim C (2010 : 1) osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer.
Contoh yang sederhana dari difusi  adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida. Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung (Anonim C 2010: 1).
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral , tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa     atau      transporter     untuk      dapat      menembus        membran
(Anonim D 2008:1).
Hasil dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara larutan tersebut dinamakan isotonis. Kecepatan zat berdifusi melalui membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi, tetapi juga pada besar, muatan, dan daya larut dalam lemak (lipid). Membran sel kurang permeabel terhadap ion-ion (Na+,Cl–, K+) dibandingkan dengan molekul kecil yang tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui membran sel daripada molekul besar.  Molekul-molekul yang bersifat hidrofobik dapat bergerak dengan mudahmelalui membran daripada molekul-molekul hidrofolik (Isfanl 2010 : 1).
Osmosis perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeable (Anonim D 2008:1).
Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang disebut osmometer. Sel akan mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar meninggalkan sel secara osmosis. Sebaliknya jika sel berada pada lingkungan yang konsentrasi rendah sel akan banyak menyerap air, karena air berosmosis dari lingkungan ke dalam sel. Jika sel-sel tersebut adalah sel tumbuhan, maka akan terjadi tekanan turgor apabila dalam lingkungan hipotonis. Sebaliknya jika sel tumbuhan berada pada lingkungan hipertonis, dapat mengalami plasmolisis yaitu terlepasnya sel dari dinding sel (Isfanl 2010 : 1).
Pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan didalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis, sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis (Anonim D 2008: 1).
Menurut Anonim D (2008 : 1), jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi. sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang terjadi di alam.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1.        Difusi merupakan suatu gerakan yang disebabkan oleh gerakan acak molekul-molekulnya yang berarah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
2.         Besar luas area, jarak, dan suhu mempengaruhi proses difusi.
3.        Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.
4.        Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer.
5.        Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya.
6.        Plasmolisis adalah suatu proses yang menunjukkan bahwa sel sebagai unit terkecil kehidupan dan merupakan dampak dari peristiwa osmosis.
7.        Tekanan osmotik berarti sifat ini bergantung pada konsentrasi   zat   terlarut,  dan   bukan   pada   sifat   zat    terlarut   itu   sendiri.















DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Syekh. 1997. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: PT Delta Pamungkas.
Albert. 1994. Biologi Mokekler. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama ; ii +  51 hal.
Aminasih. 2010. Penuntun Praktikum Biologi umum. Inderalaya: Universitas Sriwijaya
            (Diakses pada tanggal 31 Oktober 2010 pukul 20.50 WIB)
Anonim. 2010. Difusi, Osmosis, dan Plasmolisis.
            (Diakses pada tanggal 31 Oktober 2010 pukul 19.53 WIB)
Doni & Nita. 2010. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Inderalaya: Universitas Sriwijaya.
Isfanl. 2010. Proses osmosis dan difusi.
            (Diakses pada tanggal 5 November 2010 pukul 21.00 WIB)
Nugroho, Hartanto. 2004. Biologi Dasar. Jakarta : Penebar swadaya ;  i + 42 hal.
Tjirotsomo. 1991. Biologi Dasar. Jakarta : Erlangga ; ii + 103 hal.
Yusa. 2004. Sains Biologi SLTP Kelas VIII. Bandung : Grafindo Media Pratama ; i +
          49 hal.

Anonim. 2010. Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga ; i + 16 hal.
Cummings, M.R. 2000. Biologi Science and life. Dell Publshing Company Inc.
Hartanto, Nugroho. L.  2004. Biologi Dasar. Jakarta : Penebar swadaya ; i + 98 hal.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Gramedia ; i + 35 hal.
Kimbal, Jhon. W . 1990. Biologi edisi kelima. Erlagga . Jakarta.
Lim, Daniel. 1998. Mikrobiologi Dasar.http://www.wikipedia.wiki.org.
Pennak RW.1998. Freshwater Invertebrates of  the United States. Nw York; A Willey
        Interscience Publications Jon Willey and Sons.
Setiawan. 2010. Penuntun Praktkum Biologi Umum. Inderalya : Universitas Sriwijaya
Sukesih, dkk. 2008. Biologi SMU II. PT. Multi Adiwitata, Banding
Sumardi, Issirep. 2004. Biologi Dasar. Jakarta : Penear swadaya ; i + 103 hal.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar