Laporan Tetap
Praktikum Kimia Dasar II
Identifikasi Gugus Fungsi
Kelompok : V (Lima)
Anggota : 1. Arestu Pranana (081010050 )
2. Ardhi
Wiranatha (08101005022)
3. Muhammad
Yasin Akbar (08101005050)
4. Mutia
(08101005042)
5. Putri Nabila
(08101005004)
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011
Laporan Pendahuluan
Praktikum Kimia Dasar II
I. Nomor
Percobaan : V
II. Nama
Percobaan : Identifikasi Gugus Fungsi
III. Tujuan
Percobaan :
1. Mengenal
sifat fisis dan kimia alkohol, asam karboksilat, dan ester.
2. Melakukan
uji yang khas untuk gugus fungsi.
IV. Dasar
Teori :
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat
mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan
oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Disini kita hanya akan
melihat kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah
gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus aril
(yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen).
Ester yang paling umum dibahas adalah etil etanoat. Dalam hal ini,
hidrogen pada gugus -COOH telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Rumus
struktur etil etanoat adalah sebagai berikut:
Ester diberi
nama tidak sesuai dengan urutan penulisan rumus strukturnya, tapi kebalikannya.
Kata "etanoat" berasal dari asam etanoat. Kata "etil"
berasal
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan
bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya adalah asam
sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas hidrogen klorida kering, tetapi
katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester aromatik (yakni ester yang
mengandung sebuah cincin benzen).
Reaksi esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel).
Untuk melangsungkan reaksi dalam skala tabung uji, semua zat (asam karboksilat,
alkohol dan asam sulfat pekat) yang dalam jumlah kecil dipanaskan di sebuah
tabung uji yang berada di atas sebuah penangas air panas selama beberapa menit.
Karena reaksi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel), ester yang
terbentuk tidak banyak. Bau khas ester seringkali tertutupi atau terganggu oleh
bau asam karboksilat. Sebuah cara sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah
dengan menaburkan campuran reaksi ke dalam sejumlah air di sebuah gelas kimia
kecil.
Terkecuali ester-ester yang sangat kecil, semua ester cukup tidak larut
dalam air dan cenderung membentuk sebuah lapisan tipis pada permukaan. Asam dan
alkohol yang berlebih akan larut dan terpisah di bawah lapisan ester. Ester-ester
kecil seperti pelarut-pelarut organik sederhana memiliki bau yang mirip dengan
pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan sebuah pelarut yang umum
misalnya pada lem). Semakin besar ester, maka aromanya cenderung lebih ke arah
perasa buah buatan – misalnya "buah pir". Ester juga bisa dibuat dari
reaksi-reaksi antara alkohol dengan asil klorida atau anhidrida asam.
(Susilo, 2008)
Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat
tergantung pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk pembentukan asam karboksisat,
alkohol pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah aldehid yang selanjutnya
dioksidasi lebih lanjut menjadi asam.
Oksidasi alkohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alkohol yang
berlebihan, dan aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah
terbentuk. Alkohol yang berlebih berarti bahwa tidak ada agen pengoksidasi yang
cukup untuk melakukan tahap oksidasi kedua. Pemisahan aldehid sesegera mungkin
setelah terbentuk berarti bahwa tidak tinggal menunggu untuk dioksidasi
kembali. Jika digunakan etanol sebagai sebuah alkohol primer sederhana, maka
akan dihasilkan aldehid etanal, CH3CHO.
Untuk melangsungkan oksidasi sempurna, perlu menggunakan agen
pengoksidasi yang berlebih dan memastikan agar aldehid yang terbentuk pada saat
produk setengah-jalan tetap berada dalam campuran. Alkohol dipanaskan dibawah
refluks dengan agen pengoksidasi berlebih. Jika reaksi telah selesai, asam
karboksilat bisa dipisahkan dengan distilasi.
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol
sekunder, propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium
dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk
propanon. Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau
kalium dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi. Alkohol tersier
tidak memiliki sebuah atom hidrogen
yang
terikat pada
atom karbon tersebut
(Jim Clark, 2007).
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari
unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon
dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut
digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).
Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).
Pada dasarnya terdapat tiga jenis hidrokarbon:
Hidrokarbon aromatic yang mempunyai setidaknya satu cincin
aromatic, Hidrokarbon jenuh juga disebut alkana yang tidak memiliki ikatan
rangkap atau aromatic, dan Hidrokarbon tak jenuh yang memiliki satu atau lebih
ikatan rangkap antara atom-atom karbon, yang dibagi menjadi: Alkena dan Alkuna.
Tiap-tiap atom karbon tersebut dapat mengikat empat
atom lain atau maksimum hanya 4 buah atom hidrogen. Jumlah atom hidrogen dapat
ditentukan dari jenis hidrokarbonnya. Alkana:
CnH2n+2, Alkena: CnH2n, Alkuna: CnH2n-2, dan
Hidrokarbon siklis: CnH2n (Eko Cahyo, 2010).
Hidrokarbon merupakan segolongan senyawa yang banyak
terdapat di alam sebagai minyak bumi. Indonesia banyak menghasilkan minyak bumi
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, diolah menjadi bahan bakar motor, minyak
pelumas, dan aspal. Alkohol sering dipakai untuk
menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang
mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan
sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol
yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki
pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah
yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH)
yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen
dan/atau atom karbon lain. Gugus fungsional alkohol
adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada tiga jenis
utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'.
Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan metanol (gambar di bawah) adalah alkohol primer. Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2-metilpropan-2-ol.
Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan metanol (gambar di bawah) adalah alkohol primer. Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2-metilpropan-2-ol.
Ada dua cara menamai alkohol yaitu dengan nama umum
dan nama
IUPAC. Nama umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkil, lalu menambahkan kata "alkohol". Contohnya, "metil alkohol" atau "etil alkohol". Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya, menghapus "a" terakhir, dan menambah "ol". Contohnya, "metanol" dan "etanol".
Gugus hidroksil mengakibatkan alkohol bersifat polar. Alkohol adalah asam lemah. Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama umumnya metil alkohol dan etil alkohol).
IUPAC. Nama umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkil, lalu menambahkan kata "alkohol". Contohnya, "metil alkohol" atau "etil alkohol". Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya, menghapus "a" terakhir, dan menambah "ol". Contohnya, "metanol" dan "etanol".
Gugus hidroksil mengakibatkan alkohol bersifat polar. Alkohol adalah asam lemah. Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama umumnya metil alkohol dan etil alkohol).
Dalam peristilahan umum, "alkohol"
biasanya adalah etanol atau grain alcohol. Etanol dapat dibuat dari fermentasi
buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum digunakan, dan telah dibuat
oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat rekreasi (obat
yang digunakan untuk bersenang-senang) yang paling
tua dan paling banyak digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol cukup banyak,
orang bisa mabuk.
Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi
etanol
tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.
Alkohol umum isopropil alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol,2-propanol) H3C-CH(OH)-CH3, atau alkohol gosok etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen utama dalam antifreeze gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang terikat dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol).
tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.
Alkohol umum isopropil alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol,2-propanol) H3C-CH(OH)-CH3, atau alkohol gosok etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen utama dalam antifreeze gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang terikat dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol).
Fenol adalah
alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena. Alkohol digunakan
secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan
bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di
masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai
bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman,
maka alkohol tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated
spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus (Abbas,
dkk: 1997).
V. Alat dan Bahan :
1. Alkohol
2. NaOH 10%
3. KI
4. Tabung reaksi
5. Penangas air
6. Aquades
7. KCr2O7
8. H2SO4 pekat
9. Salah satu asam organik dan basa
10. Pipet tetes
11. Spatula
12. Kristal asam salisilat
13. NaHCO3 10%
14. KMnO4
15. Etanol
16. Metanol
VI. Prosedur Percobaan
A. Alkohol
1. Identifikasi Gugus
Fungsi
2.
Oksidasi Alkohol
B. Asam dan Basa
1.
Keasaman
2. Dekarboksilasi
3. Oksidasi
C. Ester
Pembuatan
Minyak Gandapura
VII. Data Hasil Pengamatan
Prosedur
|
Warna
|
Bau
|
Sifat
lainnya
|
Identifikasi
Alkohol
|
Bening,
sedikit kecoklatan.
|
Baunya
lebih pekat
|
-
|
Oksidasi
Alkohol
|
Orange
pekat
|
Baunya
tidak terlalu pekat
|
-
|
Dekarboksilasi
|
Bening
|
Tidak
berbau
|
Muncul
gelembung pada larutan.
|
Oksidasi
|
Ungu
pekat
|
Baunya
tidak terlalu pekat
|
-
|
Ester
|
Putih
|
Bau
harum
|
Tidak
larut, bergumpal.
|
VIII. Reaksi dan Perhitungan
1. Alkohol
a) Identifikasi
alkohol
2 NaOH +
I2 NaI
+ NaOI + H2O
C2H5OH +
NaOI CH3OH
+ NaOI + H2
CH3OH + 3
NaOI // CH3OH + 3NaOH
CH3OH +
NaOI CHI3 + HCOONa
b)
Oksidasi Alkohol
K2Cr2O7 2 K+ + Cr2O7
H2SO4 2 H+ + SO42-
Reduksi : Cr2O72- +
14H+ + 6e- 2 Cr23+ + 7H2O
Oksidasi : SO42- SO4 + 2e-
Cr2O72- + 3 SO42- + 14H+ 2Cr23+ + 3SO4 + 7H2O
2. Keasaman
a)
Dekarboksilasi
O
C – OH
+ NaHCO3 C – Ona + CO2
+ H2O
OH
b) Oksidasi
KMnO4 + C2H5OH
C2H5MnO4 +
KOH
H O
C2H5OH
CH – C – OH CH3 – C – H
H
MnO4 + 8H+ + 5e-
Mn2+ + 4H2O
MnO4 + C2H5OH + 8H+ + 5e- CH3OH + Mn2+ + 5H2O
3. Esterifikasi
O O
C
– OH + CH3OH C – OCH3 + H2O
OH OH
IX. Pembahasan
Pada percobaan yang bernama Identifikasi Gugus Fungsi
praktikan diharapkan mampu mengenal sifat fisis kimia alkohol, asam
karboksilat, ester, serta dapat melakukan uji yang khas untuk gugus fungsi.
Dengan menggunakan analisa kualitatif, praktikan mengamati perubahan-perubahan
sifat fisis, warna, serta bau dari reaksi-reaksi yang ada.
Alkohol merupakan senyawa Hidrokarbon yang satu atom H
nya di substitusi oleh satu gugus OH. Alkohol dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok yang berdasarkan pada bagaimana posisi gugus –OH daalam rantai
atom-atom karbonnya. Pada pembagian alkohol terdapat tiga jenis, diantaranya
alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.
Alkohol primer merupakan atom karbon yang membawa
gugus –OH yang hanya terikat pada satu gugus alkil. Alkohol sekunder merupakan
atom karbon yang mengikat gugus –OH berikatan langsung dengan dua gugus alkil,
kedua gugus alkil ini bisa sama maupun berbeda dan yang terakhir alkohol
tersier yang merupakan atom karbon yang mengikat gugus –OH berikatan langsung
dengan tiga gugus alkil yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama
maupun berbeda.
Asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon
yang mempunyai gugus fungsional –COOH terikat langsung pada gugus alkil. Wujud
dari asam karboksilat ini tergantung dari jumlah atom C -nya. Asam karboksilat apabila dengan basa akan
membentuk garam dan dengan alkohol akan menghasilkan eter. Banyak dijumpai
dalam lemak dan minyak, sehingga sering juga disebut asam lemak.
Ester merupakan suatu senyawa organik
yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus
hidroksil
dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R'). Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama
alkohol dengan bantuan katalis asam. Peristiwa pembuatan ester dinamakan
esterifikasi. Esterifikasi berjalan lambat dan dapat balik (reversibel), dimana
apabila telah bereaksi dapat kembali lagi ke reaksi sebelumnya.
Pada saat melakukan percobaan identifikasi alkohol,
warna pada identifikasi alkohol tetap (tidak mengalami perubahan) yang
disebabkan karena gugus fungsinya sudah rusak. Pada percobaan dekarboksilasi,
terjadi pengeluaran gelembung-gelembung pada campuran. Proses pengeluaran
gelembung-gelembung ini sebenarnya proses keluarnya gas CO2 yang
disebut dengan peristiwa dekarboksilasi.
Penggunaan bahan pada percobaan mempunyai fungsi
masing-masing. Asam sulfat pekat digunakan dalam percobaan berfungsi sebagai
katalis yang dapat mempercepat reaksi, namun ada juga yang melalui proses
pemanasan untuk mempercepat reaksi. Asam salisilat pada percobaan
dekarboksilasi digunakan sebagai pereaksi.
X. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, praktikan
mendapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Alkohol merupakan senyawa
hidrokarbon dengan satu atom H yang di substitusi oleh satu gugus OH.
2. Alkohol dikelompokkan menjadi
tiga berdasarkan posisi gugus –OH, diantaranya alkohol primer, sekunder, dan
tersier.
3. Asam karboksilat merupakan
golongan senyawa karbon langsung berikatan pada gugus alkil.
4. Dekarboksilasi merupakan proses
keluarnya gas CO2 yang di tandai dengan munculnya
gelembung-gelembung pada larutan.
5. Ester dihasilkan apabila asam
karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam yang disebut
esterifikasi.
6. Reaksi pada esterifikasi
bersifat reversible dimana reaksinya bolak-balik.
DAFTAR
PUSTAKA
Abbas, Syekh,dkk. 1997. Ensiklopedia Nasional
Indonesia. Jakarta: PT Delta Pamungkas.
Cahyo,
Eko. 2010. Pengenalan Gugus Fungsi. http://www.dokterkimia.com/2010/06/pengenalan-gugus-fungsi.html
(Diakses pada tanggal 13 Maret 2011
pukul 19.00 WIB)
Jim,
Clark. 2007. Reaksi Pengesteran (Esterifikasi). http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/alkohol1/reaksi_pengesteran_esterifikasi/
(Diakses
pada tanggal 13 Maret 2011 pukul 19.50 WIB)
Susilo.
2008. Oksidasi Alkohol. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/alkohol1/oksidasi_alkohol/
(Diakses pada tanggal 13 Maret 2011
pukul 19.35 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar