Kamis, 25 Februari 2016

AVERTEBRATA AIR

1.    CUMI – CUMI (LOLIGO SP)



cumi.jpg
KLASIFIKASI
Kingdom         : Animalia
Fillum             : Molluska
Kelas               : Chephalopoda
Bangsa                        : Teuthoidea
Suku                : Loliginidae
Marga             : Loligo
Jenis                : Loligo sp
DESKRIPSI
Cumi-cumi adalah kelompok hewan cephalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di laut. Cephalopoda dalam bahasa Yunani berarti "kaki kepala", hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala. Seperti semua cephalopoda, cumi-cumi dipisahkan dengan memiliki kepala yang berbeda. Salah satu hewan dalam golongan invertebrata, tidak bertulang belakang.
Salah satu jenis cumi-cumi laut dalam, Heteroteuthis, adalah yang memiliki kemampuan memancarkan cahaya. Organ yang mengeluarkan cahaya itu terletak pada ujung suatu juluran panjang yang menonjol di depan. Heteroteuthis menyemprotkan sejumlah besar cairan bercahaya apabila dirinya merasa terganggu, proses ini sama seperti pada halnya cumi-cumi biasa yang menyemprotkan tinta.
Banyak cumi-cumi yang dapat mengubah warna tubuhnya dari coklat menjadi ungu, merah, atau kuning sebagai kamuflase terhindar dari ancaman pemangsanya.  Cumi-cumi hidup sebagai pemangsa ikan dan binatang laut lainnya yang lebih kecil dari ukuran si cumi-cumi.

MORFOLOGI
Semua cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan 10 tangan yang panjang yang bermangkuk penghisap.  Cumi-cumi menghisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon. Sifon terletak tepat di belakang tangan. Oleh karena pancaran air yang mendorong cumi-cumi berenang mundur. Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi pergerakanny. Matanya tidak memiliki kelopak mata, namun tampak seperti mata manusia.
Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru. Dua dari jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing insangnya dan karena hal itu mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah.  Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernafasan senyawa tembaga, berbeda dengan manusia dimana manusia mempunyai pokok sistem pernafasan senyawa besi, yang berakibat jika terlalu tertutup pada permukaan di mana terdapat air panas, cumi-cumi dapat mati dengan mudah karena mati lemas.
HABITAT      > Perairan laut terbuka, hewan yang fotoaxis positif.


2.     SOTONG (SEPIA SP)
KLASIFIKASI
Kingdom         : Animalia
Fillum             : Moluska
Kelas               : Cephalopoda
Bangsa                        : Coleoidae
Suku                : Sephioidae
Marga             : Sepia
Jenis                : Sepia sp

DESKRIPSI
Sotong sering kali disalahtafsirkan sebagai cumi-cumi. Keduanya berbeda karena sotong bertubuh pipih, sementara cumi-cumi lebih berbentuk silinder. Selain itu, cangkang dalam sotong tersusun dari kapur yang keras, sedangkan pada cumi-cumi lunak. Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.Cephalopoda memiliki sistem saraf yang berpusat di kepalanya menyerupai otak.Untuk reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual. Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus).Pembuahan berlangsung secra internal dan menghasilkan telur.

MORFOLOGI
Cangkang internal di dalam mantel bewarna putih, berbentuk oval, tebal, dan terbuat dari zat kapur. Pada kedua sisi tubuh sotong terdapat sirip lateral yang memanjang dari ujung dorsal sampai ventrrral. Kepalanya besar dengan 8 lengan dan 2 tentakel panjang. Lengan dan tentakelnya dilengkapi batil isap (sucker). Sucker pada tentakel hanya dijumpai diujungnya, sedangkan pada lengan terdapat di sisi sebelah dalam.

HABITAT
Perairan laut terbuka, dan suka hidup menyendiri.
3.   BEKICOT (ACHATINA FULICA)

KLASIFIKASI
Kingdom         : Animalia
Fillum             : Moluska
Kelas               : Gastropoda
Bangsa                        : Pulmonata
Suku                : Stylommotophora
Marga             : Achatina
Jenis                : Achatina fulica

DESKRIPSI
Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya.Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica).Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya.Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya.
Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau.Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.

MORFOLOGI
Siput darat berbeda dengan gastropoda slainnya, pertama, dalam hal pernapasan, ia sudah tidak memiliki Ctenidia, yaitu semacam insang dan fungsinya telah diganti oleh bagian pillium yang tipis dan kaya dengan pembuluh pembuluh kapiler-kapiler darah, kedua mengenai system nervosium, ganglia yang utama terkkumpul membentuk bangunan serupa cincin mengelilingi esgophagus, tanpa jaringan pengikat di dalamnya.
Bentuk cangkang siput pada umumnya seperti kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde. Puncak kerucut merupakan bagian yang tertua, disebut apex. Sumbu kerucut disebut columella. Gelung terbesar disebut body whorl dan gelung kecil-kecil di atasnya disebut spire. Di antara bibir dalam dan gelung terbesar terdapat umbilicus, yaitu ujung culumella yang berupa celah sempit sampai lebar dan dalam. Apabila umbilicus tertutup, maka cangkang disebut imperforate. Cangkang bekicot terpilin Spiral (Body whorl) dengan jumlah putaran tujuh ,bentuk cangkangFusiform ,tidak memiliki tutup cangkang (Operculum) .warna cangkang coklat dengan pola-pola garis gelap di permukaan nya.

HABITAT
Hidup ditempat lembab.


4.         KEONG MAS
 (POMACEA CANALICULATA)

KLASIFIKASI
Kingdom         : Animalia
Fillum             : Moluska
Kelas               : Gastropoda
Bangsa                        : Pulmonata
Suku                : Stylommatophora
Marga             : Pomacea
Jenis                : Pomacea canaliculata

DESKRIPSI
Pomacea canaliculata (keong emas). Binatang tersebut memiliki tubuh yang lunak dan dilindungi oleh cangkok (shell) yang keras. Pada bagian anterior dijumpai dua pasang antene yang masing-masing ujungnya terdapat mata. Pada ujung anterior sebelah bawah terdapat alat mulut yang dilengkapi dengan gigi parut (radula). Lubang genetalia terdapat pada bagian samping sebelah kanan, sedang anus dan lubang pernafasan terdapat di bagian tepi mantel tubuh dekat dengan cangkok/shell.
Siput bersifat hermaprodit, sehingga setiap individu dapat menghasilkan sejumlah telur fertil. Bekicot aktif pada malam hari serta hidup baik pada kelembaban tinggi. Pada siang hari biasanya bersembunyi pada tempat-tempat terlindung atau pada dinding-dinding bangunan, pohon atau tempat lain yang tersembunyi.

HABITAT
Keong mas hidup pada perairan laut, sehingga warna yang dihasilkan cangkangnyapun lebih cerah.


5.    KERANG DARAH
 (ANADARA GRANOSA)

KLASIFIKASI
Kingdom         : Animalia
Fillum             : Moluska
Kelas               : Bivalvia
Bangsa                        : Pteriomorphia
Suku                : Arcoida
Marga             : Anadara
Jenis                : Anadara granosa

DESKRIPSI
Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur.Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan.Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat.
Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan.Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior.Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual.Organ seksual terpisah pada masing-masing individu.Fertilisasi terjadi secara internal maupun eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva.

MORFOLOGI
Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga Bivalvia.Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot.Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas. Pelecypoda tidak memiliki kepala.Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus.
Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula.Maka makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom, dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut juga Lamellibranchiata (dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia = insang).Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel melalui sifon (corong).

HABITAT
Perairan laut terbuka, mempunyai sifat biofilter.






6.     KEPITING
(SCYLLA SERRATA)
kepiting.GIF

KLASIFIKASI
Kingdom         : Animalia
Fillum             : Arthropoda
Kelas               : Crustacea
Bangsa                        : Decapoda
Suku                : Portunidae
Marga             : Scylla
Jenis                : Scylla serrata

DESKRIPSI
Kepiting adalah binatang Anggota krustasea berkaki sepuluh.  Tubuh kepiting dilindungi oleh kerangka luar yang sangat keras, tersusun dari kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting bakau tergolong bersifat omnivorus yang cenderung sebagai pemangsa, dimana pada saat larva kepiting sangat menyukai memakan plankton seperti Daphnia, Artemia dan beberapa jenis plankton lain, sedang pada saat kepiting dewasa kepiting lebih suka memakan daging dan bangkai dibanding dengan tanaman, beberapa jenis pakan pada saat kepiting dewasa adalah ikan, daging molluska, udang, algae (tanaman air) dan tidak menuntut kemungkinan kepiting bakau dapat melakukan kanibalisme terhadap sesamanya apabila mengalami kekurangan makanan

MORFOLOGI
Bentuk tubuhnya melebar melintang, Mempunyai karapas berbentuk pipih atau agak cembung dan berbentuk heksagonal atau persegi. Ujung pasang kaki terakhir mempunyai bentuk agak pipih dan berfungsi sebagai alat pendayung pada saat berenang.  Scylla serrata memiliki bentuk duri antara mata yang tinggi dan runcing serta terdapat dua buah duri pada sisi luar karpus. Secara eksternal, kepiting jantan dan kepiting betina dapat dibedakan dari bentuk abdomennya. Bentuk abdomen pada betina bulat sedangkan bentuk abdomen jantan lebih langsing dan meruncing. Perbedaan ini mulai nampak pada ukuran lebar karapaks 20 – 31 mm, sedangkan dibawah ukuran tersebut, struktur dan bentuknya sama sehingga sulit untuk membedakannya.
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih ("phyllobranchiate"), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda 

HABITAT
Kepiting bakau banyak dijumpai hidup di tepi pantai yang tanahnya agak berlumpur, dimana daerah ini merupakan daerah pasang surut.  Tempat yang paling disenangi oleh kepiting ini adalah pantai dangkal yang memiliki tumbuh-tumbuhan mangrove seperti hutan bakau dan nipah.

7.    RAJUNGAN
 (PORTUNUS PELAGICUS)
rajungan2.jpg

KLASIFIKASI
Kingdom       : Animalia
Fillum                       : Arthropoda
Kelas             : Crustacea
Bangsa                       : Eucharidae
Suku              : Portunidae
Marga                        : Portunus
Jenis              : Portunus pelagicus

DESKRIPSI
Pada hewan ini terlihat menyolok perbedaan antara jantan dan betina. Ukuran rajungan antara yang jantan dan betina berbeda pada umur yang sama. Yang jantan lebih besar dan berwarna lebih cerah serta berpigmen biru terang. Sedang yang betina berwarna sedikit lebih coklat. Rajungan jantan mempunyai ukuran tubuh lebih besar dan capitnya lebih panjang daripada betina. Perbedaan lainnya adalah warna dasar, rajungan jantan berwarna kebiru-biruan dengan bercak-bercak putih terang, sedangkan betina berwarna dasar kehijau-hijauan dengan bercak-bercak putih agak suram. Perbedaan warna ini jelas pada individu yang agak besar walaupun belum dewasa.
Rajungan banyak menghabiskan hidupnya dengan membenamkan tubuhnya di permukaan pasir dan hanya menonjolkan matanya untuk menunggu ikan dan jenis invertebrata lainnya yang mencoba mendekati untuk diserang atau dimangsa.

MORFOLOGI
Secara umum morfologi rajungan berbeda dengan kepiting bakau, di mana rajungan (Portunus pelagicus) memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dan memiliki berbagai warna yang menarik pada karapasnya. Duri akhir pada kedua sisi karapas relatif lebih panjang dan lebih runcing.
 Dengan melihat warna dari karapas dan jumlah duri pada karapasnya, maka dengan mudah dapat dibedakan dengan kepiting bakau. Rajungan (P. pelagicus) memiliki karapas berbentuk bulat pipih, sebelah kiri-kanan mata terdapat duri sembilan buah, di mana duri yang terakhir berukuran lebih panjang.
Rajungan mempunyai 5 pasang kaki, yang terdiri atas 1 pasang kaki (capit) berfungsi sebagai pemegang dan memasukkan makanan kedalam mulutnya, 3 pasang kaki sebagai kaki jalan dan sepasang kaki terakhir mengalami modifikasi menjadi alat renang yang ujungnya menjadi pipih dan membundar seperti dayung.  Kaki jalan pertama tersusun atas daktilus yang berfungsi sebagai capit, propodos, karpus, dan merus. Induk rajungan mempunyai capit yang lebih panjang dari kepiting bakau, dan karapasnya memiliki duri sebanyak 9 buah yang terdapat pada sebelah kanan kiri mata.

HABITAT
Rajungan hanya hidup pada lingkungan air laut dan tidak dapat hidup pada kondisi tanpa air. Rajungan memang tergolong hewan yang bermukim di dasar laut, tapi malam hari suka naik ke permukaan untuk cari makan.



8.    UDANG WINDU
(PENAEUS MONODON)
udang2.jpg

KLASIFIKASI
Kingdom         : Animalia
Fillum             : Arthropoda
Kelas               : Crustacea
Bangsa                        : Decapoda
Suku                : Penaeidae
Marga             : Penaeus
Jenis                : Penaeus monodon

DESKRIPSI
Udang windu bersifat omnivor, pemakan detritus dan sisa-sisa organik baik hewani maupun nabati. Udang ini mempunyai sifat dapat menyesuaikan diri dengan makanan yang tersedia di lingkunagnnya, tidak besifat terlalu memilih-milih, Sedang pada tingkat mysis, makanannya berupa campuran diatome, zooplankton seperti balanus, veligere, copepod dan trehophora.
Udang windu merupakan organisme yang aktif mencari makan pada malam hari (nocturnal). Jenis makanannya sangat bervariasi tergantung pada tingkatan umur. Pada stadia benih, makanan utamanya adalah plankton (fitoplankton dan zooplankton). Udang windu dewasa menyukai daging binatang lunak atau moluska (kerang, tiram, siput), cacing, annelida yaitu cacing Polychaeta, dan crustacea. Udang windu akan bersifat kanibal bila kekurangan makanan.
Udang penaeid termasuk hewan yang heteroseksual, yaitu memepunyai jenis kelamin jantan dan betina yang masing-masing terpisah . Perkawinan udang terjadi di laut bebas dengan jalan merapatkan perutnya (ventral) masing-masing. Udang jantan biasanya lebih agresif dibanding betina, perkawinan terjadi setelah betina mengganti kulit (moulting), udang jantan tertarik kepada betina karena adanya hormon ektokrin yang keluar secara eksternal yaitu pada saat telur dikeluarkan melaluai saluran telur (oviduk).

MORFOLOGI
Tubuh udang windu terbagi menjadi dua bagian, yakni bagian kepala yang menyatu dengan bagian dada (kepala-dada) disebut cephalothorax dan bagian perut (abdomen) yang terdapat ekor di bagian belakangnya. Semua bagian badan beserta anggota-anggotanya terdiri dari ruas-ruas (segmen). Kepala-dada terdiri dari 13 ruas, yaitu kepalanya sendiri 5 ruas dan dadanya 8 ruas, Sedangkan bagian perut terdiri atas segmen dan 1 telson. Tiap ruas badan mempunyai sepasang anggota badan yang beruas-ruas pula.
Seluruh tubuh tertutup oleh kerangka luar yang disebut eksoskeleton, yang terbuat dari zat chitin. Bagian kepala ditutupi oleh cangkang kepala (karapas) yang ujungnya meruncing disebut rostrum. Kerangka tersebut mengeras, kecuali pada sambungan-sambungan antara dua ruas tubuh yang berdekatan. Hal ini memudahkan mereka untuk bergerak. Udang betina lebih cepat tumbuh daripada udang jantan, sehingga pada umur yang sama tubuh udang betina lebih besar daripada udang jantan. Udang jantan biasanya lebih besar, tubuh langsing, ruang bawah perut sempit, sedangkan udang betina gemuk karena ruang perutnya membesar.
Di bagian kepala sampai dada terdapat anggota-anggota tubuh lainnya yang berpasang-pasangan. Berturut-turut dari muka ke belakang adalah sungut kecil (antennula), sirip kepala (scophocerit), sungut besar (antenna), rahang (mandibula), alat-alat pembantu rahang (maxilla), dan kaki jalan (pereiopoda). Di bagian perut terdapat lima pasang kaki renang (pleopoda). Ujung ruas ke-6 arah belakang membentuk ujung ekor (telson). Di bawah pangkal ujung ekor terdapat lubang dubur (anus).

HABITAT
Udang windu bersifat euryhaline yakni bisa hidup di laut yang berkadar garam tinggi hingga perairan payau yang berkadar garam rendah. Udang windu juga bersifat benthik, hidup pada permukaan dasar laut yang lumer (soft) terdiri dari campuran lumpur dan pasir terutama perairan berbentuk teluk dengan aliran sungai yang besar dan pada stadium post larva ditemukan di sepanjang pantai dimana pasang terendah dan tertinggi berfluktuasi sekitar 2 meter dengan aliran sungai kecil, dasarnya berpasir atau pasir lumpur.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar