BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dunia Mikrobiologi
berkembang setelah ditemukannya alat optik yang bernama Mikroskop. Mikroskop
berasal dari bahasa Yunani micron = kecil dan scopos = tujuan. Mikroskop yang
pertama dibuat adalah Mikroskop Optik yang dibuat oleh seorang Mahasiswa Ilmu
Pengetahuan Alam berkebangsaan Belanda, Thonius Philips Van Leeuwenhoek yang
lebih dikenal dengan nama Antonie Van Leeuwenhoek pada tahun 1632 – 1723
(AnonimA 2003: 1).
Leeuwenhoek telah
membuat lebih dari 250 buah Mikroskop, masing–masing terdiri dari lensa tunggal
hasil gosokan rumah yang ditanam dalam kerangka kuningan dan perak, kekuatan
perbesaran tertinggi adalah 200 sampai 300 kali, hampir sama dengan Mikroskop
majemuk yang menggunakan dua lensa atau lebih (AnonimC 2010: 1).
Mikroskop yang
pertama kali digunakan adalah Mikroskop yang hanya memiliki satu lensa okuler
akan tetapi saat ini sudah banyak Mikroskop yang menggunakan dua lensa okuler.
Peralatan ini direka berbeda dengan Mikroskop yang monokuler dan digunakan
untuk tujuan yang sedikit berbeda. Dengan menggunakan kedua mata untuk
memberikan sudut pandangan yang sedikit berbeda kepada mata kiri dan kanan.
Dengan cara ini dapat menghasilkan pandangan tiga dimensi atau 3D (Anonim
B 1999: 1).
Pada prinsipnya
Mikroskop terdiri dari dua atau lebih, lensa cembung atau yang biasa disebut
lensa positif yang terdiri dari lensa okuler dan lensa obyektif. Lensa okuler
adalah lensa yang letaknya dekat dengan mata sedangkan lensa obyektif
adalah lensa yang letaknya dekat
dengan obyek yang akan diamati. Fungsi dari Mikroskop sendiri adalah untuk
melihat benda–benda Mikroskopis (Anonim A 2003: 1).
Mikroskop yang
paling terkenal saat ini adalah Mikroskop elektron yang banyak digunakan untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan terutama didunia mikrobiologi dalam berbagai
bidang teruatam analisis kedokteran. Mikroskop elektron pertama ditemukan oleh
Ernst Ruska dan Max Knoll pada tahun 1931. Mikroskop elektron ini telah
dikembangkan sejak 1950an dan mendapatkan kemajuan besar dalam bidang Sains
(Anonim B 1999: 2).
Tahun 1829 oleh
Hertwig diajukan teori protoplasma, sel adalah kumpulan substansi hidup yang
disebut protoplasma dengan di dalamnya mengandung inti yang disebut nukleus dan
diluarnya dibatasi oleh dinding sel. Ada beberapa organism yang struktur selnya
jelas, tetapi terdiri dari protoplasma. Berdasarkan jumlah sel yang
menyusunnya, tubuh makhluk hidup ada yang tersusun atas satu sel (uniseluler)
dan banyak sel (multiseluler). Pada sel tumbuhan, di sebelah luar membrane sel
terdapat dinding sel yang relatif tebal (Anonim D 2008: 1).
Saat ini banyak sekali
penyakit yang disebabkan oleh mikrorganisme seperti virus, bakteri, protozoa,
ataupun mikro fungi. Dengan menggunakan mikroskop maka kita akan mengetahui morfologi dari mikroorganisme tersebut
sehingga dapat menentukan langkah selanjutnya seperti pembuatan antibiotik
ataupun langkah- langkah dalam dunia medis. Dari dunia biologi saat ini yang
paling maju dari ilmu-ilmu lainnya adalah ilmu mikrobiologi meskipun sebenarnya
bukan hanya dunia mikrobiologi yang menggunakan aplikasi dari mikroskop (Anonim
D 2008: 1).
Mikroskop cahaya
menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan
lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop sedangkan penggunaan
lensa okuler terletak pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal atau ganda (Anonim
A 2003: 2).
1.2.Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian
mikroskop dan fungsi dari tiap-tiap bagian pada mikroskop serta cara
penggunaannya.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Mikroskop
terdiri dari beberapa bagian. Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung yaitu
lensa okuler (dekat dengan mata) dan lensa objektif (dekat dengan objek). Baik
lensa objektif maupun lensa okuler dirancang untuk pembesaran yang berbeda. Lensa
objektif biasanya dipasang pada gagang putar. Sistem kerja lensa objektif memberikan pembesaran mula-mula dan
menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler.
Bayangan nyata itu pun diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan bayangan maya
yang kita lihat (Volk 1984 : 1).
Menurut Anonim A (2003:
2 ), ada dua macam bagian utama
penyusun mikroskop, yaitu :
v
Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa
objektif, dan lensa okuler.
v
Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan
lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca
objek, dan sumber cahaya.
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua
lensa objektif dan lensa okuler. Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang
pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat
optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa
yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di
bidang fokal dari lensa tersebut (AnonimC 2010: 1).
Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi
mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan mikroskop monokuler dan binokuler
untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang
hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler.
Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana yang umumnya digunakan pelajar dan
mikroskop riset yaitu mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski
DIC, dan konfokal (Anonim D 2008: 1).
Mikroskop cahaya adalah sebuah mikroskop
yang menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana
yang digunakan pada mikroskop konvensional. Pada mikroskop
konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan
dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor.
Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor (AnonimC
2010: 1).
Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan
lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop sedangkan penggunaan
lensa okuler terletak pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah
mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa
atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan
tempat preparat. Sistem lensa yang
ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan
lensa-lensa mikroskop yang lain (AnonimC 2010: 1).
Menuru
Anonim C (2010: 2), mikroskop
cahaya meliputi Mikroskop medan
gelap, fluoresensi, dan fase kontras.
a. Mikroskop
Medan Gelap
Mikroskop ini digunakan untuk mengamati
bakteri hidup, khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas
daya pisah mikroskop majemuk.
b. Mikroskop
Fase Kontras
Mikroskop ini digunakan untuk
mengamati benda hidup dalam keadaan alaminya, tanpa menggunakan bahan pewarna.
Pada bawah meja objeknya dan pada lensa objektifnya terpasang perlengkapan fase
kontras. Fase kontras menggunakan iluminasi bidang terang dengan suatu phase annulus (pada kondensor) dan phase plate (dipasang pada obyektif)
pada lintas cahaya.
c.
Mikroskop Polarasi
Menggunakan cahaya terpolarisasi guna
menganalisa struktur yang transparan dengan 2 indeks refraktif yang berbeda
pada orientasi yang berbeda untuk membedakan cahaya terpolarisasi ke dalam dua
komponen.
d.
Mikroskop Flurescense
Mikroskop flurescense hampir sama dengan
mikroskop cahaya biasa. Mikroskop flurescense menggunakan intensitas cahaya
yang lebih tinggi, yang mengeksitasi bagian berpendar pada sampel. Mikroskop
ini sering digunakan untuk menggambarkan fitur khusus dari spesimen kecil
seperti mikroba dan sel; melakukan studi viabilitas pada populasi sel,
menampilkan materi genetik pada sel (DNA dan RNA) serta dapat melihat sel-sel
spesifik dalam populasi yang lebih besar dengan teknik khusus seperti FISH.
Mikroskop elektron yaitu Mikroskop yang menggunakan gelombang
elektromagnetik yang mempunyai panjang 0,04 nm. Mikroskop elektron mampu
membesarkan materi terperinci disebabkan pembesaran sehingga 500.000 kali.
Kelebihan pancaran elektron adalah ia mempunyai jarak gelombang lebih kecil
yang menghasilkan resolusi lebih tinggi. Mikroskop elektron mampu mempunyai
resolusi serendah 0,1 nm (Anonim E 2007: 1).
Pada
mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar
benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop
cahaya meletakkan
huruf A di bawah
mikroskop, maka yang ia
lihat adalah huruf A
yang terbalik dan diperbesar
(Anonim E 2007:
1).
Tujuan
mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang
dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbagai faktor,
diantaranya titik fokus kedua lensa objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus
atau jarak (t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah
jarak pandang mata normal (sn) (Anonim D 2008: 2).
Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung.
Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang
mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula,
lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada
mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan
sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron
bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar,
dan diperbesar (Anonim A 2003: 4).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 22
September 2010, pukul 13.20-15.20 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sriwijaya, Inderalaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop.
3.3. Cara kerja
Mikroskop dibawa dengan
dua tangan, satu di bawah kaki mikroskop dan yang satu lagi memegang lengan
mikroskop. Lampu dinyalakan dan sinar di atur agar semaksimal mungkin. knop
makrometer di puat sehingga teropong terangkat dari meja benda/objek preparat. diafragma
dibuka sampai maksimum sehingga didapat lingkaran pandang yang terang. Objek
diletakkan, lalu teropong diturunkan sampai ujung lensa obyektif hampir
menyentuh permukaan sediaan.
Untuk memperjelas,
putar mikromer dengan perlahan-lahan, kemudian untuk perjelas fokus spesimen
dengan menggunakan knop mikromer. Putar mikrometer
dengan perlahan sehingga bayangan spesimen
tampak jelas. Untuk mencari bagian yang diinginkan maka geser sediaan sampai
bertemu dan jepit sediaan hingga tidak bergeser-geser. nfokus spesimen diputar
perlahan knop mikromer. Putar revolver untuk melihat satu bagian dengan jelas. Setelah
objek terlihat dengan jelas, bayangan yang tampak digambar pada kertas lembar
kerja.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
|
4.2. Pembahasan
Dari
hasil praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil berupa gambar mikroskop.
Mikroskop memiliki beberapa bagian, diantaranya adalah lensa okuler, tabung
okuler, meja objektif, lensa objektif, lengan mikroskop, kaki mikroskop,
makromer, mikromer, revolver, diafragma, cermin/reflector, dan penjepit objek
glass.
Jenis
Mikroskop yang banyak digunakan adalah Mikroskop Monokuler. Seiring dengan
kemajuan ilmu dan teknologi, jenis mikroskop dan kemampuan memperbesar benda
juga semakin maju. Ada beberapa mikroskop yang kita kenal, yaitu Mikroskop
sederhana, Mikroskop Monokuler, Mikroskop Elektron dan Mikroskop Fase kontras.
Menurut Anonim A
(2003: 5) bahwa lensa obyektif
berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur serta
bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk
memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai "apertura"
yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya
pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan
sebagai dua benda yang terpisah.
Lensa
okuler adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung
berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang
dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
Lensa
kondensor adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya
pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat
maka akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal maka
dua benda akan terlihat menjadi satu dan pembesarannyapun akan kurang optimal.
Tabung
okuler berfungsi penyangga lensa okuler. Revolver berfungsi untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan.
Kaca objek berfungsi menerima cahaya
dan untuk memantulkannya ke dalam kondensor. Reflektor/cermin berfungsi
untuk menerima cahaya matahari atau sinar lampu dan memantulkan kedalam
mikroskop.
Makromer (tombol pengatur fokus kasar)
untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop turun
dan naik dengan cepat. Mikromer (tombol pengatur fokus halus) untuk memfokuskan
bayangan secara lambat. Kaki dan lengan mikroskop berfungsi sebagai penyangga. Meja
objektif berfungsi sebagai tempat
sediaan yang diamati. Penjepit Objek Glass untuk menjepit preparat di atas meja
preparat agar preparat tidak bergeser.
Menurut
Anonim D (2008: 2) Satuan yang biasanya digunakan pada objek yang
dilihat melalui mikroskop adalah Mikron (1 milimeter = 1000 mikron ). Perbesaran
total didapat dari hasil perkalian perbesaran lensa objektif dengan lensa
Okuler. Misalnya:
Pengamatan menggunakan lensa objectif dengan pembesaran 45 kali dan lensa okuler perbesaran 10 kali maka perbesaran total adalah = 10 x 45 = 450 kali ukuran semula. Terdapat 3 macam perbesaran dalam mikroskop yang digunakan dalam praktikum, yaitu perbesaran 4 x 10, 10 x 10, serta 40 x 10.
Pengamatan menggunakan lensa objectif dengan pembesaran 45 kali dan lensa okuler perbesaran 10 kali maka perbesaran total adalah = 10 x 45 = 450 kali ukuran semula. Terdapat 3 macam perbesaran dalam mikroskop yang digunakan dalam praktikum, yaitu perbesaran 4 x 10, 10 x 10, serta 40 x 10.
Baik
lensa objektiv maupun lensa okuler keduanya merupakan
lensa cembung Secara sederhana dan garis besar lensa
objektif meng- hasilkan suatu bayangan sementara yang
mem- punyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap
posisi benda mula mula. baik pada mikroskop cahaya maupun mikroskop elektron. Yang menentu- kan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler.
Pada mikroskop cahaya bayangan akhir mempunyai sifat yang
sama seperti bayangan sementara semu, terbalik, dan lebih
lagi diperbesar.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai “Mikroskop dan Cara Penggunaannya”,
dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1.
Mikroskop berfungsi untuk melihat jasad renik atau
bagian yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
2.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi
dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
3.
Ada
dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu: Bagian optik, yang
terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler. Bagian non-optik,
yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar
halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.
4.
Mikroskop yang pertama dibuat adalah Mikroskop Optik
yang dibuat oleh Antonie Van Leeuwenhoek (1632 – 1723).
5.
Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya
merupakan lensa cembung.
DAFTAR PUSTAKA
AnonimA. 2010. Mikroskop. http://ipitmoldy.blogspot.com
/2010/08/mikroskop.html
Diakses tanggal 20 september 2010. Pukul 20.00 WIB.
Anonim B. 1999. Mikroskop. http://www.iph.ac.id
Diakses tanggal 21 September 2010. Pukul 19.30 WIB.
AnonimC. 2010. Mikroskop cahaya. http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop_cahaya
Diakses tanggal 21 September 2010. Pukul 19.00 WIB.
Anonim D. 2008. Fungsi Mikroskop. http://medecinepharmacie.univ-fcomte.fr/bacterio_web/
Diakses tanggal 20 September 2010. Pukul 19.40 WIB.
AnonimE. 2007. Mikroskop elektron. http://
id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop_elektron
Diakses tanggal 21 September 2010. Pukul 19.15 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar