Kamis, 11 Februari 2016

Derajat Keasaman pH

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.[1]
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.
http://id.wikipedia.org/wiki/PH (Diakses pada tanggal 25 Maret 2011 pukul 21.15 WIB)


Indikator Asam-Basa
Ditulis oleh Jim Clark pada 07-11-2007

Indikator sebagai asam lemah -- Jingga metil (Methyl orange)
Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning dan strukturnya adalah:
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/kfisika/mostructbase.gif
Pada faktanya, ion hidrogen tertarik pada salah satu ion nitrogen pada ikatan rangkap nitrogen-nitrogen untuk memberikan struktur yang dapat dituliskan seperti berikut ini:
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/kfisika/mostructacid.gif
Anda memiliki kesetimbangan yang sama antara dua bentuk jingga metil seperti pada kasus lakmus – tetapi warnanya berbeda.
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/kfisika/moeqm.gif
Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3.7 – mendekati netral. Ini akan diekplorasi dengan lebih lanjut pada bagian bawah halaman.
Fenolftalein
Fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang sering digunakan, dan fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/kfisika/phpheqm.gif
Pada kasus ini, asam lemah tidak berwarna dan ion-nya berwarna merah muda terang. Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak berwarna. Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya – mengubah indikator menjadi merah muda. Setengah tingkat terjadi pada pH 9.3. Karena pencampuran warna merah muda dan tak berwarna menghasilkan warna merah muda yang pucat, hal ini sulit untuk mendeteksinya dengan akurat!
Dengan mengasumsikan kesetimbangan benar-benar mengarah pada salah satu sisi, tetapi sekarang anda menambahkan sesuatu untuk memulai pergeseran tersebut. Selama terjadi pergeseran kesetimbangan, anda akan memulai untuk mendapatkan lebih banyak dan lebih banyak lagi pembentukan warna yang kedua, dan pada beberapa titik mata akan mulai mendeteksinya.
Sebagai contoh, jika menggunakan jingga metil pada larutan yang bersifat basa maka warna yang dominan adalah kuning. tambahkan asam karena itu kesetimbangan akan mulai bergeser. Pada beberapa titik akan cukup banyak adanya bentuk merah dari jingga metil yang menunjukkan bahwa larutan akan mulai memberi warna jingga. penambahan asam lebih banyak, warna merah akhirnya akan menjadi dominan yang mana anda tidak lagi melihat warna kuning.
Perubahan warna lakmus terjadi tidak selalu pada rentang pH yang besar, tetapi lakmus berguna untuk mendeteksi asam dan basa pada lab karena perubahan warnanya sekitar 7. Jingga metil atau fenolftalein sedikit kurang berguna.
(diakses 26 Maret 2011 Pukul 20.15 WIB)

Asam adalah senyawa yang dapat melepas ion hidrogen (H+) jika dilarutkan dalam air.
Contoh: HCl  H+(aq)+ Cl-(aq)
Basa adalah senyawa yang dapat melepas ion hidroksida (OH-) jika dilarutkan dalam air.
Reaksi asam-basa (reaksi penetralan) adalah reaksi pembentukan H2O dari ion-ion H+ dan OH-
Garam adalah senyawa yang dapat melepas ion positif yang bukan H+ dan ion negatif yang bukan OH-
Contoh: NaCl, NaHSO4, MgOHCl

2.1  Kesetimbangan Ionisasi Air

Air mengalami ionisasi sebagian, menurut reaksi (setimbang):
H2O  H+ + OH- (menurut Arrhenius)
2H2O  H3O+ + OH- (menurut Bronsted-Lowry)

3.2  Beberapa Contoh Asam Kuat

HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, HClO4, HBrO4, HIO4

3.3  Beberapa Contoh Basa Kuat

NaOH, Ba(OH)2, dll. (Basa golongan 1 dan 2)
Basa lemah tidak terurai (terionisasi) sempurna dalam air.
Contoh:
NH3 + H2O   NH4+ + OH-

5.2  Sifat Larutan Penyangga

pH-nya stabil terhadap pengenceran atau penambahan sedikit asam atau basa kuat.

Derajat Keasaman dan Kebasaan

Ditulis oleh Zulfikar pada 17-07-2010
Dalam hal keasaman kita dapat menghitungnya dari konsentrasi H+, karena ion ini adalah pembawa sifat asam. Akan tetapi umumnya konsentrasi larutan asam yang digunakan sangat kecil, sehingga derajat keasaman dikonversikan ke dalam bentuk logaritma. Derajat keasaman dinyatakan kedalam pH, dimana nilainya adalah
pH = -log [H+]
untuk asam kuat, dimana seluruh zatnya terionisasi,
[H+] = a . Ma
Dimana a adlah jumlah ion H+, dan Ma konsentrasi asam dalam molaritas, perhatikan contoh penyelesaian seperti pada bagan 8.14, jika diketahui konsentrasi HCl = 10-5 M dapat ditentukan pH nya, demikian juga untuk H2SO4 dengan konsentrasi 0.5 x 10-6 M, pHnya juga dapat ditentukan.
bagan 8.14 
Sedangkan untuk asam lemah, perhitungan H+, didasari pada keadaan kesetimbangan dan mengikuti persamaan serta harga Ka seperti yang kita bahas sebelumnya.
artikel 13artikel 14
dimana nilainya adalah
Untuk lebih memahami, Derajat keasaman dapat dinyatakan ke dalam pH, perhatikan contoh soal dibawah; Sebuah botol diberi label HClO, asam hipoklorit 0.35 M, dari tabel tetapan ionisasi asam lemah pada suhu 25oC, diketahui harga Ka = 2.9 x 10-8. Tentukan pH asam hipoklorit tersebut. Skema pada Bagan 8.15, merupakan penyelesaian contoh soal ini.
bagan 8.15
Derajat kebasaan juga merupakan ukuran kebasaan suatu zat yang dinyatakan kedalam bilangan logaritma yaitu;
pOH = – log [OH-]
Untuk basa kuat, dimana seluruh zatnya terionisasi,
[H+] = b. Mb
dimana, b adalah jumlah ion OH-, Mb = konsentrasi asam dalam Molaritas
Sedangkan untuk basa lemah, perhitungan OH-, didasari pada keadaan keseimbangan dan mengikuti persamaan serta harga Kb seperti
bagan 8.16
 Penguraian basa lemah dan konsentrasi [OH-]
Untuk menetapkan derajat kebasaan pada basa lemah dengan menggunakan persamaan
pOH = -log [OH-]
artikel 15
(Diakses tanggal 26 Maret 2011 Pukul 19.40 WIB)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar