BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jaringan dalam biologi adalah
sekumpulan sel yang
memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat
bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang
mempelajari jaringan adalah histologi, sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari
jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi
(Anonim 2010: 1).
Meskipun
antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda namun terdapat persamaan-persamaan
dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi dari bagian sel tersebut.
Secara umum bagian-bagian sel tersebut adalah membran sel, sitoplasma,
mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom, plastida,
kloroplas, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel, membran inti, mikrofilamen,
dan dinding sel (Salisbury
1995: 32).
Jaringan Epitel adalah jaringan yang
melapisi bagian permukaan tubuh hewan multiseluler, baik permukaan luar maupun
permukaan dalam. Fungsi
umum epitel ialah sebagai pelindung (proteksi) dan menyeleksi apa saja yang
masuk dan keluar tubuh. Macam-macam jenis jaringan epitel yaitu epitelium
pipih selapis, epitelium pipih berlapis
banyak, epitelium kubus selapis, epitelium kubus berlapis
banyak, epitelium silindris
selapis, pitelium silindris
berlapis banyak, epitelium
silindris berlapis banyak semu dan pitelium
transisional (Anonim 2010: 1).
Tahun
1829 oleh Hertwig diajukan teori protoplasma yang mempunyai konsepsi lebih umum
dari teori sel Schwan. Dalam teorinya dikatakan bahwa sel adalah kumpulan
substansi hidup yang disebut protoplasma dengan di dalamnya mengandung inti
yang disebut nucleus dan diluarnya dibatasi oleh dinding sel. Ada beberapa
organisme yang struktur selnya tidak jelas, tetapi terdiri atas protoplasma
(Kimball 1992: 144).
Sel-sel penyusun tubuh makhluk hidup sangat bervariasi
baik ukuran, bentuk, struktur maupun fungsinya. Secara umum sel terdiri atas
membran plasma, sitoplasma, nukleus, dan organel-organel yang memiliki bentuk
khusus dan secara bersama-sama membentuk sistem yang kompak. Komponen utama sel
tumbuhan adalah dinding sel, sitoplasma, apparatus golgi, mmitokondria,
ribosom, vakuola dan komponen lainnya. Berdasarkan organisasi internal tipe sel
mikroorganisme dibedakan menjadi dua bagian yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik. Sel kariotik khas bagi hewan dan tumbuhan tetapi tidak termasuk
alga hijau, alga biru dan bakteri (Amin
1994: 32).
Ada tubuh hewan tingkat tinggi (Vertebrata) terdapat
berbagai macam jaringan yang dapat dikelompokkan menjadi jaringan merismatik,
jaringan epitelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan syaraf. Ada empat tipe jaringan
dasar yang membentuk tubuh semua hewan, termasuk tubuh manusia dan
organisme multiseluler tingkat rendah seperti serangga yaitu
jaringan epithelium, jaringan pengikat, jaringan otot, jaringan syaraf, dan
jaringan penyokong (Anonim 2010: 2).
1.2 Tujuan
Praktikum
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengamati
bentuk-bentuk sel yang menyusun jaringan tubuh hewan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel
memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini membentuk kulit yang
membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap
kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di
perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium juga berfungsi
dalam mengangkut bahan-bahan dari jaringan dan ke rongga yang dipisahkannya.
Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam
intestin dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan daripadanya. Semua
kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium. Epitelium juga
melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru (Kimball 1992: 144).
Menurut
Anonim (2010: 2) Macam-macam Jaringan pada hewan (vertebrata) dan manusia :
a)
Jaringan
Merismatik
Jaringan merismatik adalah jaringan yang sel-selnya
selalu membelah. Jaringan ini terdapat pada fase embrio. Pada tubuh manusia dan
hewan vertebrata, jaringan marismatik hanya terdapat pada bagian tertentu.
Misalnya, pada ujung tulang pipa yang masih muda dan pada sumsum tulang
belakang yang membentuk sel-sel darah.
b)
Jaringan Epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang menutupi
jaringan lain. Jaringan ini meliputi epitel sederhana dan epitel berlapis.
Jaringan epitel sederhana hanya terdiri satu lapis.
c)
Jaringan Ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan
antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain. Fungsi jaringan ikat yaitu
melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain, membungkus organ, mengisi rongga
diantara organ, mengangkut zat oksigen dan makanan ke jaringan lain, mengangkut
sisa-sisa metabolism kea lat pengeluaran serta menghasilkan antibodi.
Pada hewan-hewan
multiseluler atau metazoa terdapat suatu pembagian tugas untuk melaksanakan
aktivitas atau fungsi tertentu. Dalam perkembangan awal embrio hewan
multiseluler sudah mulai terbentuk diferensiasi lapisan-lapisan lembaga yang
kelak akan terdiferensiasi lagi menjadi jaringan atau organ yang spesifik.
Kegiatan ini dicoba pengenalan beberapa organ tubuh vertebrata dengan
menekankan pada letak dan besarnya organ tersebut terhadap organ lain atau
terhadap dinding badannya. Menentukan letak alat alat yang satu terhadap
alat-alat yang lain dan sekitarnya disebut Topografi. Topografi dibedakan atas
synotopi yaitu letak alat-alat terhadap yang lain dan skeletopi yaitu letak
alat alat terhadap permukaan (Salisbury 1995: 32).
Menurut Anonim
(2010: 1) Macam-macam
Jaringan Epitel yaitu :
1. Epitelium pipih selapis
Lokasi: Peritorium yang membatasi rongga tubuh, endotelium pada permukaan dalam pembuluh darah dan jantung, alveolus paru-paru, dinding luar kapsula. Bowman dalam ginjal, selaput gendang telinga, pleura, timica serosa dari perikardium. Fungsi: Difusi atau filtrasi.
2. Epitelium pipih berlapis banyak
Lokasi: Epidermis kulit, rongga mulut, esofagus, lapisan dalam anus, uretra, vagina. Fungsi: Proteksi/perlindungan.
3. Epitelium kubus selapis
Lokasi: Kelenjar dan salurannya, permukaan luar ovarium, permukaan dalam lensa mata, epitel berpigmen retina, tubulus reanalis. Fungsi: Sekresi dan absorpsi.
4.Epitelium kubus berlapis banyak
Lokasi: Saluran kelenjar keringat, kelenjar minyak, kelenjar ludah, pengembangan epitel di ovarium dan testis. Fungsi: Sekresi.
5. Epitelium silindris selapis Lokasi:
Bermikrofili : usus (menyusun jonjot-jonjot usus). Bersilia : rongga hidung, bronkus, oviduk. Tak bersilia : lambung, kandung empedu, uterus dan salurannya. Fungsi: Proteksi, sekresi dan absorpsi.
6. Epitelium silindris berlapis banyak
1. Epitelium pipih selapis
Lokasi: Peritorium yang membatasi rongga tubuh, endotelium pada permukaan dalam pembuluh darah dan jantung, alveolus paru-paru, dinding luar kapsula. Bowman dalam ginjal, selaput gendang telinga, pleura, timica serosa dari perikardium. Fungsi: Difusi atau filtrasi.
2. Epitelium pipih berlapis banyak
Lokasi: Epidermis kulit, rongga mulut, esofagus, lapisan dalam anus, uretra, vagina. Fungsi: Proteksi/perlindungan.
3. Epitelium kubus selapis
Lokasi: Kelenjar dan salurannya, permukaan luar ovarium, permukaan dalam lensa mata, epitel berpigmen retina, tubulus reanalis. Fungsi: Sekresi dan absorpsi.
4.Epitelium kubus berlapis banyak
Lokasi: Saluran kelenjar keringat, kelenjar minyak, kelenjar ludah, pengembangan epitel di ovarium dan testis. Fungsi: Sekresi.
5. Epitelium silindris selapis Lokasi:
Bermikrofili : usus (menyusun jonjot-jonjot usus). Bersilia : rongga hidung, bronkus, oviduk. Tak bersilia : lambung, kandung empedu, uterus dan salurannya. Fungsi: Proteksi, sekresi dan absorpsi.
6. Epitelium silindris berlapis banyak
Lokasi: Laring
(sel-selnya bersilia), faring, uretra, lapisan lendir (membran mukosa),
anus. Fungsi:
Proteksi, sekresi dan absorpsi.
7. Epitelium silindris berlapis banyak semu
Lokasi: Sel-sel bersilia : duktus epididymis vasedeferen, membran mukosa saluran pernafasan, tuba eustakhius. Sedangkan yang terdapat pada uretra laki-laki sel-selnya tidak bersilia. Fungsi: Proteksi, sekresi dan pergerakan zat.
8. Epitelium transisional
Lokasi: Kandung kemih, ureter, uretra, dan ginjal. Fungsi: Proteksi terhadap perubahan volume organ.
7. Epitelium silindris berlapis banyak semu
Lokasi: Sel-sel bersilia : duktus epididymis vasedeferen, membran mukosa saluran pernafasan, tuba eustakhius. Sedangkan yang terdapat pada uretra laki-laki sel-selnya tidak bersilia. Fungsi: Proteksi, sekresi dan pergerakan zat.
8. Epitelium transisional
Lokasi: Kandung kemih, ureter, uretra, dan ginjal. Fungsi: Proteksi terhadap perubahan volume organ.
Jaringan hewan dapat
dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan fungsi dan strukturnya, yaitu jaringan
epitel, jaringan pengikat, jaringan otot dan jaringan syaraf. Jaringan epitel
terdiri dari sekumpulan sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk
suatu lembaran, tidak mempunyai substansi interseluler dan cairannya sangat
sedikit. Jaringan pengikat (connective tissue) terdiri dari bermacam-macam sel,
terdapat substrat interseluler dan berasal dari jaringan mereskim (Kimball
1992: 134).
Terdapat
tiga macam sel otot, yaitu : Otot lurik bekerja dibawah saraf
sadar (volunter), cepat menanggapi rangsang, inti lebih dari satu dan terletak
di tepi sel, mengandung serabut otot, memiliki myofibril yang memantulkan
cahaya gelap terang berselang-seling, terdapat pada organ luar, Otot polos bekerja
dibawah saraf tidak sadar (involunter), lambat menanggapi rangsang, inti satu
dan terletak di tengah sitoplasma, tidak mengandung serabut otot, terdapat pada
organ viseral, Otot
jantung bekerja dibawah saraf tidak sadar (involunter), lambat menanggapi
rangsang, inti satu atau lebih dari satu dan terletak di tepi sitoplasma (Anonim
2010: 2).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Oktober 2010 pukul 13.20-15.20, bertempat di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya Inderalaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah Mikroskop dan bahan
yang digunakan beberapa jaringan ephitelium (sediaan preparat awetan).
3.3. Cara Kerja
Preparat ephitelium pipih, kubus, dan kolumner
selapis disiapkan dan dengan menggunakan mikroskop, preparat diamati dengan
perbesaran lemah (4x10), kemudian dengan perbesaran kuat (10x10). Setelah itu, digambarkan
hasil pengamatan dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Dengan perbesaran
kuat, setiap tipe ephitelium diamati: bentuk sel, jumlah inti, letak inti, dan
ciri morfologi lainnya. Dibuat gambar dan keterangan.
4.2. Pembahasan
Dari praktikum yang
dilakukan, diperoleh gambar dari preparat yang diamati yaitu gambar tulang
keras mamalia, medulla spinalis, otot jantung, otot rangka, tulang rawan, usus
halus mencit, dan jaringan adivosa. Jaringan hewan dapat
dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan fungsi dan strukturnya, yaitu
jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot dan jaringan syaraf.
Menurut
(Anonim A 2010: 1) bahwa tulang
disebut osteon tersusun teratur yang
membentuk sistem havers, Matriknya
tersusun oleh kalsium dan fosfat,
Bersifat
keras, kuat, kaku, Terdapat dalam ruang
yang disebut lakuna, dan Selnya
osteosit. Sedangkan, Tulang Rawan(kartilago) Tersusun
tidak teratur, Selnya
kondriosit, Matriknya
kondrin, Sifatnya lentur dan
elastin, dan Terletak di daun
telinga, cupin hidung, sendi, sambungan tulang belakang dll.
Refleks
merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus internal ataupun
eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari tubuh. Refleks yang
melibatkan otot rangka disebut dengan refleks somatis dan Refleks yang melibatkan otot polos,
otot jantung
atau kelenjar disebut refleks otonom atau
visceral
(Kimball 1992: 144).
Otot jantung
tersusun dari sel-sel otot yang mirip dengan otot lurik namun otot jantung
mempunyai percabangan. Sel-sel otot jantung mempunyai banyak inti dan terletak
di tengah serabut.
Otot jantung bekerja
secara teratur, tidak cepat dan tidak mengikuti kehendak kita.
Otot jantung merupakan otot yang mempunyai keistemawaan yaitu bentuknya lurik tetapi bekerja seperti otot polos yaitu di luar kesadaran atau di luar perintah otak. Kerja ototo ini dipengaruhi oleh saraf autonom. Otot jantung membentuk dinding jantung sehingga jantung bekerja seumur hidup manusia (Kimball 1992: 144).
Otot jantung merupakan otot yang mempunyai keistemawaan yaitu bentuknya lurik tetapi bekerja seperti otot polos yaitu di luar kesadaran atau di luar perintah otak. Kerja ototo ini dipengaruhi oleh saraf autonom. Otot jantung membentuk dinding jantung sehingga jantung bekerja seumur hidup manusia (Kimball 1992: 144).
Otot rangka merupakan sejenis otot berstria yang menghubungkan antara satu tulang
ke tulang yang lain. Otot rangka digunakan untuk pergerakan dan postur badan,
dengan mengenakan daya kepada tulang dan sendi melalui
pengecutan. Otot rangka mengecut secara terkawal melalui stimulasi saraf. Sel
otot rangka mempunyai bentuk silinder panjang dan nukleus berbilang. Otot ini biasanya mempunyai
salah satu hujungnya terlekat kepada tulang pegun seperti skapula, dan hujung satu lagi melintasi sendi
dan melekat kepada tulang yang lain seperti humerus (Salisbury 1995: 32).
Sel-sel penyusun tubuh makhluk hidup sangat bervariasi
baik ukuran, bentuk, struktur maupun fungsinya. Secara umum sel terdiri atas
membran plasma, sitoplasma, nukleus, dan organel-organel yang memiliki bentuk
khusus dan secara bersama-sama membentuk sistem yang kompak. Komponen utama sel
tumbuhan adalah dinding sel, sitoplasma, apparatus golgi, mmitokondria,
ribosom, vakuola dan komponen lainnya. Berdasarkan organisasi internal tipe sel
mikroorganisme dibedakan menjadi dua bagian yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik. Sel kariotik khas bagi hewan dan tumbuhan tetapi tidak termasuk
alga hijau, alga biru dan bakteri (Amin
1994: 32).
Menurut Anonim B (2008: 2) Klasifikasi pada mencit yaitu Kingdom Animalia, Phylum Chordata, Subpilum Vertebrata, Class Mamalia, Ordo Rodentia, Famili Muredae, Genus Mus, dan Spesies Mus musculus. Pada hewan-hewan
multiseluler terdapat suatu pembagian tugas untuk melaksanakan aktivitas atau
fungsi tertentu. Dalam perkembangan awal embrio hewan multiseluler sudah mulai
terbentuk diferensiasi lapisan-lapisan lembaga yang kelak akan terdiferensiasi
lagi menjadi jaringan atau organ yang spesifik.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai “Jaringan
Hewan”, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1.
Tubuh hewan
terdiri atas jaringan-jaringan yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang
sama.
2.
Jaringan dasar
dibedakan empat macam jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat,
jaringan otot, dan jaringan syaraf.
3.
Tulang rawan
(kartilago) berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang banyak
mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan. Tulang rawan dibagi
tiga macam, yaitu kartilago hialin, kartilago fibrosa, serta kartilago elastik.
4.
Jaringan tulang
terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan dalam matriks, matriks
terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral terutama garam
kalsium. Tulang adalah komponen utama dari kerangka tubuh yang berfungsi
sebagai tempat melekatnya otot kerangka.
5.
Jaringan otot
berasal dari lapisan mesoderm. Jaringan ini terdiri dari sel-sel yang memanjang
atau berbentuk serabut yang dapat berkontraksi karena adanya molekul myofibril.
Jaringan otot dibedakan tiga macam, yaitu jaringan otot polos, jaringan otot
lurik, dan jaringan otot jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Amin. 1994. Fisiologi Hewan daan Tumbuhan. Karunika.
Jakarta.
Anonim
A . 2008.
Jaringan
pada hewan.
http://biologi.blogsome.com/2007/07/30/sel-hewan-2/
Diakses pada tanggal 2 Oktober 2010. Pukul 19.20 WIB
Kimball, J. W.
1992. Biologi Jilid I. Erlangga; Jakarta.
Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi
Hewan. ITB. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar