1.
CUMI
– CUMI (LOLIGO SP)
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Fillum : Molluska
Kelas : Chephalopoda
Bangsa : Teuthoidea
Suku : Loliginidae
Marga : Loligo
Jenis : Loligo sp
DESKRIPSI
Cumi-cumi adalah kelompok hewan cephalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di laut. Cephalopoda
dalam bahasa Yunani berarti "kaki kepala", hal ini karena kakinya
yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala. Seperti semua cephalopoda,
cumi-cumi dipisahkan dengan memiliki kepala yang berbeda. Salah satu hewan
dalam golongan invertebrata, tidak bertulang belakang.
Salah satu jenis cumi-cumi laut dalam, Heteroteuthis,
adalah yang memiliki kemampuan memancarkan cahaya. Organ yang mengeluarkan
cahaya itu terletak pada ujung suatu juluran panjang yang menonjol di depan. Heteroteuthis
menyemprotkan sejumlah besar cairan bercahaya apabila dirinya merasa terganggu,
proses ini sama seperti pada halnya cumi-cumi biasa yang menyemprotkan tinta.
Banyak cumi-cumi yang dapat mengubah warna tubuhnya dari
coklat menjadi ungu, merah, atau kuning sebagai kamuflase terhindar dari ancaman pemangsanya. Cumi-cumi hidup sebagai pemangsa ikan dan
binatang laut lainnya yang lebih kecil dari ukuran si cumi-cumi.
MORFOLOGI
Semua cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala
yang berkembang sempurna, dan 10 tangan yang panjang yang bermangkuk penghisap.
Cumi-cumi menghisap air melalui rongga
pusat tubuhnya, rongga
mantel, dan
memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon.
Sifon terletak tepat di belakang tangan. Oleh karena pancaran air yang
mendorong cumi-cumi berenang mundur. Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan
mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi pergerakanny. Matanya tidak
memiliki kelopak mata, namun tampak seperti mata manusia.
Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru. Dua dari
jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing insangnya dan karena hal
itu mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah.
Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernafasan
senyawa tembaga, berbeda dengan manusia dimana manusia mempunyai pokok sistem
pernafasan senyawa besi, yang berakibat jika terlalu tertutup pada permukaan di
mana terdapat air panas, cumi-cumi dapat mati dengan mudah karena mati lemas.
HABITAT > Perairan laut terbuka, hewan yang fotoaxis positif.
2.
SOTONG (SEPIA SP)
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Fillum : Moluska
Kelas : Cephalopoda
Bangsa : Coleoidae
Suku : Sephioidae
Marga : Sepia
Jenis : Sepia sp
DESKRIPSI
Sotong sering kali disalahtafsirkan sebagai cumi-cumi. Keduanya berbeda karena sotong bertubuh pipih, sementara
cumi-cumi lebih berbentuk silinder. Selain itu, cangkang dalam sotong tersusun
dari kapur yang keras, sedangkan pada cumi-cumi lunak. Cephalopoda memiliki kaki
berupa tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.Cephalopoda memiliki
sistem saraf yang berpusat di kepalanya menyerupai otak.Untuk reproduksi hewan
ini berlangsung secara seksual. Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah
dua (dioseus).Pembuahan berlangsung secra internal dan menghasilkan telur.
MORFOLOGI
Cangkang internal di
dalam mantel bewarna putih, berbentuk oval, tebal, dan terbuat dari zat kapur.
Pada kedua sisi tubuh sotong terdapat sirip lateral yang memanjang dari ujung
dorsal sampai ventrrral. Kepalanya besar dengan 8 lengan dan 2 tentakel
panjang. Lengan dan tentakelnya dilengkapi batil isap (sucker). Sucker pada tentakel hanya dijumpai diujungnya, sedangkan
pada lengan terdapat di sisi sebelah dalam.
HABITAT
Perairan laut terbuka, dan suka hidup
menyendiri.
3.
BEKICOT (ACHATINA FULICA)
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Fillum : Moluska
Kelas : Gastropoda
Bangsa : Pulmonata
Suku : Stylommotophora
Marga : Achatina
Jenis : Achatina fulica
DESKRIPSI
Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut,
podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak
atau kakinya.Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan
bekicot (Achatia fulica).Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih
pada bagian ventrel tubuhnya.Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya.
Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel
panjang dan sepasang tentakel pendek.Pada ujung tentakel panjang terdapat mata
yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.Sedangkan pada tentakel pendek
berfungsi sebagai alat peraba dan pembau.Gastropoda akuatik bernapas dengan
insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.
MORFOLOGI
Siput darat berbeda
dengan gastropoda slainnya, pertama, dalam hal pernapasan, ia sudah tidak
memiliki Ctenidia, yaitu semacam insang dan fungsinya telah diganti oleh bagian
pillium yang tipis dan kaya dengan pembuluh pembuluh kapiler-kapiler darah,
kedua mengenai system nervosium, ganglia yang utama terkkumpul membentuk
bangunan serupa cincin mengelilingi esgophagus, tanpa jaringan pengikat di
dalamnya.
Bentuk cangkang siput
pada umumnya seperti kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde. Puncak
kerucut merupakan bagian yang tertua, disebut apex. Sumbu kerucut disebut
columella. Gelung terbesar disebut body whorl dan gelung kecil-kecil di atasnya
disebut spire. Di antara bibir dalam dan gelung terbesar terdapat umbilicus,
yaitu ujung culumella yang berupa celah sempit
sampai lebar dan dalam. Apabila umbilicus tertutup, maka cangkang disebut
imperforate. Cangkang bekicot terpilin Spiral (Body whorl) dengan jumlah
putaran tujuh ,bentuk cangkangFusiform ,tidak memiliki tutup cangkang
(Operculum) .warna cangkang coklat dengan pola-pola garis gelap di permukaan
nya.
HABITAT
Hidup ditempat lembab.
4.
KEONG MAS
(POMACEA CANALICULATA)
KLASIFIKASI
Kingdom :
Animalia
Fillum :
Moluska
Kelas :
Gastropoda
Bangsa :
Pulmonata
Suku :
Stylommatophora
Marga :
Pomacea
Jenis :
Pomacea canaliculata
DESKRIPSI
Pomacea canaliculata
(keong emas). Binatang tersebut memiliki tubuh yang lunak dan dilindungi
oleh cangkok (shell) yang keras. Pada bagian anterior dijumpai dua
pasang antene yang masing-masing ujungnya terdapat mata. Pada
ujung anterior sebelah bawah terdapat alat mulut yang dilengkapi
dengan gigi parut (radula). Lubang genetalia terdapat pada bagian samping
sebelah kanan, sedang anus dan lubang pernafasan terdapat di bagian
tepi mantel tubuh dekat dengan cangkok/shell.
Siput bersifat
hermaprodit, sehingga setiap individu dapat menghasilkan sejumlah telur fertil.
Bekicot aktif pada malam hari serta hidup baik pada kelembaban tinggi. Pada
siang hari biasanya bersembunyi pada tempat-tempat terlindung atau pada
dinding-dinding bangunan, pohon atau tempat lain yang tersembunyi.
HABITAT
Keong
mas hidup pada perairan laut, sehingga warna yang dihasilkan cangkangnyapun
lebih cerah.
5. KERANG
DARAH
(ANADARA GRANOSA)
KLASIFIKASI
Kingdom :
Animalia
Fillum :
Moluska
Kelas :
Bivalvia
Bangsa :
Pteriomorphia
Suku :
Arcoida
Marga :
Anadara
Jenis :
Anadara granosa
DESKRIPSI
Pelecypoda memiliki
ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda dapat
dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan
lumpur.Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar
perairan.Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau
perahu karena mensekresikan zat perekat.
Sistem saraf Pelecypoda
terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan.Tiga ganglion
tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion
posterior.Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual.Organ seksual terpisah
pada masing-masing individu.Fertilisasi terjadi secara internal maupun
eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva.
MORFOLOGI
Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang
setangkup sehingga disebut juga Bivalvia.Kedua cangkang pada bagian tengah
dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel
untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan
otot.Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas.
Pelecypoda tidak memiliki kepala.Mulutnya terdapat pada rongga mantel,
dilengkapi dengan labial palpus.
Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula.Maka
makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom, dan sejenis
lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut juga
Lamellibranchiata (dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia =
insang).Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang
masuk kedalam rongga mantel melalui sifon (corong).
HABITAT
Perairan
laut terbuka, mempunyai sifat biofilter.
6.
KEPITING
(SCYLLA SERRATA)
KLASIFIKASI
Kingdom :
Animalia
Fillum :
Arthropoda
Kelas :
Crustacea
Bangsa :
Decapoda
Suku :
Portunidae
Marga :
Scylla
Jenis :
Scylla serrata
DESKRIPSI
Kepiting adalah
binatang Anggota krustasea berkaki sepuluh. Tubuh kepiting dilindungi oleh kerangka luar
yang sangat keras, tersusun dari kitin,
dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting
bakau tergolong bersifat omnivorus yang cenderung sebagai pemangsa, dimana pada
saat larva kepiting sangat menyukai memakan plankton seperti Daphnia, Artemia
dan beberapa jenis plankton lain, sedang pada saat kepiting dewasa kepiting
lebih suka memakan daging dan bangkai dibanding dengan tanaman, beberapa jenis
pakan pada saat kepiting dewasa adalah ikan, daging molluska, udang, algae
(tanaman air) dan tidak menuntut kemungkinan kepiting bakau dapat melakukan
kanibalisme terhadap sesamanya apabila mengalami kekurangan makanan
MORFOLOGI
Bentuk tubuhnya melebar
melintang, Mempunyai karapas berbentuk pipih atau agak cembung dan berbentuk
heksagonal atau persegi. Ujung pasang kaki terakhir mempunyai bentuk agak pipih
dan berfungsi sebagai alat pendayung pada saat berenang. Scylla serrata memiliki bentuk duri
antara mata yang tinggi dan runcing serta terdapat dua buah duri pada sisi luar
karpus. Secara eksternal, kepiting
jantan dan kepiting betina dapat dibedakan dari bentuk abdomennya. Bentuk abdomen pada
betina bulat sedangkan bentuk abdomen jantan lebih langsing dan
meruncing. Perbedaan ini mulai nampak pada ukuran lebar karapaks 20 – 31 mm,
sedangkan dibawah ukuran tersebut, struktur dan bentuknya sama sehingga sulit
untuk membedakannya.
Kepiting sejati
mempunyai lima pasang kaki;
sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak
digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja
(misalnya, Raninoida),
perutnya terlipat di bawah cephalothorax.
Bagian mulut kepiting
ditutupi oleh maxilliped yang
rata, dan bagian depan dari carapace tidak
membentuk sebuah rostrum yang
panjang. Insang kepiting
terbentuk dari pelat-pelat yang pipih ("phyllobranchiate"), mirip
dengan insang udang,
namun dengan struktur yang berbeda
HABITAT
Kepiting bakau banyak
dijumpai hidup di tepi pantai yang tanahnya agak berlumpur, dimana daerah ini
merupakan daerah pasang surut. Tempat
yang paling disenangi oleh kepiting ini adalah pantai dangkal yang memiliki
tumbuh-tumbuhan mangrove seperti hutan bakau dan nipah.
7. RAJUNGAN
(PORTUNUS PELAGICUS)
KLASIFIKASI
Kingdom :
Animalia
Fillum :
Arthropoda
Kelas :
Crustacea
Bangsa :
Eucharidae
Suku :
Portunidae
Marga :
Portunus
Jenis :
Portunus pelagicus
DESKRIPSI
Pada hewan ini terlihat
menyolok perbedaan antara jantan dan betina. Ukuran rajungan antara yang jantan
dan betina berbeda pada umur yang sama. Yang jantan lebih besar dan berwarna
lebih cerah serta berpigmen biru terang. Sedang yang betina berwarna sedikit
lebih coklat. Rajungan jantan mempunyai ukuran tubuh lebih besar dan capitnya
lebih panjang daripada betina. Perbedaan lainnya adalah warna dasar, rajungan
jantan berwarna kebiru-biruan dengan bercak-bercak putih terang, sedangkan
betina berwarna dasar kehijau-hijauan dengan bercak-bercak putih agak suram.
Perbedaan warna ini jelas pada individu yang agak besar walaupun belum dewasa.
Rajungan banyak
menghabiskan hidupnya dengan membenamkan tubuhnya di permukaan pasir dan hanya
menonjolkan matanya untuk menunggu ikan dan jenis invertebrata lainnya yang
mencoba mendekati untuk diserang atau dimangsa.
MORFOLOGI
Secara umum morfologi
rajungan berbeda dengan kepiting bakau, di mana rajungan (Portunus pelagicus)
memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dan
memiliki berbagai warna yang menarik pada karapasnya. Duri akhir pada kedua
sisi karapas relatif lebih panjang dan lebih runcing.
Dengan melihat warna dari karapas dan jumlah
duri pada karapasnya, maka dengan mudah dapat dibedakan dengan kepiting bakau.
Rajungan (P. pelagicus) memiliki karapas berbentuk bulat pipih, sebelah
kiri-kanan mata terdapat duri sembilan buah, di mana duri yang terakhir
berukuran lebih panjang.
Rajungan mempunyai 5
pasang kaki, yang terdiri atas 1 pasang kaki (capit) berfungsi sebagai pemegang
dan memasukkan makanan kedalam mulutnya, 3 pasang kaki sebagai kaki jalan dan
sepasang kaki terakhir mengalami modifikasi menjadi alat renang yang ujungnya menjadi
pipih dan membundar seperti dayung. Kaki
jalan pertama tersusun atas daktilus yang berfungsi sebagai capit, propodos,
karpus, dan merus. Induk rajungan mempunyai capit yang lebih panjang dari
kepiting bakau, dan karapasnya memiliki duri sebanyak 9 buah yang terdapat pada
sebelah kanan kiri mata.
HABITAT
Rajungan hanya hidup
pada lingkungan air laut dan tidak dapat hidup pada kondisi tanpa air. Rajungan
memang tergolong hewan yang bermukim di dasar laut, tapi malam hari suka naik
ke permukaan untuk cari makan.
8. UDANG
WINDU
(PENAEUS MONODON)
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Fillum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Bangsa : Decapoda
Suku : Penaeidae
Marga : Penaeus
Jenis : Penaeus monodon
DESKRIPSI
Udang
windu bersifat omnivor, pemakan detritus dan sisa-sisa organik baik hewani
maupun nabati. Udang ini mempunyai sifat dapat menyesuaikan diri dengan makanan
yang tersedia di lingkunagnnya, tidak besifat terlalu memilih-milih, Sedang
pada tingkat mysis, makanannya berupa campuran diatome, zooplankton
seperti balanus, veligere, copepod dan trehophora.
Udang
windu merupakan organisme yang aktif mencari makan pada malam hari (nocturnal).
Jenis makanannya sangat bervariasi tergantung pada tingkatan umur. Pada stadia
benih, makanan utamanya adalah plankton (fitoplankton dan zooplankton). Udang
windu dewasa menyukai daging binatang lunak atau moluska (kerang, tiram,
siput), cacing, annelida yaitu cacing Polychaeta, dan crustacea. Udang windu
akan bersifat kanibal bila kekurangan makanan.
Udang
penaeid termasuk hewan yang heteroseksual, yaitu memepunyai jenis kelamin
jantan dan betina yang masing-masing terpisah . Perkawinan udang terjadi di
laut bebas dengan jalan merapatkan perutnya (ventral) masing-masing. Udang
jantan biasanya lebih agresif dibanding betina, perkawinan terjadi setelah
betina mengganti kulit (moulting), udang jantan tertarik kepada betina karena
adanya hormon ektokrin yang keluar secara eksternal yaitu pada saat telur
dikeluarkan melaluai saluran telur (oviduk).
MORFOLOGI
Tubuh
udang windu terbagi menjadi dua bagian, yakni bagian kepala yang menyatu dengan
bagian dada (kepala-dada) disebut cephalothorax dan bagian perut
(abdomen) yang terdapat ekor di bagian belakangnya. Semua bagian badan beserta
anggota-anggotanya terdiri dari ruas-ruas (segmen). Kepala-dada terdiri dari 13
ruas, yaitu kepalanya sendiri 5 ruas dan dadanya 8 ruas, Sedangkan bagian perut
terdiri atas segmen dan 1 telson. Tiap ruas badan mempunyai sepasang anggota
badan yang beruas-ruas pula.
Seluruh tubuh tertutup
oleh kerangka luar yang disebut eksoskeleton, yang terbuat dari
zat chitin. Bagian kepala ditutupi oleh cangkang kepala (karapas) yang
ujungnya meruncing disebut rostrum. Kerangka tersebut mengeras, kecuali
pada sambungan-sambungan antara dua ruas tubuh yang berdekatan. Hal ini
memudahkan mereka untuk bergerak. Udang betina lebih cepat tumbuh daripada
udang jantan, sehingga pada umur yang sama tubuh udang betina lebih besar
daripada udang jantan. Udang jantan biasanya lebih besar, tubuh langsing, ruang
bawah perut sempit, sedangkan udang betina gemuk karena ruang perutnya
membesar.
Di
bagian kepala sampai dada terdapat anggota-anggota tubuh lainnya yang
berpasang-pasangan. Berturut-turut dari muka ke belakang adalah sungut kecil
(antennula), sirip kepala (scophocerit), sungut besar (antenna), rahang
(mandibula), alat-alat pembantu rahang (maxilla), dan kaki jalan (pereiopoda).
Di bagian perut terdapat lima pasang kaki renang (pleopoda). Ujung
ruas ke-6 arah belakang membentuk ujung ekor (telson). Di bawah pangkal ujung
ekor terdapat lubang dubur (anus).
HABITAT
Udang
windu bersifat euryhaline yakni bisa hidup di laut yang berkadar garam
tinggi hingga perairan payau yang berkadar garam rendah. Udang windu juga
bersifat benthik, hidup pada permukaan dasar laut yang lumer (soft) terdiri
dari campuran lumpur dan pasir terutama perairan berbentuk teluk dengan aliran
sungai yang besar dan pada stadium post larva ditemukan di sepanjang pantai
dimana pasang terendah dan tertinggi berfluktuasi sekitar 2 meter dengan aliran
sungai kecil, dasarnya berpasir atau pasir lumpur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar