Oksidasi
Alkohol
Ditulis oleh Jim
Clark pada 28-10-2007
Oksidasi
jenis-jenis alkohol (primer, sekunder dan tersier)
Alkohol
primer
Alkohol
primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat tergantung
pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk pembentukan asam karboksisat, alkohol
pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah aldehid yang selanjutnya dioksidasi
lebih lanjut menjadi asam.
Oksidasi
parsial menjadi aldehid
Oksidasi
alkohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alkohol yang berlebihan, dan
aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah terbentuk.
Alkohol
yang berlebih berarti bahwa tidak ada agen pengoksidasi yang cukup untuk
melakukan tahap oksidasi kedua. Pemisahan aldehid sesegera mungkin setelah
terbentuk berarti bahwa tidak tinggal menunggu untuk dioksidasi kembali.
Jika
digunakan etanol sebagai sebuah alkohol primer sederhana, maka akan dihasilkan
aldehid etanal, CH3CHO.
Oksidasi
sempurna menjadi asam karboksilat
Untuk
melangsungkan oksidasi sempurna, kita perlu menggunakan agen pengoksidasi yang
berlebih dan memastikan agar aldehid yang terbentuk pada saat produk
setengah-jalan tetap berada dalam campuran.
Alkohol
dipanaskan dibawah refluks dengan agen pengoksidasi berlebih. Jika reaksi telah
selesai, asam karboksilat bisa dipisahkan dengan distilasi.
Persamaan
reaksi sempurna untuk oksidasi etanol menjadi asam etanoat adalah sebagai
berikut:
Persamaan
reaksi yang lebih sederhana biasa dituliskan sebagai berikut:
Reaksi
yang terjadi pada tahap kedua adalah:
Alkohol
sekunder
Alkohol
sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol sekunder,
propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium dikromat(VI) yang diasamkan
dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk propanon.
Alkohol
tersier
Alkohol-alkohol
tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium dikromat(VI). Bahkan
tidak ada reaksi yang terjadi. Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom
hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut.
Melakukan
reaksi uji
Pertama-tama
anda harus memastikan bahwa larutan yang akan anda uji benar-benar adalah
alkohol dengan cara menguji keberadaan gugus -OH di dalam larutan. Anda juga
perlu menentukan bahwa cairan tersebut adalah cairan netral, bebas dari air
sehingga bereaksi dengan fosfor(V) klorida menghasilkan asap-asap hidrogen
klorida yang mengandung air. Selanjutnya anda akan menambahkan beberapa tetes
alkohol ke dalam sebuah tabung uji yang mengandung larutan kalium dikromat(VI)
yang telah diasamkan dengan asam sulfat encer. Tabung tersebut akan dipanaskan
di sebuah penangas air panas.
Hasil
untuk masing-masing jenis alkohol
Untuk
alkohol primer atau sekunder, warna orange larutan akan berubah menjadi hijau.
Sedangkan untuk alkohol tersier tidak ada perubahan warna.
(Diakses tanggal
13 Maret 2011 pukul 19.35 WIB)
Reaksi
Pengesteran (Esterifikasi)
Ditulis oleh Jim
Clark pada 28-10-2007
Pengertian
ester
Ester diturunkan
dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada
sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon
dari beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana hidrogen
pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda
jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin
benzen).
Contoh ester
umum – etil etanoat
Ester yang paling
umum dibahas adalah etil etanoat. Dalam hal ini, hidrogen pada gugus -COOH
telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Rumus struktur etil etanoat adalah
sebagai berikut:
Perhatikan bahwa
ester diberi nama tidak sesuai dengan urutan penulisan rumus strukturnya, tapi
kebalikannya. Kata "etanoat" berasal dari asam etanoat. Kata
"etil" berasal dari gugus etil pada bagian ujung.
Contoh ester
yang lain
Pada setiap contoh
berikut, pastikan bahwa anda bisa mengerti bagaimana hubungan antara nama dan
rumus strukturnya.
Perhatikan bahwa
asam diberi nama dengan cara menghitung jumlah total atom karbon dalam rantai –
termasuk yang terdapat pada gugus -COOH. Misalnya, CH3CH2COOH
disebut asam propanoat, dan CH3CH2COO disebut gugus
propanoat.
Pembuatan ester
dari asam karboksilat dan alkohol
Ester dihasilkan apabila asam
karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini
biasanya adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas hidrogen
klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester
aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah cincin benzen).
Reaksi
esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel).
Untuk
melangsungkan reaksi dalam skala tabung uji, semua zat (asam karboksilat,
alkohol dan asam sulfat pekat) yang dalam jumlah kecil dipanaskan di sebuah
tabung uji yang berada di atas sebuah penangas air panas selama beberapa menit.
Karena reaksi
berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel), ester yang terbentuk tidak
banyak. Bau khas ester seringkali tertutupi atau terganggu oleh bau asam
karboksilat. Sebuah cara sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan
menaburkan campuran reaksi ke dalam sejumlah air di sebuah gelas kimia kecil.
Terkecuali
ester-ester yang sangat kecil, semua ester cukup tidak larut dalam air dan
cenderung membentuk sebuah lapisan tipis pada permukaan. Asam dan alkohol yang
berlebih akan larut dan terpisah di bawah lapisan ester.
Ester-ester kecil
seperti pelarut-pelarut organik sederhana memiliki bau yang mirip dengan
pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan sebuah pelarut yang umum
misalnya pada lem).
Semakin besar
ester, maka aromanya cenderung lebih ke arah perasa buah buatan – misalnya
"buah pir". Ester juga bisa dibuat dari reaksi-reaksi antara alkohol
dengan asil klorida atau anhidrida asam.
(Diakses tanggal
15 Maret 2011 pukul 19.50 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar