Titrasi Asam Basa
Apr 7, 2008 by indigoMorie
Titrasi
merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat
lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh
bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi
redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri
untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya
diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam
“buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.
Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam
basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam
basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant
ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (
artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan
ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik
ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume
titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data
volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar
titrant.
Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara
umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH
meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat
plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik
tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai
indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi
dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi,
pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya
cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat
tambahan, dan sangat praktis.
Indikator yang
dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya
dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan
umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh
ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan
titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat
dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Keadaan dimana
titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut
sebagai “titik akhir titrasi”.
Rumus Umum Titrasi
Normalitas
diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada
asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan :
N = Normalitas
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion
H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
Larutan standar merupakan istilah kimia yang menunjukkan
bahwa suatu larutan telah diketahui konsentrasinya.
Analisis volumetri merupakan teknik penetapan jumlah sampel
melalui perhitungan volume. Sehingga dalam teknik alat pengukur volume menjadi
bagian terpenting, dalam hal ini buret adalah alat pengukur volume yang
dipergunakan dalam analisis volumetric.
Penetapan sampel dengan analisa volumetri didasari pada
hubungan stoikiometri sederhana dari reaksi-reaksi kimia, seperti dibawah ini
cara ini sering disebut juga dengan titrasi.
Pereaksi disebut juga dengan titran. Posisi titran atau
larutan standar ada didalam buret, yang selanjutnya kita tambahkan sedikit demi
sedikit ke dalam larutan analit (A) yang ada dalam Erlenmeyer, dengan cara
membuka kran yang ada dalam buret.
Indikator adalah suatu senyawa organik kompleks merupakan
pasangan asam basa konyugasi dalam konsentrasi yang kecil indikator tidak akan
mempengaruhi pH larutan. Indikator memiliki dua warna yang berbeda ketika dalam
bentuk asam dan dalam bentuk basanya. Perubahan warna ini yang sangat
bermanfaat, sehingga dapat dipergunakan sebagai indicator pH dalam titrasi.
Pada saat perubahan warna, maka telah terjadi reaksi sempurna
antara analit dengan pereaksi dan pada kondisi ini terjadi kesetaraan jumlah
molekul zat yang bereaksi sesua dengan persamaan reaksinya. Dari percobaan
seperti ini kita dapat informasi awal, yaitu konsentrasi dan volume dari pereaksi
atau larutan standar.
Analisis volumetri ini sering diistilah dengan titrimetri
dengan satu dasar yaitu penetapan sebuah sampel merujuk pada jumlah volume
titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalensi. Istilah ini untuk
menghindari kerancuan, mengingat pengukuran volume tidak hanya terjadi pada
reaksi dalam bentuk larutan, namun juga untuk reaksi-reaksi yang menghasilkan
dimana titrasi tidak dilakukan.
Zat yang bersifat asam
basa banyak terdapat dalam kehidupan sehari hari Asam sitrat, vitamin C tidak
lain dari asam askorbat, asam asetat, yaitu cuka, asam karbonat dapat
memberikan rasa segar dalam minuman ringan, asam sulfat untuk Akumulator.
Contoh basa : Amoniak untuk
pelarut desinfektan. Soda api (natrium hidroksida) untuk membersihkan saluran
bak cuci, alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida untuk obat nyeri
lambung.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar