BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semua organisme baik ikan maupun makluk hidup lainnya
yang hidup dalam air sangat terpangaruh terhadap kualitas air. Tanpa didukung
dengan kualitas air / mutu air yang baik semua organisme yang hidup di perairan
akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya. Beberapa factor yang mempengaruhi
kualitas air diataranya Suhu, pH, DO, CO2, Turbiditas.
Salah satu factor yang mempengaruhi kualitas air
adalah Turbiditas
(Kekeruhan). Turbiditas ( Kekeruhan ) merupakan kandungan bahan Organik maupun Anorganik yang terdapat di peraairan sehingga mempengaruhi proses kehidupan organisme yang ada di perairan tersebut. Turbiditas sering di sebut dengan kekeruhan, apabila di dalam air media terjadi kekeruhan yang tinggi maka kandungan oksigen akan menurun, hal ini disebabkan intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam perairan sangat terbatas sehingga tumbuhan / phytoplankton tidak dapat melakukan proses fotosintesis untuk mengasilkan oksigen.
(Kekeruhan). Turbiditas ( Kekeruhan ) merupakan kandungan bahan Organik maupun Anorganik yang terdapat di peraairan sehingga mempengaruhi proses kehidupan organisme yang ada di perairan tersebut. Turbiditas sering di sebut dengan kekeruhan, apabila di dalam air media terjadi kekeruhan yang tinggi maka kandungan oksigen akan menurun, hal ini disebabkan intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam perairan sangat terbatas sehingga tumbuhan / phytoplankton tidak dapat melakukan proses fotosintesis untuk mengasilkan oksigen.
Pada tahap pemeliharaan benih, factor turbiditas
sangat mempangaruhi kahidupan benih maupun larva di dalam perairan. Turbiditas
terlalu tinggi dapat menyebabkan kematian masal, hal ini disebabkan adanya luka
pada tubuh benih maupun larva sehingga terjadi infeksi dan mempercepat
pertumbuhan penyakit. Biasanya kalau terjadi kekeruhan yang tinggi dapat
menyebabkan mengelupasnya sisik / kulit benih maupun larva akibat infeksi.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan tentang Turbiditas
adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui, bagaimana
terjadinya turbiditas dan bagaimana gejala-gejalanya.
2.
Untuk mengetahui factor-faktor yang
menyebabkan terjadinya Turbiditas
3.
Untuk mengetahui dampak turbiditas
terhadap organisme lain dalam proses berlangsungnya Budidaya ikan ( aquaculture
).
4.
Agar mahasiswa dapat memahami
tingkat turbiditas yang ideal pada usaha Budidaya ikan ( aquaculture ) sesuai
dengan tahapan-tahapannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor yang mempengaruhi kualitas air secara garis
besarnya dapat dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu Aspek fisika, Aspek kimia,
dan Aspek biologi.
1.
Aspek Fisika
Di tinjau dari aspek fisika perairan, beberapa diantaranya sebagai berikut:
a. Suhu
Di tinjau dari aspek fisika perairan, beberapa diantaranya sebagai berikut:
a. Suhu
Suhu air
merupakan satu faktor yang penting bagi ikan. Ikan adalah organisma berdarah
dingin dan mempunyai suhu tubuh yang sama dengan suhu persekitarannya (air).
Suhu air akan memberi kesan terhadap aktivitas, makan, pembesaran dan pembiakan
semua ikan. Suhu air juga dapat berperan didalam menentukan jumlah gas
(oksigen, karbon dioksida, nitrogen,dll) yang terlarut didalam air. Semakin
dingin air semakin banyak kandungan gas yang dapat terlarut. Suhu juga memegang
peranan didalam proses stratifikasi termal "thermal stratification".
Bagi para penternak yang menjalankan aktivitas ternakan ikan dalam sangkar
harus memahami dengan seksama mengenai perkara ini. Air yang lebih dingin
biasanya lebih berat dari air yang panas. Perbedaan yang sedemikian akan
menyebabkan air tadi tidak dapat bercampur.. Hujan lebat yang terus menerus
selama beberapa hari akan menyebabkan stratifikasi termal "pecah" dan
air dibagian bawah tasik/empangan akan bercampur dengan air dibagian permukaan
dan kematian masal akan terjadi. Kandungan suhu yang ideal untuk usaha budidaya
ikan adalah 23 – 32oC. (Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand.
1982).
2.
Aspek Kimia
Di tinjau
dari aspek kimia perairan, beberapa diantaranya sebagai berikut
a. Oksigen Terlarut
a. Oksigen Terlarut
Oksigen
terlarut, adalah parameter kimia air yang terpenting didalam akuakultur.
Kandungan oksigen yang rendah akan mengakibatkan kematian ikan yang banyak,
secara langsung atau tidak langsung, Seperti juga manusia, ikan memerlukan
oksigen untuk proses respirasi (bernafas). Jumlah oksigen yang diperlukan oleh
ikan adalah bergantung kepada saiz (ukuran), kadar makan, tahap aktivitas, dan
juga suhu. Anak ikan atau benih memerlukan jumlah oksigen yang lebih
dibandingkan dengan ikan yang lebih besar, kerana kadar metabolik anak ikan
lebih tinggi.
Untuk mendapatkan kadar pertumbesaran ikan
yang tinggi, ikan harus dipelihara pada kandungan oksigen yang optimal. Sebagai
panduan kandungan oksigen didalam air minimal 5 mg/l. Kandungan oksigen yang
kurang dari 5 mg/l akan menyebabkan ikan merasa tertekan, dan pada kandungan
oksigen < 2 mg/l pula dapat menyebabkan kematian ikan. Walau bagaimanapun
harus diingat, terdapat juga jenis-jenis ikan yang tidak memerlukan kandungan
oksigen yang tinggi, contohnya ikan Keli
Seperti yang kita ketahui bukan hanya
ikan yang memerlukan oksigen, tetapi juga bakteri memerlukan jumlah oksigen
yang besar, Ketika terjadi Dekomposisi (pereputan ) bahan-bahan organik (terdir
dari algae, bakteria, dan bahan buangan ikan) adalah merupakan proses yang
utama menggunakan oksigen didalam sistem akuakultur.
b. Karbondioksida (CO2)
Jumlah kandungan CO2 pada tahap 10 mg/l masih tidak
mendatangkan kesan kepada kehidupan ikan jika pada masa yang sama kandungan
oksigen didalam air yang tinggi. Air kolam yang yang mempunyai kadar penebaran
ikan yang normal, selalu mempunyai kandungan CO2 sekitar <5 mg/l. Bagi kolam
yang mempunyai kepadatan yang tinggi, misalnya bagi ternakan secara intensif,
kandungan CO2 adalah pada tahap antara 0 mg/l pada sebelah tengahari dan 5 - 15
mg/l pada waktu subuh Tahap kandungan CO2 > 20 mg/l akan mendatangkan
masalah kepada ikan.
Ada dua cara yang dapat diamalkan untuk mengurangkan
kandungan CO2. Cara yang paling mudah adalah dengan memberikan pengudaraan
"aeration". Dengan cara ini CO2 boleh dibebaskan ke udara. Cara kedua
adalah dengan menambah bahan yang terdiri dari "carbonate" contoh nya
CaCO3 atau Na2CO3. Cara ini akan menghilangkan CO2 dari air dan menyimpannya
didalam bentuk penampan "bicarbonate" atau "carbonate".
Kita akan sentuh perkara ini didalam perkara berkaitan dengan alkalinitas.
(Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982).
3.
Asfek Biologi
Di tinjau dari aspek kimia perairan,
beberapa diantaranya sebagai berikut
a. Phytoplankton
a. Phytoplankton
Kekeruhan air yang disebabkan oleh
plankton (tumbuhan mikroskopik) dan zooplankton (hewani mikroskopik) tidak akan
memudaratkan ikan secara langsung. Fitoplankton bukan saja mengeluarkan oksigen
malahan menjadi bahan makanan kepada zooplankton dan juga kepada beberapa jenis
ikan. Fitoplankton juga akan menggunakan ammonia yang dikeluarkan oleh ikan
sebagai sumber nutriennya. Zooplankton pula menjadi sumber makanan anak ikan
yang utama.. Selain dari itu pertumbuhan fitoplankton yang keterlaluan ataau
dikenali sebagai ledakan "bloom", akan menyebabkan kekurangan oksigen
dalam air secara mendadak. Ini berlaku apabila fitoplankton itu mati. Para
penternak agar supaya selalu mengawasi kandungan oksigen dan tingkat kekeruhan
dalam kolam ternakan. Kandungan oksigen biasanya pada siang dan malam akan
membawa kepada keadaan kekurangan oksigen. Namun tidak semua ikan jika
kekurangan oksigen akan mati contohnya ikan lele tahan terhadap kekurangan
oksigen karena mempunyai labirin yang bias menyimpan oksigen. (Benefield, Lary
D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982).
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Kekeruhan dinyatakan dalam bentuk
turbiditas. Peralatan yang di gunakan untuk mengukur kekeruhan adalah sehi
dish. Dan aspek yang mempengaruhi kekeruhan adalah sebagai berikut :
3.1. Aspek
fisika.
a. Suhu.
Suhu yang baik untuk budidaya ikan 23 – 32oC
peninkatan suhu menyebabkan meninkatnya metabolisme dan respirasi organisme air
yang mengakibatkan kekeruhan. Oksigen terlarut dalam air, peninkatan suhu
sebeasar 10OC menyebabkan terjadinya peninkatan komsumsi oksigen oleh organisme
sekitar 2 -3 Kali lipat, meninkatkan suhu yang menyebabkan terjadinya
peningkatan dekomposisi bahan organic oleh mikraba
Alat yang di gunakan untuk mengukur suhu berupa
thermometer.
Apabila suhu meninkat mak Kekeruhan ikut meninkat
Contohnya : Didalam air media terdapat ikan. Apeabila suhu naik menyebabkan metabolisme ikan semakin cepat dan faeces yang di hasilkannya semakin banyak sehingga menyebabkan kekeruhan.
Apabila suhu meninkat mak Kekeruhan ikut meninkat
Contohnya : Didalam air media terdapat ikan. Apeabila suhu naik menyebabkan metabolisme ikan semakin cepat dan faeces yang di hasilkannya semakin banyak sehingga menyebabkan kekeruhan.
b. Cahaya
Cahaya
matahari yang masuk ke dalam perairan di pengaruhi oleh factor kedalaman air.
Khususnya Phytoplankton memerlikan cahaya metahari untuk melakukan proses
potosintesis di siang hari Phytoplanktaon atau tumbuhan memerlukan karbon di
oksida untuk Phytoplankton dan menhasilkan oksigen yang di gunakan oleh
organisme air untuk bernapas
Sedankan malam hari Phytoplankton maupun zooplankton memerlukan oksigen sehingga terjadi persaingan antara organisme yang ada dalam perairan.
Sedankan malam hari Phytoplankton maupun zooplankton memerlukan oksigen sehingga terjadi persaingan antara organisme yang ada dalam perairan.
Pengetahuan tentang hukum fisika
yang erat berhubungan dengan penyelaman adalah syarat penting bagi teknik penyelaman
aman. Banyak masalah kesehatan penyelaman yang secara langsung diakibatkan oleh
pengaruh fisiologi dari hukum-hukum tersebut terhadap manusia.
Untuk memahami berbagai prinsip-prinsip dasar
penyelaman yang aman, penyelam harus mengenal aspek-aspek fisika yang
berhubungan tekanan dan berat jenis zat cair dan gas-gas. Pengetahuan inipun
amat berguna untuk para dokter yang menangani kasus para penyelam.
Tekanan
Tekanan udara pada permukaan laut pada suhu 0o C, pada
dasarnya adalah tekanan yang disebabkan oleh berat asmofir diatasnya. Tekanan
ini konstan yaitu sekitar 760 mmHg (14,7 psi) dan dijadikan dasar hukum
atmosfir (1 ATA).
Berdasarkan hukum Pascal yang menyatakan bahwa tekanan
yang terdapat pada permukaan cairan akan menyebar ke seluruh arah secara merata
dan tidak berkurang. Pada setiap tempat di bawah permukaan air tekanan akan meningkat sebesar 760
mmHg (1 Atmosfir) untuk setiap kedalaman 10 meter. Dengan demikian penambahan
tekanan air permukaan dengan
tekanan kedalaman air disebut
tekanan Atmosfir Absolut (ATA).
Hukum-Hukum Gas
Udara yang dihirup manusia adalah udara biasa yang
terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
- 78 % Nitrogen (N2)
- 21 % Oksigen (O2)
- 0,93 % Argon (Ar)
- 0,04 % Karbondioksida (CO2)
- Sisanya gas-gas mulia (He, Ne,dll)
Dalam penyelaman maka hukum-hukum gas berlaku karena
tekanan dan volume gas yang keluar masuk tubuh manusia berubah sesuai keadaan.
Ada beberapa hukum gas yang harus dipahami antara
lain:
Hukum Boyle
Hukum yang menegaskan hubungan antara tekanan dan
volume. Volume dari suatu kumpulan gas akan berbanding terbalik dengan absolut.
Hal ini berarti bahwa bilamana tekanan meningkat, maka
volume dari suatu kumpulan gas akan berkurang.
Aplikasi
Seorang penyelam yang bernafas penuh (6 liter) pada
kedalaman 10 meter (2 ATA), dengan menahan napas lalu naik kepermukaan (1 ATA),
maka udara di dalam paru-parunya akan berlipat ganda menjadi 12 liter. Hal ini
mengingatkan agar tidak menahan napas saat muncul kepermukaan bila memakai alat
selam scuba.
Hukum ini berlaku terhadap rongga yang ada pada tubuh
manusia, dimana penyelam akan mendapat tekanan langsung saat menyelam.
Hukum Charles
Adalah hukum yang menyatakan bahwa bila tekanan tetap
konstan, maka volume dari sejumlah gas berbanding lurus dengan suhu absolut,
apabila volume konstan/tetap dan suhu meningkat maka tekanan akan meningkat
pula. Hukum ini berhubungan dengan kompresi dari kumpulan gas yaitu terhadap
peralatan selam:
tabung, regulator, chamber dll.
Aplikasi
Dalam menyimpan tabung maka tempatnya harus dijaga
supaya tidak panas atau hindari tempat panas. Membawa tabung yang penuh terisi
dalam waktu lama sebaiknya di tutup sehingga terhindar dari sinar matahari
langsung.
Jika hal ini terabaikan maka suhu tabung akan
meningkat menyebabkan tekanan meningkat sehingga tabung meledak.
Hukum Dalton
Menurut hukum ini, Tekanan Total suatu gas campuran
adalah jumlah dari tekanan parsial gas-gas di dalam campuran tsb.
Hal ini berarti oksigen yang kita hirup pada kedalaman
40 meter sama dengan menghirup oksigen murni di permukaan. Nitrogen yang
dihirup juga semakin banyak hampir 5 kali lipat daripada berada di permukaan
laut.
Aplikasi
Hal ini berkaitan dengan aspek medis yaitu apabila
kita menghirup oksigen yang banyak maka akan terjadi keracunan oksigen.
Banyaknya oksigen akan mendepresi pusat pernapasan sehingga kontrol pernapasan
di otak terganggu dan terjadi penumpukan karbondioksida dalam tubuh yang
menyebabkan kematian.
Banyaknya nitrogen yang dihirup akan menurunkan kerja
sistem saraf pusat, sehingga kewaspadaan penyelam menurun.
Hukum Gay-Lussac
Menurut hukum ini, dapat dijelaskan juga tentang
ledakan saat mengisi tabung scuba.
Bila kita mengisi tabung scuba, dimana Volume nya
konstan, dengan bertambahnya Tekanan tabung maka Temperaturnya juga meningkat.
Hal ini berbahaya karena sebelum mencapai tekanan yang diinginkan, tabung dapat
meledak.
Aplikasi
Pada saat kita mengisi tabung, sebaiknya tabung tsb
diisi sambil direndam di dalam ember yang berisi air dingin, agar temperatur tabung tetap dingin.
Hukum Henry
Hukum ini mengekspresikan tentang daya larut gas pada
suatu cairan. Daya larut ini juga tergantung pada temperatur dan tipe
cairan.Makin dalam dan makin lama kita menyelam maka gas yang diserap tubuh
makin banyak karena tekanan parsial gas semakin tinggi. Semakin dingin suhu air, maka semakin banyak gas
yang terlarut di dalamnya.
Aplikasi
Hal inilah yang mengharuskan kita untuk naik
kepermukaan dengan sangat perlahan agar gas yang larut tidak berubah menjadi
gelembung.
Daya Apung
Hukum Archimedes berbunyi bahwa jika suatu benda masuk
ke dalam suatu cairan maka benda tersebut mendapat daya apung yang sebanding
dengan jumlah cairan yang dipindahkan.
Untuk mengetahui apakah suatu benda terapung atau
tidak maka kita harus mengetahui berat jenis (berat/volume) benda tersebut.
Jika berat jenis benda lebih kecil daripada air maka benda tersebut akan mengapung, begitu
pula sebaliknya.
Semakin padat suatu cairan maka semakin besar daya
apungnya karena memiliki berat jenis yang besar.
Hal ini berhubungan dengan air tawar dan air laut, dimana mempunyai kepadatan yang
berbeda. Air laut
lebih padat daripada air
tawar, sehingga penyelam-penyelam dan kapal-kapal mengapung lebih tinggi dari air laut daripada air tawar.
Daya apung (bouyancy) ada 3 macam yaitu:
- Daya apung positif (positive bouyancy) : bila
suatu benda mengapung.
- Daya apung negatif (negative bouyancy) : bila
suatu benda tenggelam.
- Daya apung netral (neutral bouyancy) : bila benda
dapat melayang.
Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di
dalam penyelaman. Selama bergerak dalam air dengan scuba, penyelam harus mempertahankan posisi
neutral bouyancy.
Tingkat daya apung setiap penyelam dipengaruhi
oleh beberapa faktor, berat alat-alat yang dipakai dapat menyebabkan penyelam
tenggelam. Silinder berisi udara tekan akan menjadi lebih terapung bila udara
dipakai hingga menjadikannya ringan. Pakaian selam (wet suit) yang terdiri dari sel-sel karet
busa berisi udara, bila kedalamannya bertambah, volume udara di dalam sel-sel
tersebut berkurang dengan demikian mengurangi daya apung. Rompi-rompi yang
dapat mengembang (Buoyancy Compensator's) dapat diisi udara untuk mendapat daya
apung positif. Bila penyelam menghirup nafas volume di dada akan meningkat,
yang cenderung membuatnya mengapung, sedang bila ia menghembuskan akan
cenderung tenggelam. Maka sering seorang penyelam menghembuskan nafasnya pada
saat meninggalkan permukaan untuk memanfaatkan pengaruh tersebut dan hal itu
membantunya untuk turun.
Dengan pengetahuan tersebut diatas, diaharapkan
seorang penyelam akan dapat menentukan daya apungnya sendiri sesuai kebutuhan
dan dapat memperkirakan peralatan selam
yang akan dipakainya, sehingga seorang penyelam akan mampu untuk mengatur daya
apungnya untuk kenyamanan serta keamanan penyelaman.
Suhu
Suhu air
yang berada di sekeliling penyelam menentukan kenyamanan dan lamanya penyelaman
secara maksimal. Hampir semua perairan lebih dingin dibandingkan suhu tubuh
manusia yang normal, karena itu seorang penyelam akan kehilangan panas tubuh
terhadap air. Pada
penyelaman saturasi, pemeliharaan suhu tubuh penyelam menjadi suatu kebutuhan
utama, suhu air akan
makin turun secara nyata bersamaan dengan bertambahnya kedalaman.
Perubahan suhu terbesar terjadi pada 10 meter pertama,
dikarenakan hilangnya sebagian besar panas matahari pada kedalaman yang lebih
dalam. Air yang
dingin dapat menyebabkan gangguan fisiologi seperti vertigo dan sakit kepala.
Untuk itu dibituhkan pakaian selam
sesuai kebutuhan.
Panas badan dapat hilang bila berada di dalam air melalui beberapa cara :
- Konduksi adalah transfer panas langsung dari
molekul ke molekul. Air mempunyai
kapasitas konduksi 25 kali dari pada udara. Jadi kecepatan hilangnya panas
di air 25 x
lebih cepat dari pada di udara.
- Konveksi adalah transfer panas dengan adanya
pergerakan arus air.
- Radiasi adalah transfer panas dengan cara
pancaran tanpa adanya zat perantara.
- Evaporasi keringat dari kulit dan keluarnya uap air dari paru
menyebabkan hilangnya panas dari badan secara signifikan.
Bila seoseorang menyelam sangat dalam dengan
menggunakan Helium-Oxygen (Heliox), hilangnya panas badan dapat menimbulkan
hypothermia klinis yang serius. Pada penyelaman sangat dalam dengan gas
campuran heliox, gas pernafasan ini dipanaskan untuk menghindari hypothermia.
Penglihatan dan Cahaya
Agar penyelam dapat bekerja dengan baik, maka harus
dilengkapi peralatan untuk melihat sejelas mungkin. Mata manusia memerlukan
sinar untuk melihat sesuatu. Apapun yang dilihat manusia adalah suatu gambaran
yang diciptakan oleh pantulan sinar dari benda yang sedang dilihat. Sinar di
dalam air
dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga dapat langsung mempengaruhi kemampuan
melihat seorang penyelam dan menginterpretasikan apa yang dilihatnya.
Faktor-faktor utama tsb adalah :
- Kekeruhan air.
- Diffusi : pemancaran sinar oleh molekul-molekul air dan partikel.
- Absorpsi : kemampuan untuk merubah warna dan
intensitas cahaya.
- Refraksi : pembelokan sinar yang masuk dari satu
media ke media yang lain.
- Refleksi : kembalinya sinar matahari ke atmosfer
yang mengenai permukaan air;
akan direfleksikan (dipantulkan) tergantung pada sudutnya pada saat
mengenai air.
Penglihatan dibawah air sangat buruk diakibatkan oleh
perbedaan-perbedaan dalam pembiasan sinar di bawah air. Masalah ini sebagian dapat diatasi dengan
pemakaian masker, dimana terdapat suatu lapisan udara antara mata dan air, meskipun memperbaiki
penglihatan di bawah air tetapi dapat
mengakibatkan kesan palsu akan jarak dan menjadikan benda-benda yang terlihat
jauh akan terlihat dekat (¡¾ 3/4nya) dan yang kecil akan terlihat lebih besar
(¡¾ 1,5 kalinya). Udara mempunyai indeks bias 1, kaca masker berindeks
bias 1,5-1,8, sedangkan air
berindeks bias 1,33.
Lensa yang dapat memperbaiki penglihatan (corrective
lens) dapat dipasang pada mask untuk mereka yang memakai kacamata. Pemakaian
lensa kontak (contact lens) di bawah air telah berhasil baik untuk digunakan pada face mask
maupun pemakaian langsung.
Ketajaman penglihatan di bawah air rendah disebabkan
penyebaran cahaya yang membentuk bayang-bayang dari benda halus yang mengambang
di dalam air. Di
bawah air juga
berpengaruh terhadap warna dimana tidak tampak sama dengan permukaan. Hal ini
disebabkan adanya penyerapan (absorpsi) terhadap panjang gelombang warna yang
tidak sama besar.
Sinar matahari tidak dapat menembus lebih dari 1650
ft, meskipun di air yang sangat jernih.
Di udara, kecepatan sinar adalah 186.000 mil/detik, di dalam air kecepatan berkurang menjadi
135 mil/detik. Pada kedalaman, sinar matahari merupakan kombinasi warna-warna
merah, orange, kuning, hijau, biru, dan ungu akan terlihat sebagai warna biru
tua. Karena penyerapan tersebut dapat berpengaruh terhadap warna benda di dalam
air.
Suara
Suara dibawah air sangat dipengaruhi oleh penghantarannya oleh media
cairan. Kecepatan suara di bawah air
lebih cepat 4 kali daripada udara, tapi akan lebih cepat kehilangan energinya
bila dipancarkan ke dalam air.
Suara di udara akan cepat kehilangan energinya bila dipancarkan ke dalam air, dengan demikian di dalam
air akan sukar
mendengarkan suara yang dibuat di udara dekat permukaan air.
Telinga manusia diciptakan untuk melokalisir arah
suara diudara. Pendengaran penyelam di bawah air akan berkurang akibat pengaruh air terhadap gendang telinga,
sehingga sulit bagi penyelam untuk melokalisir arah suara di dalam air. Di bawah air suara akan dihantarkan ke
organ pendengaran lebih baik melalui tulang kepala daripada gendang
telinga.
Memakai penutup kepala akan lebih mengurangi ambang
pendengaran, akanlah sukar bagi penyelam melokalisir arah suara di dalam air.
Kecepatan suara di udara adalah 1100 ft/detik
sedangkan di dalam air
rata-rata 4900 ft/detik. Suara yang dihasilkan oleh pemukulan tabung baja scuba
dengan benda logam (misalnya dengan pisau selam)
dapat didengar pada jarak yang cukup jauh oleh penyelam lain.
Kesimpulan
Dengan mempelajari fisika yang berhubungan dengan
penyelaman diharapkan penyelam dapat mengetahui cara mengatasi bahaya-bahaya
yang mungkin timbul karena penyelaman terhadap fisiologi manusia. Diantaranya
seorang penyelam akan melakukan ekualisasi saat masuk di kedalaman air, tidak menahan napas selama naik ke
permukaan dan selalu melaksanakan peyelaman tanpa dekompresi (bila diperlukan
pelajari tabel selam),
serta dapat melaksanakan penyelaman dengan aman dan nyaman.
3.2 Aspek kimia
a. Karbon dioksida
Karbonioksida
memegan peranan penting sebagai unsur pertan yang mempu berasimilasi. Baik
tumbu – tumbuhan renik dan beberapa planton maupun tumbuhan tingkat tinggi. Biasanya
lapisan air yang paling bawah mempunyai kadar CO2 karena di tenpat ini banyak
terjadi penguraian (dekomposisi).
Karbondioksida dalam air berada dalam bentuk karbonan dalam bentuk bebas.
Karbondioksida dalam air berada dalam bentuk karbonan dalam bentuk bebas.
b.
pH (Puissance negative de H)
pH yaitu logaridma negative dari keprkatan ion H yang
terlepas dalam suatu larutang / cairan. Menurut Tubbut (1992) menyatakan bahwa
pH yang menggambarkan konsentrasi yang hydrogen. Semakin tinggi nilai pH
semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar karbiondioksida
bebas pH yang mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Untuk meninkatkan pH
suatu perairan kita bisa melakukan pengapuran.
3.3 Aspek biologi.
Warna air di dalam kolam sangat menentukan jenis Pakan
alami apa yang tumbuh di dalam perairan. Warna air yang menentukan jenis
phytoplankton atau Zooplankton yang tumbuh dudalam Perairan. Zooplanton yaitu organisme
renikØ yang
menyerupai hewan yang gerakannya tidak di pengaruhi oleh pergerakan air
Zooplanton di gunakan sebagai sember makanan bagi Benih maupun larva. Phyplankton
yaiu organisme renik yang menyerupaiØ tumbuhan
yang bergeraknya di pengaruhi oleh pergerakan air Zooplanton di gunakan sebagai
sember makanan bagi Benih maupun larva.
Rumus kimia air
dalam lingkungan laboratorium adalah H2O. Tetapi kenyataannya di
alam, rumus tersebut menjadi H2O + X, dimana X berbentuk karakteristika bilogik
(bersifat hidup) ataupun berbentuk karakteristika non biologic (bersifat mati).
Pengotor yang ada dalam air yang akan diolah sebelum digunakan dalam industri
dapat bermacam – macam diantaranya adalah kekruhan (turbidity).
Kekeruhan
adalah Ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur keadaan
air baku dengan skala NTU (nephelo metrix turbidity unit) atau JTU (jackson
turbidity unit) atau FTU (formazin turbidity unit), kekeruhan ini disebabkan
oleh adanya benda tercampur atau benda koloid di dalam air. Hal ini
membuat perbedaan nyata dari segi estetika maupun dari segi kualitas air itu
sendiri.
Koloid berasal dari kata “colla”
(Yunani) artinya Lengket/lem, karena nampak seperti lapisan film atau dalam
bentuk gelatin. Partikel – partikel koloid umumya berasal dari kwarsa (pasir),
tanah liat, sisa tanaman, ganggang, zat organik dan lain-lain
Zat organik adalah zat yang pada
umumnya merupakan bagian dari binatang atau tumbuh tumbuhan dengan komponen
utamanya adalah karbon, protein, dan lemak lipid. Zat organik ini mudah sekali
mengalami pembusukan oleh bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut. Beberapa
sifat koloid yang penting :
- Besarnya partikel
Partikel koloid
mempunyai diameter antara 1 – 100 µm tidak dapat dilihat dalam mikroskop.
Partikel disper kasar lebih besar dari 100 µm dan partikel larutan sejati lebih
kecil dari 1 µm.
- Penyaringan
Partikel koloid tidak dapat disaring
dengan kertas saring biasa akan tetapi dapat ditahan oleh penyaring ultra.
Disper kasar dapat disaring dengan kertas saring biasa.
- Diffusi
Karena besarnya
partikel koloid dan dispers kasar, zat ini sukar berdiffusi, jadi berbeda
dengan larutan sejati. Dari kecepatan diffusi koloid partikel, temperatur,
viskositas medium, dan bilangan Avogadro, Einstein dapat memperoleh rumus untuk
menentukan besarnya partkel – partikel koloid.
Partikel –
partikel koloid berkehendak mengendap akibat dari gravitasi. Kehendak untuk
mengendap ini ditentang oleh diffuse. Pada saat kesetimbangan akan didapatkan,
bahwa pada bagian bawah konsentrasi partikel koloid lebih besar. Dari kecepatan
pengendapan atau sedimentasi, dapat ditentukan besar dan massa dari partikel
koloid. Kecepatan pengendapan dapat diperbesar dengan
memperbesar gaya gravitasi.
- Rupa
Larutan koloid biasanya keruh dan
menyerakkan sinar yang mengenai larutan tersebut. Gejala ini disebut dengan
efek Tyndall. Bila seberkas sinar dilewatkan larutan koloid, sebagian sinar
diserakkan dan sebagian diteruskan Sinar yang terserak disebabkan oleh adanya
partikel – partikel koloid yang nampak sebagai butiran – butiran yang bercahaya
didasar yang gelap.
Butiran ini selalu bergerak dengan
jalan yang zig – zag yang disebut dengan gerak Brown. Gerakan ini disebabkan
oleh tumbukan molekul – molekul pelarut kepada partikel – partikel koloid.
Walaupun tumbukan ini lenting sempurna, artinya tenaga kinetic molekul pelarut
dan partikel koloid sama, tetapi karena partikel koloid diameternya lebih
besar, maka gerakannya lebih lambat daripada molekul pelarut.
- Luas Permukaan
Partikel –
partikel koloid mempunyai luas permukaan yang sangat besar, bila dibandingkan
dengan partikel dari dispers kasar dengan massa yang sama. Atas dasar ini
larutan koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
- Muatan Listrik
Partikel –
partikel koloid mempunyai muatan listrik akibat penyerapan ion – ion dalam
larutan. Muatan partikel ini dapat positif atau negatif. Muatan listrik partkel
dapat disebabkan oleh dua hal :
- Ionisasi dari partikel koloidnya sendiri
- Adsorpsi selektif ion – ion
dalam larutan oleh partikel koloid
Adsorpsi
selektif dari ion – ion dalam larutan oleh partikel koloid menyebabkan
terjadinya lapisan listrik rangkap, partikel koloid menyerap ion positif, ion –
ion ini kemudian menyerap ion negative, tetapi jumlah – jumlahnya yang diserap
lebih sedikit dari ion positif yang ada.
Disini terjadi
lapisan listrik rangkap, yang berkedudukan tetap. Antara permukaan partikel
koloid dan larutan terjadi beda potensial, yang disebut potensial
elektrokinetik atau tegangan zeta. Ion – ion positif dan negatif diluar lapisan
listrik rangkap dapat bergerak bebas didalam larutan.
Partikel Koloid
|
Cairan
|
Lapisan Listrik Rangkap
|
Partikel
- partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik yang bermuatan negative
akan bergerak ke anode dan yang bermuatan positif akan bergerak ke katode.
Gerakan partikel koloid akibat adanya medan listrik disebut forese
atau elektroforese
Bila pada
pemakaian medan listrik partikel – partikel koloid ditahan tetap pada
tempatnya, maka pelarut akan bergerak kearah lawan dari gerakan partikel dalam
elektroforese, peristiwa ini disebut dengan elektro osmose. Stabilitas partikel
– partikel koloid terutam disebabkan karena partikel – partikel ini bermuaatan
listrik sama, muatan yang sama saling tolak menolak, hingga mencegah koagulasi
atau flokulasi. Bila muatan listrik ini dihilangkan dengan cara tertentu, maka
partikel koloid akan bergabung dan kemudian mengendap.
Partikel koloid
dapat diendapkan dengan penambahan koloid lain yang muatannya sama atau umumnya
dengan penambahan ion – ion dari elektrolit. Ion – ion yang berfungsi ialah ion
yang bermuatan lawan, disamping itu makin besar muatan ion makin besar daya pengendapannya.
Koloid dapat
bersifat Hidrofobik bila tidak menarik air atau bersifat Hidrofil bila partikel
– partkelnya menarik air. Koloid hidrofobik kadang – kadang dapat dapat
distabilkan dengan penambahan koloid hidrofil, koloid hidrofil demikian disebut
koloid pelindung Akibat dari hal ini, koloid hidrofobik
menjadi lebih tahan terhadap pengaruh elektrolit, artinya lebih sukar
mengendap.
Koloid yang berasal dari anion
organik besar (asam humus / humat, detergen, dan lain – lain yang bergugus asam
di beberapa di tiap partikel) umumnya dapat mengakibatkan Fouling /
Clogging atau penyumbatan dalam membran filter. Ion – ion ini akan bergerak ke membran, tinggal di loka elektropositifnya.
Karena melekat, ia merusak daya hantar setempat.
Fouling juga
dapat berbiang koloid yang bermuatan permukaan (jadi turut bergerak ke
membran), membentuk “lendir “. Besi koloid paling sering mengganggu membran
kation, membentuk film inert pada membran, sukar berdifusi, merusak jenjangan
konsentrasi.
Bila bahan
Foulingnya polielektrolit (beberapa gugus bermuatan tiap partikelnya), sebagian
muatan tertaut ke membran, lainnya tetap bebas. Akibatnya gugus – gugus
elektronegatif itu justru membentuk lapisan selektif didepan membran
sehingga sulit untuk berdifusi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Hasil yang kami dapatkan dariØ materi bahwa dari ketiga aspek tersebut menyankut kekeruhan karena kekeruhan sangat di pengaruhi oleh ketiga aspek tersebut yaitu Aspek Fisika ,Aspek kimia, Aspek Biologi.
Dari ketiga aspek tersebut yangØ palin mempegaruhi adalah Aspek biologis yaitu zooplankton dan phytoplankton.
4.2 Saran
jika melakukan budidaya ikan sebaiknyaØ di perhatikan kualitas air sebelum melakukan penebaran benih ikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hefni Effendi,2007, Telaa kualitas air ; KanisiusØ 2003, yokyakara.
Ir syaamsudin Adang Rifai, ir Komar PertagunawanØ ,1982 Biologi perikanan .tidak diperjual belikan, milik Depertemen pendidikan dan kebudayaan 1982.
Benefield, Lary D., Joseph F.,Ø& Barron L. Weand. 1982. Process Chemistry for Water and Wastewater Treatment, Prentice-Hall, Inc. Englewood, new Jersey. 510 pp.
Ø Boyd, C.E. 1979. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Agriculture Experiment Station, Auburn, Alabama. 359 pp.
Hefni Effendi,2007, Telaa kualitas air ; KanisiusØ 2003, yokyakara.
Ir syaamsudin Adang Rifai, ir Komar PertagunawanØ ,1982 Biologi perikanan .tidak diperjual belikan, milik Depertemen pendidikan dan kebudayaan 1982.
Benefield, Lary D., Joseph F.,Ø& Barron L. Weand. 1982. Process Chemistry for Water and Wastewater Treatment, Prentice-Hall, Inc. Englewood, new Jersey. 510 pp.
Ø Boyd, C.E. 1979. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Agriculture Experiment Station, Auburn, Alabama. 359 pp.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar