Senin, 28 Desember 2015

JARINGAN HEWAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi, sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi (Anonim 2010: 1).
Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda namun terdapat persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi dari bagian sel tersebut. Secara umum bagian-bagian sel tersebut adalah membran sel, sitoplasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom, plastida, kloroplas, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel, membran inti, mikrofilamen, dan dinding sel (Salisbury 1995: 32).
Jaringan Epitel adalah jaringan yang melapisi bagian permukaan tubuh hewan multiseluler, baik permukaan luar maupun permukaan dalam. Fungsi umum epitel ialah sebagai pelindung (proteksi) dan menyeleksi apa saja yang masuk dan keluar tubuh.  Macam-macam jenis jaringan epitel yaitu epitelium pipih selapis, epitelium pipih berlapis banyak, epitelium kubus selapis, epitelium kubus berlapis banyak, epitelium silindris selapis, pitelium silindris berlapis banyak, epitelium silindris berlapis banyak semu dan pitelium transisional (Anonim 2010: 1).
Tahun 1829 oleh Hertwig diajukan teori protoplasma yang mempunyai konsepsi lebih umum dari teori sel Schwan. Dalam teorinya dikatakan bahwa sel adalah kumpulan substansi hidup yang disebut protoplasma dengan di dalamnya mengandung inti yang disebut nucleus dan diluarnya dibatasi oleh dinding sel. Ada beberapa organisme yang struktur selnya tidak jelas, tetapi terdiri atas protoplasma (Kimball 1992: 144).

Sel-sel penyusun tubuh makhluk hidup sangat bervariasi baik ukuran, bentuk, struktur maupun fungsinya. Secara umum sel terdiri atas membran plasma, sitoplasma, nukleus, dan organel-organel yang memiliki bentuk khusus dan secara bersama-sama membentuk sistem yang kompak. Komponen utama sel tumbuhan adalah dinding sel, sitoplasma, apparatus golgi, mmitokondria, ribosom, vakuola dan komponen lainnya. Berdasarkan organisasi internal tipe sel mikroorganisme dibedakan menjadi dua bagian yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel kariotik khas bagi hewan dan tumbuhan tetapi tidak termasuk alga hijau, alga biru dan bakteri (Amin 1994: 32).
Ada tubuh hewan tingkat tinggi (Vertebrata) terdapat berbagai macam jaringan yang dapat dikelompokkan menjadi jaringan merismatik, jaringan epitelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan syaraf. Ada empat tipe jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, termasuk tubuh manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti serangga yaitu jaringan epithelium, jaringan pengikat, jaringan otot, jaringan syaraf, dan jaringan penyokong (Anonim 2010: 2).

1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengamati bentuk-bentuk sel yang menyusun jaringan tubuh hewan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari jaringan dan ke rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestin dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan daripadanya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium. Epitelium juga melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru (Kimball 1992: 144).
Menurut Anonim (2010: 2) Macam-macam Jaringan pada hewan (vertebrata) dan manusia :
a)     Jaringan Merismatik
Jaringan merismatik adalah jaringan yang sel-selnya selalu membelah. Jaringan ini terdapat pada fase embrio. Pada tubuh manusia dan hewan vertebrata, jaringan marismatik hanya terdapat pada bagian tertentu. Misalnya, pada ujung tulang pipa yang masih muda dan pada sumsum tulang belakang yang membentuk sel-sel darah.
b)     Jaringan Epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang menutupi jaringan lain. Jaringan ini meliputi epitel sederhana dan epitel berlapis. Jaringan epitel sederhana hanya terdiri satu lapis.
c)     Jaringan Ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain. Fungsi jaringan ikat yaitu melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain, membungkus organ, mengisi rongga diantara organ, mengangkut zat oksigen dan makanan ke jaringan lain, mengangkut sisa-sisa metabolism kea lat pengeluaran serta menghasilkan antibodi.

Pada hewan-hewan multiseluler atau metazoa terdapat suatu pembagian tugas untuk melaksanakan aktivitas atau fungsi tertentu. Dalam perkembangan awal embrio hewan multiseluler sudah mulai terbentuk diferensiasi lapisan-lapisan lembaga yang kelak akan terdiferensiasi lagi menjadi jaringan atau organ yang spesifik. Kegiatan ini dicoba pengenalan beberapa organ tubuh vertebrata dengan menekankan pada letak dan besarnya organ tersebut terhadap organ lain atau terhadap dinding badannya. Menentukan letak alat alat yang satu terhadap alat-alat yang lain dan sekitarnya disebut Topografi. Topografi dibedakan atas synotopi yaitu letak alat-alat terhadap yang lain dan skeletopi yaitu letak alat alat terhadap permukaan                           (Salisbury 1995: 32).
Menurut Anonim (2010: 1) Macam-macam  Jaringan Epitel yaitu :
1. Epitelium pipih selapis
            Lokasi:   Peritorium   yang   membatasi   rongga   tubuh,    endotelium     pada permukaan   dalam   pembuluh   darah   dan   jantung,  alveolus  paru-paru,  dinding luar kapsula. Bowman dalam   ginjal, selaput  gendang  telinga, pleura, timica serosa dari perikardium. Fungsi: Difusi atau filtrasi.
2. Epitelium pipih berlapis banyak
            Lokasi: Epidermis kulit, rongga mulut, esofagus, lapisan dalam anus, uretra, vagina. Fungsi: Proteksi/perlindungan.
3. Epitelium kubus selapis
            Lokasi: Kelenjar dan salurannya, permukaan luar ovarium, permukaan dalam lensa mata, epitel berpigmen retina, tubulus reanalis. Fungsi: Sekresi dan absorpsi.
4.Epitelium kubus berlapis banyak
            Lokasi:   Saluran   kelenjar   keringat,   kelenjar    minyak,     kelenjar    ludah, pengembangan epitel di ovarium dan testis. Fungsi: Sekresi.
5. Epitelium silindris selapis Lokasi:
            Bermikrofili : usus (menyusun jonjot-jonjot usus). Bersilia : rongga hidung, bronkus, oviduk. Tak bersilia : lambung, kandung empedu, uterus dan salurannya. Fungsi: Proteksi, sekresi dan absorpsi.
6. Epitelium silindris berlapis banyak
 Lokasi: Laring (sel-selnya bersilia), faring, uretra, lapisan lendir (membran   mukosa), anus. Fungsi: Proteksi, sekresi dan absorpsi.
7. Epitelium silindris berlapis banyak semu
            Lokasi: Sel-sel bersilia : duktus epididymis vasedeferen, membran mukosa saluran pernafasan, tuba eustakhius. Sedangkan yang terdapat pada uretra laki-laki sel-selnya tidak bersilia. Fungsi: Proteksi, sekresi dan pergerakan zat.
8. Epitelium transisional
            Lokasi: Kandung kemih, ureter, uretra, dan ginjal. Fungsi: Proteksi terhadap perubahan volume organ.
Jaringan hewan dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan fungsi dan strukturnya, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot dan jaringan syaraf. Jaringan epitel terdiri dari sekumpulan sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu lembaran, tidak mempunyai substansi interseluler dan cairannya sangat sedikit. Jaringan pengikat (connective tissue) terdiri dari bermacam-macam sel, terdapat substrat interseluler dan berasal dari jaringan mereskim  (Kimball 1992: 134).
Terdapat tiga macam sel otot, yaitu : Otot lurik bekerja dibawah saraf sadar (volunter), cepat menanggapi rangsang, inti lebih dari satu dan terletak di tepi sel, mengandung serabut otot, memiliki myofibril yang memantulkan cahaya gelap terang berselang-seling, terdapat pada organ luar, Otot polos bekerja dibawah saraf tidak sadar (involunter), lambat menanggapi rangsang, inti satu dan terletak di tengah sitoplasma, tidak mengandung serabut otot, terdapat pada organ viseral, Otot jantung bekerja dibawah saraf tidak sadar (involunter), lambat menanggapi rangsang, inti satu atau lebih dari satu dan terletak di tepi sitoplasma (Anonim 2010: 2).




BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Oktober 2010 pukul 13.20-15.20, bertempat di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya Inderalaya.

3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Mikroskop dan bahan yang digunakan beberapa jaringan ephitelium (sediaan preparat awetan).

3.3. Cara Kerja
Preparat ephitelium pipih, kubus, dan kolumner selapis disiapkan dan dengan menggunakan mikroskop, preparat diamati dengan perbesaran lemah (4x10), kemudian dengan perbesaran kuat (10x10). Setelah itu, digambarkan hasil pengamatan dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Dengan perbesaran kuat, setiap tipe ephitelium diamati: bentuk sel, jumlah inti, letak inti, dan ciri morfologi lainnya. Dibuat gambar dan keterangan.






4.2. Pembahasan
Dari praktikum yang dilakukan, diperoleh gambar dari preparat yang diamati yaitu gambar tulang keras mamalia, medulla spinalis, otot jantung, otot rangka, tulang rawan, usus halus mencit, dan jaringan adivosa. Jaringan hewan dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan fungsi dan strukturnya, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot dan jaringan syaraf.
Menurut (Anonim A 2010: 1) bahwa tulang disebut osteon    tersusun teratur yang membentuk sistem havers, Matriknya tersusun oleh kalsium dan fosfat, Bersifat keras, kuat, kaku, Terdapat dalam ruang yang disebut lakuna, dan Selnya osteosit. Sedangkan, Tulang Rawan(kartilago) Tersusun tidak teratur, Selnya kondriosit, Matriknya kondrin, Sifatnya lentur dan elastin, dan Terletak di daun telinga, cupin hidung, sendi, sambungan tulang belakang dll.
Refleks merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus internal ataupun eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari tubuh. Refleks yang melibatkan otot rangka disebut dengan    refleks   somatis   dan  Refleks   yang   melibatkan  otot    polos,
otot   jantung   atau   kelenjar   disebut   refleks   otonom   atau     visceral
(Kimball 1992: 144).

Otot jantung tersusun dari sel-sel otot yang mirip dengan otot lurik namun otot jantung mempunyai percabangan. Sel-sel otot jantung mempunyai banyak inti dan terletak di tengah serabut. Otot jantung bekerja secara teratur, tidak cepat dan tidak mengikuti kehendak kita.
Otot jantung merupakan otot yang mempunyai keistemawaan yaitu bentuknya lurik tetapi bekerja seperti otot polos yaitu di luar kesadaran atau di luar perintah otak.
Kerja ototo ini dipengaruhi oleh saraf autonom. Otot jantung membentuk dinding jantung sehingga jantung bekerja seumur hidup manusia (Kimball 1992: 144).
Otot rangka merupakan sejenis otot berstria yang menghubungkan antara satu tulang ke tulang yang lain. Otot rangka digunakan untuk pergerakan dan postur badan, dengan mengenakan daya kepada tulang dan sendi melalui pengecutan. Otot rangka mengecut secara terkawal melalui stimulasi saraf. Sel otot rangka mempunyai bentuk silinder panjang dan nukleus berbilang. Otot ini biasanya mempunyai salah satu hujungnya terlekat kepada tulang pegun seperti skapula, dan hujung satu lagi melintasi sendi dan melekat kepada tulang yang lain seperti humerus (Salisbury 1995: 32).
Sel-sel penyusun tubuh makhluk hidup sangat bervariasi baik ukuran, bentuk, struktur maupun fungsinya. Secara umum sel terdiri atas membran plasma, sitoplasma, nukleus, dan organel-organel yang memiliki bentuk khusus dan secara bersama-sama membentuk sistem yang kompak. Komponen utama sel tumbuhan adalah dinding sel, sitoplasma, apparatus golgi, mmitokondria, ribosom, vakuola dan komponen lainnya. Berdasarkan organisasi internal tipe sel mikroorganisme dibedakan menjadi dua bagian yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel kariotik khas bagi hewan dan tumbuhan tetapi tidak termasuk alga hijau, alga biru dan bakteri (Amin 1994: 32).
Menurut Anonim B (2008: 2) Klasifikasi pada mencit yaitu Kingdom    Animalia, Phylum Chordata, Subpilum  Vertebrata, Class Mamalia, Ordo  Rodentia, Famili Muredae, Genus  Mus, dan Spesies  Mus musculus. Pada hewan-hewan multiseluler terdapat suatu pembagian tugas untuk melaksanakan aktivitas atau fungsi tertentu. Dalam perkembangan awal embrio hewan multiseluler sudah mulai terbentuk diferensiasi lapisan-lapisan lembaga yang kelak akan terdiferensiasi lagi menjadi jaringan atau organ yang spesifik.



BAB V
KESIMPULAN
            Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai “Jaringan Hewan”, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1.     Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang sama.
2.     Jaringan dasar dibedakan empat macam jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan syaraf.
3.     Tulang rawan (kartilago) berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan. Tulang rawan dibagi tiga macam, yaitu kartilago hialin, kartilago fibrosa, serta kartilago elastik.
4.     Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan dalam matriks, matriks terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral terutama garam kalsium. Tulang adalah komponen utama dari kerangka tubuh yang berfungsi sebagai tempat melekatnya otot kerangka.
5.     Jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm. Jaringan ini terdiri dari sel-sel yang memanjang atau berbentuk serabut yang dapat berkontraksi karena adanya molekul myofibril. Jaringan otot dibedakan tiga macam, yaitu jaringan otot polos, jaringan otot lurik, dan jaringan otot jantung.



DAFTAR PUSTAKA
Amin.  1994.  Fisiologi Hewan daan Tumbuhan.  Karunika.  Jakarta.
Anonim A . 2008. Jaringan pada hewan. http://biologi.blogsome.com/2007/07/30/sel-hewan-2/ Diakses pada tanggal 2 Oktober  2010. Pukul 19.20 WIB
hewan.pdf  Diakses pada tanggal 2 Oktober  2010. Pukul 19.42 WIB
Kimball, J. W. 1992. Biologi Jilid I. Erlangga; Jakarta.
Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Hewan. ITB. Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar