BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tubuh tumbuhan terdiri
atas banyak sel, sel-sel itu pada tempat tertentu membentuk jaringan.Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki
bentuk, asal, dan fungsi yang sama. Jaringan tumbuhan
dikategorikan menjadi tiga jaringan pokok yaitu jaringan epidermis, jaringan yang
melingkupi daun dan
bagian-bagian tumbuhan yang masih muda. Jaringan pengangkut, mencakup
jaringan-jaringan yang membentuk pembuluh
(Anonim B 2009: 1).
Dalam tubuh
hewan dan tumbuhan terdiri dari berbagai penyusun tubuh, salah satunya adalah
organ. Organ merupakan bagian tubuh yang
memiliki satu atau lebih fungsi tertentu. Penyusun organ adalah beberapa jenis
jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu dg lainnya. Contoh: usus
halus, berfungsi mencerna dan menyerap sari-sari makanan. Struktur usus halus terdiri dari jaringan
otot,
jaringan epitel,
jaringan ikat,
dan jaringan saraf. Sedangkan
sistem organ merupakan gabungan dari
berbagai organ yang melaksanakan satu fungsi
dalam koordinasi tertentu
(Kimball 1992: 97).
Semua jaringan tumbuhan berasal dari jaringan sel-sel puncak
yang dikenal sebagai jaringan meristem (jaringan muda) dan jaringan dewasa. Jaringan
meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya mampu
terus menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Mempunyai ciri: berdinding
tipis, banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil, inti besar, dan plastida
belum matang (Anonim A 2007:
1).
Jaringan
meristem adalah sekumpulan sel-sel punca pada tumbuhan yang
aktif melakukan pembelahan sel. Sel-selnya
disebut sebagai sel meristem. Jaringan ini mudah ditemukan pada bagian titik-titik tumbuh batang maupun akar. Jaringan
meristematik (menyerupai meristem) juga ditemukan pada bagian batang dan akar
yang membentuk kambium.
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah.
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu Jaringan Epidermis, Jaringan Parenkim, Jaringan Penguat/Penyokong, Jaringan Pengangkut, serta Jaringan Gabus (Anonim A 2007: 1).
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu Jaringan Epidermis, Jaringan Parenkim, Jaringan Penguat/Penyokong, Jaringan Pengangkut, serta Jaringan Gabus (Anonim A 2007: 1).
Jaringan
meristematik juga dapat diinduksi dalam kultur buatan (dengan kultur
jaringan) dan dinamakan kalus. Suatu kuncup adalah titik tumbuh yang tengah menjalani dormansi. Ia
akan aktif apabila mendapati lingkungan yang sesuai bagi aktivitasnya. Jaringan
meristem adalah bagian yang paling mudah diinduksi untuk memperbanyak diri pada
kultur jaringan (Anonim B .2009: 1).
Sifat dari
tumbuhan bersel banyak adalah adanya tingkatan koordinasi dan korelasi yang
tinggi antara komponen organ, jaringan dan sel-sel. Jaringan pada tumbuhan
dibagi menjadi dua tipe, yaitu jaringan meristematik yang biasanya terdiri atas
sel-sel embrional, dinding tipis, kaya akan plasma, vakuola-vakuola kecil dan
bentuk sel isodiametris, dan jaringan permanen
yang biasanya mempunyai bentuk sudah tetap, tidak mengalami pembelahan,
vakuola besar, mengalami penebalan dan plasma sedikit, yang bersama-sama
membentuk organ-organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, dan organ-organ
reprodukdi (bunga, buah,dan biji) yang keseluruhannya merupakan tubuh tumbuhan
angiospermae (Kimball 1992: 97).
Ciri-ciri
dari jaringan pemanen adalah mempunyai bentuk yang tetap, tidak mengalami
pembelahan, vakoula besar, dinding sel mengalami pembelahan, dan mempunyai
plasma dalam jumlah sedikit. Berdasarkan bentuk dan fungsinya pada jaringan
dewasa sudah dapat dibedakan menjadi : jaringan pengangkut dan jaringan
fotosintetik (Kimball 1992: 97).
Dinding
sel terdiri dari dinding primer dam lamela tengah yang terletak antara 2 dinding
primer yang berdekatan. Zat penyusun dinding primer adalah serat selulosa,
sedang lamela tengah adalah Mg dan Ca pekat yang berupa gel. Beberapa sel
(xilem, skelerenkim) dinding primer mengalami penebalan dengan zat lignin
membentuk dinding sekunder yang keras dan kaku. (Syamsuri 1997: 44).
1.2.
Tujuan Praktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk mengamati bentuk-bentuk dan mengenali bagian – bagian
penyusun jaringan pada tumbuhan.
BAB II
TINJUAUAN PUSTAKA
Dalam
tubuh tumbuhan juga terdiri dari beberapa jaringan. Jaringan pokok penyusun
organ tumbuhan tingkat tinggi adalah jaringan epidermis, merupakan jaringan
penyusun tubuh tumbuhan paling luar dan umumnya terdiri dari selapis sel saja.
Berfungsi melindungi bagian dalam organ tumbuhan, sehingga disebut sebagai
jaringan pelindung. Jaringan parenkim atau disebut juga jaringan dasar karena
merupakan penyusun sebagian besar organ tumbuhan seperti korteks batang dan
akar, mesofil daun dan endosperma biji Pada umumnya terdapat bersama parenkim, misalnya parenkim kortek, yang
berfungsi sebagai penguat jaringan lainnya (Amin 1994: 72).
Salah satu perbedaan yang khas antara sel tumbuhan dengan sel
hewan adalah pada sel tumbuhan mempunyai
bentuk yang bermacam-macam. Ada yang berbentuk peluru, prisma, dan
memanjang seperti rambut atau seperti ular. Sel tumbuhan mempunyai dua bagian
pokok yang berbeda dari hewan yaitu vakuola, plastida dan dinding sel. Vakuola
dan plastida merupakan bagian hidup dart sel tumbuhan dan disebut protoplas.
Sedangkan dinding sel yang berfungsi untuk melindungi
isi sel/lumen yang ada di protoplasma disebut bagian sel yang mati. Hal
ini terlihat pada sel gabus tumbuhan yang tergolong sel mati karena hanya
memiliki inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang antar selnya kosong (Azidin 1993:
39).
Jaringan
yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan
epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan
sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis.
Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya.
2.
Jaringan Parenkim
Nama
lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan
parenkim dijumpai pada
kulit batang, kulit akar, daging, daun,
daging buah dan endosperm.
Bentuk sel parenkim bermacam-macam.
Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara
disebut aerenkim. Penyimpanan
cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
3.
Jaringan Penguat/Penyokong
Nama
lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari
kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim merupakan jaringan penguat pada organ tubuh
muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak. Sklerenkim terdiri dari dua macam
yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang
baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.
4.
Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut
bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada 2 macam jaringan;
yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis/pembuluh kulit
kayu. Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar
ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Floem bertugas mengangkut
hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
5.
Jaringan Gabus
Fungsi
jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan
banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil,
jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan
gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar
berupa sel-sel mati yang disebut felem.
Xilem atau pembuluh kayu adalah komponen utama pada jaringan
pengangkut yang ada pada tumbuhan. Xilem bertugas menyalurkan air dan mineral dari akar ke bagian atas
tumbuhan yaitu daun.
Sel xilem banyak mengandung lignin dan merupakan pembentuk bagian utama dari
apa yang kita kenal sebagai kayu. Ada tiga faktor yang menyebabkan air dan mineral dapat
naik dari akar ke daun yaitu: Tekanan akar, Kapilaritas, dan Transpirasi.
Floem atau pembuluh tapis adalah komponen utama pada jaringan pengangkut yang
ada pada tumbuhan.
Floem bertugas untuk mengedarkan hasil fotosintesis
ke seluruh bagian tumbuhan (Anonim 2010: 2).
BAB
III
METODELOGI
PENELITIAN
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 29
September 2010, pukul 13.20-15.20 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sriwijaya, Inderalaya.
3.2. Alat dan
bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
mikroskop, sedangkan bahannya adalah Penampang melintang batang Arachis
hypogeal (sedia awetan) dan Penampang melintang Zea mays (sediaan
yang awetan).
3.3. Cara kerja
1. Jaringan pada
Batang Monokotil
Dengan perbesaran lemah, digambarkan satu sektor dari
penampang melintang batang Zea mays dan bagian-bagiannya. Struktur
jaringan epidermis, hypodermis diamati. Kemudian dilihat pada perbesaran kuat
lalu digambarkan.
2. Jaringan pada Batang Dikotil
Dengan perbesaran lemah, digambarkan satu sektor dari
penampang melintang dalam preparat tersebut beserta bagian-bagiannya.
4.
Jaringan pada Daun Monokotil
Diamati pada perbesaran kuat, kemudian digambarkan
bagian-bagian yang terlihat pada daun. Perhatikan epidermis dengan sel kipas
dan stomata, mesofil terdiri dari jaringan bunga karang, epidermis bawah dengan
stomata, berkas pengangkut terdiri atas xylem dan floem.
5.
Jaringan pada Daun Dikotil
Diamati pada perbesaran kuat, kemudian digambarkan
bagian-bagian yang terlihat pada daun. Perhatikan epidermis atau stomata,
trikomata dan jaringan mesofil daun yang terdiri dari jaringan tiang dan bunga
karang, berkas pengangkutan terdiri dari xylem dan floem, disebelah luar floem
terdapat sklerenkim.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
1.
Jaringan pada Batang Monokotil (Zea mays)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio:
Angiospermae
Kelas :
Monokotyladanae
Ordo :
Gramilanes
Famili :
Graminae
|
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
2.
Jaringan pada Batang Dikotil
Klasifikasi
|
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliophyta
Order : Fabales
Family : Fabaceae
Subfamily : Faboideae
Genus : Arachis
Species : A. hypogaea
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliophyta
Order : Fabales
Family : Fabaceae
Subfamily : Faboideae
Genus : Arachis
Species : A. hypogaea
3.
Jaringan pada Daun Monokotil (Zea mays)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio:
Angiospermae
Kelas :
Monokotyladanae
Ordo :
Gramilanes
Famili :
Graminae
|
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
4.
Jaringan pada Daun Dikotil (Arachis hypogeal)
Klasifikasi
|
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliophyta
Order : Fabales
Family : Fabaceae
Subfamily : Faboideae
Genus : Arachis
Species : A. hypogaea
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliophyta
Order : Fabales
Family : Fabaceae
Subfamily : Faboideae
Genus : Arachis
Species : A. hypogaea
5.
Jaringan pada Akar Monokotil (Zea mays)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio:
Angiospermae
Kelas :
Monokotyladanae
Ordo :
Gramilanes
Famili :
Graminae
|
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
6.
Jaringan pada Akar Dikotil (Arachis hypogeal)
Klasifikasi
|
Kingdom : Plantae
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliophyta
Order : Fabales
Family : Fabaceae
Subfamily : Faboideae
Genus : Arachis
Species : A. hypogaea
Divisio : Tracheophyta
Class : Magnoliophyta
Order : Fabales
Family : Fabaceae
Subfamily : Faboideae
Genus : Arachis
Species : A. hypogaea
6.2. Pembahasan
Pada percobaan ini, praktikan mengamati gambar bagian
tumbuhan Zea mays sebagai contoh tumbuhan monokotil, dan Arachis
hypogeal sebagai contoh tumbuhan dikotil. Zea mays dalam bahasa
disebut jagung, sedangkan Arachis hypogeal dalam bahasa disebut kacang.
Mendapatkan hasil pengamatan bahwa tumbuhan biji tunggal memiliki cirri-ciri
umum, yaitu Embrio mempunyai 1 kotiledon, daun sempit dengan tulang daun
sejajar, batang tidak bercabang, tetapi beruas-beruas, dan tidak mempunyai kambium.
Menurut Anonim (2007: 2), tanaman jagung merupakan
tumbuhan biji tunggal dan mempunyai ciri-ciri umum yaitu : Embrio mempunyai 1
kotiledon, daun sempit dengan tulang daun sejajar, batang tidak bercabang,
tetapi beruas-beruas, jaringan pengangkut sedikit dan tersebar, tidak mempunyai
kambium (kecuali familia liliceae).
Tanaman Arachis hypogeal sebagai contoh
tumbuhan berbiji dua memiliki ciri-ciri Berakar tunggang, Batangnya
bercabang-cabang, Berkas pengangkutan melingkar-lingkar, Pertumbuhan sekunder,
karena ada cambium, Ada xilem sekunder dan primer karena aktivitas kambium. Jaringan
penguat berupa sklerenkim yang tersebar di antara parenkim cortex (AnonimC
2010: 2).
Menurut
Anonim C (2010: 1) Akar jagung (Zea mays) tergolong akar
serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada
kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari
buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang
jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak
seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah
daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak
mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya
memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan
ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma
pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap
stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan
penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Kacang
tanah budidaya di Indonesia dibagi menjadi dua tipe yaitu : tipe
tegak yang mempunyai cirri – ciri ini tumbuh lurus atau sedikit miring keatas,
buahnya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek ( genjah ) dan
kemasakan buahnya serempak dan tipe menjalar yang memiliki ciri tumbuh kearah
samping, batang
utama berukuran panjang, buah terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan
tanah dan umumnya berumur panjang. Tipe menjalar lebih disukai karena memiliki
potensi hasil lebih tinggi. Tanaman Kacang tanah bisa
dimanfaatkan untuk makanan ternak (Anonim C 2008: 1).
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Jaringan
yaitu sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi, dan sifat-sifat yang sama.
Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi suatu pola yang jelas di seluruh
bagian tumbuhan.
2.
Sel-sel terorganisasi menjadi jaringan dan kumpulan
jaringan membentuk suatu organ dan kumpulan organ tersebut membentuk sistem
organdan menjadi tubuh suatu organisme.
3.
Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan muda
(meristematik) dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa terdiri dari jaringan
epidermis, parenkim, sklerenkim, kolenkim, dan jaringan pengangkut.
4.
Organ pada tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah,
dan bunga.
5.
Jaringan pokok penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi
adalah jaringan epidermis, merupakan jaringan penyusun tubuh tumbuhan paling
luar dan umumnya terdiri dari selapis sel saja.
DAFTAR PUSTAKA
Amin.
1994. Fisiologi Hewan daan
Tumbuhan. Karunika. Jakarta.
Anonim A . 2007. Jaringan pada tumbuhan. http://biologi.blogsome.com/2007/07/30/sel-tumbuhan-2/
Diakses pada
tanggal 26 September 2010. Pukul 19.10 WIB
Anonim B . 2009. Jaringan Tumbuhan. http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/files/2009/09/jaringan-tumbuhan.pdf
Diakses pada
tanggal 26 September 2010. Pukul 19.20 WIB
Kimball, J. W. 1992. Biologi
Jilid I. Erlangga; Jakarta.
Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung.
LAMPIRAN
Gambar
Jagung (Zea mays)
Gambar
Kacang (Arachis hypogeal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar